Past 11 PM - KiyoSoph

Waktu yang tepat untukmenjadi satu, bukan?

By Healerellik

"Aku pulang ..."

Suara bel dan pintu yang terbuka terdengar kala Kashuu melongokkan kepalanya. Alisnya mengeryit begitu mendapati ruang tengah gelap. Hanya ada satu dua lampu yang memang sudah diatur menyala otomatis jika sudah waktunya. Maka Kashuu melirik jam tangan di pergelangannya. Pukul 11 malam lewat.

"Eh? Tapi Sophie tidak memberitahuku kalau dia akan lembur," gumam Kashuu. Dia kemudian mengingat percakapan mereka di telepon sore tadi. Kashuu ingat dia memberitahukan jadwal kepulangannya dari tur kali ini, tapi dia tidak ingat perihal Sophie membicarakan kegiatannya. Jadi dia pikir kalau sang istri akan pulang seperti biasa; sebelum makan malam.

Meletakkan kantung oleh-oleh yang penuh di kedua tangannya pada sofa terdekat, Kashuu kemudian memutuskan untuk langsung mengecek kamar mereka. Ada sesuatu yang tidak beres dari kondisi rumah saat ini.

"Mungkin aku harus menel—Sophie?"

Manik merah Kashuu mengerjap cepat melihat ada gundukan panjang di balik selimut mereka. Badannya sempat meremang—teringat dengan cerita seram yang diberitahu oleh Yasusada di perjalanan pulang—, sebelum mengembuskan napas panjang melihat kepala hitam yang menyembul berbalik sebentar menatap dirinya.

"Sophie? Kau sedang tidak enak badan kah makanya tidak menyambutku tadi?" Mengambil tempat di samping ranjang, Kashuu pun mengelus pelan kepala sang istri. 'Tidak panas,' gumamnya kala jemarinya sempatkan diri menyentuh kening Sophie.

"Mhhmmm ...."

Hanya ada gumaman tidak jelas yang menjadi jawaban pertanyaan tersebut setelah jeda panjang tersebut. Maka Kashuu pun menunduk, kecup singkat samping kepala Sophie. "Kalau begitu, aku mandi sebentar ya? Setelah itu aku bakalan dengar semuanya," ucapnya lembut seraya bangkit dari kasur.

*****

Kashuu mengulum senyum begitu dia keluar dari kamar mandi dan mendapati Sophie sudah duduk di atas kasur seraya memainkan jemari. Benar dugaannya, sang istri tengah membutuhkan tempat bercerita. Maka dia pun dengan cepat mempersiapkan dirinya, tak lupa juga mengatur AC agar suasana menjadi lebih hangat di waktu yang akan memasuki pergantian hari ini.

"Hei, tahu tidak? Di lokasi tur hari ini ternyata menjual camilan kesukaanmu. Nanti kita makan bareng ya? Aku buatkan minuman kesukaanmu juga," ucap Kashuu setelah memposisikan diri di samping Sophie. Wanita bak boneka itu hanya mengangguk kecil dan tersenyum lemah.

'Ah, apa aku salah bicara ya?' Kashuu menggaruk tengkuknya yang jelas tidak gatal. Udara di sekitar mereka seketika canggung karena respon tersebut. Buat Kashuu mengembuskan napas.

"Sophie, lebih baik kau—waa!"

Kashuu langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Sophie kala wanita itu menghamburkan diri begitu saja ke arahnya, alhasil keduanya segera terjatuh ke belakang. Butuh beberapa detik untuk Kashuu mencerna semuanya, sebelum bisikan Sophie terdengar.

"Aku ... kangen," Sophie mencebikkan bibir kala dirinya melihat Kashuu yang masih kaget, "bisa-bisanya kau pergi lebih cepat dari jadwal keberangkatanmu yang aku tahu. Padahal aku sudah merencanakan shopping date untuk mencari keperluanmu selama tur di waktu itu."

Kashuu akhirnya tertawa kecil kala otaknya berhasil memproses itu. Ternyata wanitanya tengah dirundung rindu.

"I'm sorry, Honey. Ada perubahan jadwal yang sangat mendadak. Kukira manajerku sudah melaporkannya padamu makanya kami segera berangkat hari itu," Kashuu pun menjawil pelan pipi Sophie yang masih merajuk di atasnya, "jadi karena itu kau bersikap ketus selama aku telepon kemarin?"

"Sudah kubilang aku tidak tahu apa-apa," celetuk Sophie, masih dengan nada kesal. Kashuu terkekeh untuk kali ke sekian, lantas jemarinya yang sedari tadi mengelus kepala Sophie memberikan tekanan. Buat bilah bibir mereka saling mengecap singkat.

"I really am sorry. Kupastikan akan recheck masalah jadwalku ke depannya, okay?" Kashuu tersenyum simpul melihat semburat kemerahan yang muncul di wajah Sophie. Dia pun mengaduh kecil begitu Sophie memukul dadanya pelan.

"Curang," gumam si wanita sebelum sembunyikan wajahnya di dada si lelaki. Melihat gestur tersebut, Kashuu pun mengeratkan pelukannya pada Sophie, sebelum mengubah posisi mereka menjadi bersisian.

"Jadi? Apakah aku dimaafkan?" Anggukan di dadanya membuat Kashuu merasa lega. Di kedalaman sana dia berharap momen salah paham seperti ini tidak akan terulang.

Pelukan di pinggang dan punggung satu sama lain saling mereka eratkan. Tanpa bicara lagi, keduanya sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan. Bertahan di posisi demikian hingga pagi menjelang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top