Liar - KiyoSoph
Sebuahkebohongan yang sengaja disimpan rapat rapat.
Gadis bersurai kelam itu tersenyum lebar, kedua tangan menjulur menggapai lengan sang kekasih. "Shuu, berjanjilah kau tak akan pergi. Berjanjilah kau akan selalu berada di sisiku."
Pemuda itu tersenyum dengan penuh arti, "aku berjanji."
Kedua pasang dara itu melanjutkan perjalanan menuju euforia, tak ada yang peduli dengan ucapan insan bermulut kotor yang selalu saja memperhatikan kedua pemuda-pemudi itu dengan tatapan dengki berhati kelam yang ingin sekali memisahkan keduanya.
Kashuu membelai surai lembut sang kekasih dengan penuh kasih sayang, "Sophie, jika— jika saja terjadi sesuatu denganku, apa kau akan tetap bersama dengan diriku?"
"Apa maksudmu, Shuu? Tentu saja! Di mana pun kau berada, aku akan tetap bersama denganmu."
"Kalau begitu jika aku sudah pergi dari dunia ini? Apa kau akan tetap bersama denganku?" Tubuh mungil Sophie sedikit terperanjat, batin terkejut atas ucapan yang keluar dari bibir Kashuu.
"Shuu! Hentikan omong kosong itu! Apa yang terjadi? Katakan padaku?"
"Tidak, tidak terjadi apa-apa. Aku hanya bertanya. Tenang, Sayang. Kau tak perlu panik begitu."
Gadis itu menghela napas kasar, "awas saja."
**
"Sophie!! Hadiah untukmu." Sebuket bunga edelweis dijadikan hadiah untuk gadis kesayangan. "Shuu, kau tak perlu repot repot."
"Ini tidak merepotkan. Lagi pula aku terlalu sering meninggalkanmu." Sosok adonis itu bermuram durja kala ia menyadari bahwa diri terlalu sering meninggalkan kekasih untuk pergi tur di berbagai belahan dunia. "Hahaha, Shuu ... Aku tak masalah. Lagipula pekerjaanmu adalah passion bagimu. Aku masih bisa ikut berkeliling bersamamu, bukan?"
"Benar... tapi aku hanya takut—"
Raut wajah ayu itu terlihat kebingungan, "takut? Untuk apa takut?"
"Tidak, bukan apa-apa." Kashuu tersenyum lebar.
**
"Lagi?"
"Lagi? Ini berbeda. Aku menambahkan coklat sebagai hadiah."
"Ya dengan bunga edelweiss," ucap sang gadis.
"Kau tak menyukai bunga edelweis?"
"Tidak, tidak. Aku menyukai semua apa yang kau berikan padaku, Shuu."
"Baguslah kalau begitu. Aku hanya berharap aku bisa menghabiskan waktu bersama dirimu sepanjang hidupku."
"Janji?" Sophie memberikan jari kelingking pada sosok adonis itu. "Tentu!"
**
"Bohong."
Gadis berusai kelam itu tenggelam dalam lautan tangis kala sepucuk surat yang tergeletak tak jauh darinya terbuka, menampilkan tulisan tangan sang kekasih.
"Kenapa? Kenapa tidak bilang?"
Sebuah pigura ia dekap erat-erat, hati begitu hancur saat tahu bahwa selama ini sang kekasih, Kashuu, menjadi target ujaran kebencian- tidak, kenapa ia tak tahu bahwa Kashuu mendapatkan ancaman atas keselamatannya?
Benar. Memang benar adanya Kashuu tak pernah bercerita, tapi semua ini bukan salah sang pemuda. Sang gadis terus menerus menyalahkan diri. Ia sebagai seorang kekasih tak bisa memahami lagat dari Kashuu sendiri terlalu sibuk dengan agensi yang ia jalani.
'Maaf, aku tak ingin gadis kesayanganku dalam bahaya.'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top