Papillon - LuciRhe

seperti dua insan kupu-kupu yang saling jatuh cinta. Tatapan Lucien, tidak berpaling

sedikitpun dari Rhea.

__※※※__
by AisakiRora

Tidak peduli seberapa banyak larangan yang tertulis pada peraturan, Lucien akan melakukan apapun untuk gadis kesayangannya, Rhea. Karena perbedaan kubu yang dimiliki kedua pasangan itu, cukup membuat celah untuk pergerakan Lucien terhadap Rhea. Namun, Lucien tidak akan berhenti begitu saja. Walaupun badai telah berlalu, angin topan memporak-porandakan kota. Prioritas utama sang pemuda tentu saja adalah Rhea.

Seperti sekarang. Ketika Lucien memasukan sebuah cincin ke jari manis Rhea. Cincin perak dengan motif kupu-kupu kecil berwarna coklat--seiras dengan warna mata Rhea. Bahkan, kupu-kupu tersebut terlihat asli, pikir Rhea.

Sang gadis terdiam, ia terkejut dengan apa yang Lucien lakukan padanya. Setelah Lucien selesai dengan aktivitas yang ia lakukan, ia tersenyum seraya menatap wajah Rhea yang sudah terdapat bercak merah karena malu.

"Aku melamarmu, Rhea. Cincin ini adalah tanda jika kamu hanyalah milikku seorang," ucap Lucien kepada Rhea dengan senyum yang sama.

"Tetapi, Lucien belum bertanya padaku sebelumnya? Kenapa kamu mendadak melamarku begini?" tanya Rhea, penuh pertanyaan yang ingin ia lontarkan. Ia tahu bahwa ia menjalin hubungan dengan Lucien tidak bisa dibilang sebentar. Tetapi Lucien yang melamar dirinya tanpa memberi tanda, cukup membuat Rhea bagaikan jatuh dari langit.

Kemudian Lucien tertawa. Ia meraih salah satu tangan, mengelus puncak kepala Rhea dengan perlahan. Ia bisa merasakan lembutnya rambut sang gadis. "Karena aku tahu jawaban yang akan kudapatkan. Kamu tidak mungkin menolakku, jadi langsung kupasangkan saja di jari manismu, Rhea," jelas Lucien. Lantas, sang pemuda menarik kembali tangannya.

"Kenapa kamu sangat percaya diri sekali jika aku akan menerimamu?"

"Jika kamu menolakku, ekspresimu tidak akan senang sekarang. Aku tahu, kamu sedang menahan rasa senangmu." Lagi-lagi, Lucien tertawa. Rhea yang duduk di samping Lucien, ikut tersenyum. Justru, Rhea ikut tertawa. Karena mereka ingin berbagi tawa. Lalu, tidak sampai semenit, tawaan itu terhenti. Digantikan Lucien yang mendekatkan diri ke arah Rhea. Memeluk tubuh sang gadis dengan erat. Sedangkan Rhea membalas pelukan Lucien.

"Aku tidak ingin berpisah denganmu," bisik Lucien dekat dengan telinga Rhea, membuat Rhea sedikit geli sekaligus merasa malu. "Hei, bukankah aku selalu menemuimu setiap ada kesempatan?"

"Aku tahu. Tetapi, bukan itu yang kuminta."

"Jadi?"

Lucien terdiam sejenak. Ia semakin mempererat pelukannya dengan Rhea. Sang gadis pun bisa mendengarkan detak jantung Lucien serta napas sang pemuda yang teratur karena sunyi melanda mereka. Terdengar suara jarum jam yang terus berputar di apartemen Rhea. Sinar rembulan yang memasuki celah-celah apartemen Rhea menjadi saksi malam itu. Sekaligus, kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut Rhea.

Lucien mengeembuskan nafas perlahan, lantas ia membuka suara, "bagaimana jika kita menikah tanpa seorang pun tahu?"

Karena Lucien sudah muak dengan kebusukan dunia yang ada selama ini. Selalu membuat ia jauh dari Rhea.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top