Obsesi - SenAi
Dulu ia tidak terlalu mempedulikannya, tetapi sekarang ia ingin semua hal itu untuk dirinya sendiri.
By holwest
Di dalam ruangan lab miliknya, Senku duduk terdiam di kursinya. Hanya ada keheningan dengan lampu redup yang sengaja ia nyalakan. Suasana yang sedikit remang membuat Senku lebih memfokuskan indra perasa untuk melihat hal-hal detail kecil yang selalu ia remehkan.
Sebuah getaran dari ponsel yang terbaring di ujung sudut meja membuat perhatian Senku teralihkan dengan cepat. Tangannya segera terulur untuk mengecek notifikasi yang muncul, buble pop-up muncul dengan nama "EtOH-XX" di atasnya.
Di sana bertuliskan, 'Senku, malam ini kau pulang lebih cepat atau tidak? Ayahmu, Byakuya-san, ingin berbicara di rumah. Segera kabari aku jika kau membacanya.'
Memandangi nama pemilik pesan yang tertera membuat Senku tertarik melihatnya, biasanya ia akan acuh dengan ponselnya apalagi saat dirinya fokus dengan eksperimen. Namun kali ini berbeda, setiap mendapat pesan darinya pasti ia akan membalasnya segera. Senku secara samar mengetahui bahwa hidupnya mulai berbeda sejak kedatangannya.
Jemarinya mulai mengetuk layar ponsel secara cepat, 'Aku akan pulang cepat, jadi tunggu aku akan segera pulang.' Lalu mengirimnya.
Prioritasnya secara pelan berganti, yang awalnya rasa penasaran akan eksperimen menjadi pertama. Menjadi wanita itu, atau mungkin bisa Senku sebut setara? Yah yang manapun itu Senku tidak bisa menerapkan logika pada yang namanya perasaan.
Senku ingin menjadi rakus, sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang ia selalu serap. Seluruh hal tentang wanita itu ingin ia pelajari, ingin ia jadikan miliknya sendiri. Mungkin bisa dibilang keterlaluan jika ia mengurungnya untuk dirinya sendiri.
Senku ingin wanita itu hanya menatapnya, ingin semua perhatian yang wanita itu berikan hanya padanya. Tidak ada lelaki lain. Dengan perlahan juga Senku menjadi sensitif bila terkait wanita itu.
Bangkit dari posisi duduknya Senku mengantongi ponsel ke saku jas labnya. Di dalam sakunya juga ada kantong jimat yang diberikan wanita itu padanya. Mengambilnya perlahan Senku menelusuri setiap pola dari jimatnya, tersenyum kecil Senku menikmati jalan keluar lab dengan jimat ditangannya.
"Aku harus segera pulang, Ainawa pasti sedang menunggu," gumamnya kecil.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top