Lines - KiyoSoph
Semua titik itu akanmenjadi sesuatu yang indah jika dihubungkan satu sama lain.
By Healerellik
Dahi Kashuu mengeryit berulang kali, seiring dengan dirinya yang membuka-tutup lembaran di tangan. Sesekali matanya terpejam, coba rapalkan lirik yang dia ingat. Tidak lupa juga untuk mencocokkannya dengan alunan nada yang mengalun dari ponsel di atas meja.
Sudah tiga puluh menit berlalu sejak makan malam berakhir. Kashuu bilang dia mau menghafal lirik lagu yang akan dirilis pada bulan mendatang. Sophie yang masih memakan kudapan hanya mengangguk singkat. Walau tidak lama setelah itu si puan pun menyusul ke ruangan khusus di sebelah kamar mereka.
Lalu selama tiga puluh menit itu pula Kashuu mencoba untuk fokus sepenuhnya pada lembaran di tangan. Sayangnya eksistensi Sophie yang begitu tenang seraya mencoret-coret sesuatu di atas meja membuatnya terdistraksi. Rasanya dia ingin melupakan sekian bait lirik tersebut lantas memeluk Sophie dan tidur di pangkuannya. Namun, mengingat sang istri yang akan memasuki mode kerja jika dia sudah menyebutkan sesuatu yang berkaitan, rasanya mustahil dia akan mendapatkan apa yang dia mau.
"Baiklah, ayo fokus. Setidaknya malam ini aku harus bisa menghapal setengahnya," ujar Kashuu seraya menepuk-nepuk pipi.
Maka dia kembali pada lembaran kertas tersebut. Dia membacanya beberapa kali, kemudian merapalkannya bersama suara instrumen yang terus diputar ulang. Demi performa yang lebih baik, Kashuu juga mencoba untuk melakukan koreografi yang sudah dia ingat.
Namun, lagi-lagi fokusnya berantakan begitu dia sadar bahwa Sophie terus menerus meliriknya. Mengembuskan napas, Kashuu pun memutuskan untuk mendekat.
"Sophie, apa ada—"
"Diam di tempat!"
Tentu saja manik merah Kashuu melebar. Tak pernah Sophie menaikkan suara kepadanya, bahkan di tempat kerja sekali pun. Jadi sekarang, mengapa? Apakah dia ada berbuat salah?
"Sophie—"
"Sudah kubilang diam di tempat. Jangan bergerak."
"Ah, okay ...."
Mengalah, maka Kashuu pun kembali ke sofa. Biarpun demikian, dia tidak kembali pada kegiatan sebelumnya. Hal yang dia lakukan saat ini adalah memasang atensi penuh pada Sophie yang masih berkutat dengan sesuatu di meja sana. Sesekali tatapan mereka bertemu. Tatapan yang begitu fokus tersebut membuat Kashuu memikirkan sekian dugaan atas apa yang sebenarnya terjadi.
'Apa mungkin—' Lamunan Kashuu terputus begitu Sophie meletakkan pensilnya di atas meja.
"Sudah selesai," perempuan itu menepuk tangannya sekali, "sekarang kau sudah boleh bergerak, Kashuu!"
Melihat sifat ceria yang hanya ditunjukkan kepadanya kembali, membuat Kashuu menghela napas lega. Prasangka negatifnya seketika menghilang. Dia pun bangkit, mendekati Sophie yang memasang senyum tipis. Seolah menantikannya mendekat.
"Memangnya apa yang kau lakukan?" tanyanya penasaran. Baru ketika dia mengambil tempat di belakang sang istri—sekaligus untuk memeluknya—, secercah binar segera memenuhi manik mata Kashuu kala melihat apa yang ada di atas meja.
"Itu ... aku?"
"Iyalah. Memangnya siapa lagi yang menghafal lirik dengan ekspresi yang begitu kentara selain dirimu?"
Kashuu tertawa kecil, sebelum tatapannya kembali ke arah semula. Di atas meja, ada sketsa kasar dirinya yang duduk dengan menyilangkan kaki dan memegang lembaran lirik. Walau belum rapi, tapi ekspresinya yang mengerutkan dahi begitu kentara. Pantas Sophie memintanya untuk diam di posisinya itu.
"Wah, tidak kusangka aku akan menjadi Rose untuk Jack-ku yang manis ini." Kashuu mengecup puncak kepala Sophie, sebelum menempelkan pipinya di sana. Pelukan pun dia eratkan saking merasa gemas dengan kelakukan istrinya. Sementara Sophie yang dipeluk sudah bersemu merah.
"Semangat buat latihannya, Kashuu."
"Tentu ...," satu kecupan singkatdidaratkan kembali, "dan terima kasih untuk gambarnya, Sophie."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top