Kisah Unik Untuk Berdua - SamaRain
Sinopsis:
Rain penasaran dengan alasan dibalik badmood-nya Samatoki. Oh dan ternyata bukan hal berbahaya, malah hal kecil. Tapi ternyata, keduanya cukup kewalahan saat menghadapinya. Kisah lucu dan unik yang pernah mereka punya.
...
By Shiina
Suatu hari Samatoki terlihat berbeda, tidak menghabiskan waktu bersama yang terkasih. Kekasihnya pun, Rain, mulai curiga, seperti kekasihnya itu menyembunyikan sesuatu. Tapi, apa ya? Bukan kah keduanya selalu saling terbuka? Aneh. Biarkan waktu menjawab semua pertanyaan itu. Rain cemberut menghadapi Samatoki yang tampak badmood. Tak mau menerima setengah macaron jumbo miliknya. Ya, hanya menu yang sedang ngetrend di kafe.
"Kenapa sih? Kalau tak mau ketemu, kan tak usah ketemu."
"Diamlah, aku lelah." Kepala Samatoki meringkuk di atas meja. Samatoki sampai bisa berkata begitu pada Rain, ada hal tak beres yang sedang terjadi.
"Kalau tak mau curhat juga tak apa-apa. Sepertinya sangat rahasia." Rain menyesap teh pelan-pelan, nada bicaranya dibuat tak peduli.
Samatoki mengangguk, makin aneh! Seharusnya dia langsung terbuka kala Rain mengirimkan sinyal semi cemberutnya ini. Petang di kafe di akhir pekan itu tak menuai keharmonisan sebagaimana biasanya. Dimulai dengan kamelut wajah Samatoki, decih-decih setiap kali kopi melahap ujung lidahnya dengan airnya yang panas. Dia banyak memuntahkan kata-kata mutiara. Seperti, kau tahu, itu, sumpah serapah. Tidak enjoy. Di pertengahan, dia uring-uringan: kakinya tak diam, mengetuk-ngetuk dengan irama bising, duduknya agak bungkuk, menatap jendela dengan kesal, lalu terakhir bergumam tak jelas acapkali bocah-bocah berlalu lalang bersama orang tua mereka.
Rain punya jurus andalan.
"Temui aku lagi ketika kau selesai dengan urusanmu yang tak mau kau ceritakan." Kata-katanya lugas. Tak ada kesan marah, lurus memandang ke depan, suaranya tertata rapi. Namun, Samatoki tersentak di tempat tak kala lirikan mata Rain bergeser ke arahnya.
Samatoki tahu, kekasihnya marah.
Hari pun berakhir disitu.
-×-
Tak sampai dua hari Rain menolak ajakan dan kunjungan Samatoki setiap kali jadwal kencan mereka jatuh tempo, Samatoki mendatangi rumah Rain beserta membawa masalah yang membuat dia badmood all day long. Dua anak kecil, tepatnya anak kembar.
Rain mengedip-ngedipkan mata tak percaya.
"Aku bukan ayah mereka!"
"Kalau pun iya akan kuhajar kau!" Rain segera berdeham. Tadi itu kelepasan. Dia kembali mengulum senyum manis ke hadapan dua anak manis pula.
Samatoki mendengus. Berada di tengah-tengah anak kembar sepasang. Tangannya yang besar diapit tangan mungil, wajahnya yang sangar menjadi hiasan tak perlu di antara berserinya para bocah. Rain berbalik tak kuasa untuk tidak menertawakan figur kaku Samatoki. Tersembur sudah tawa itu. Dengan khasnya yang cekikikan.
"Ah maaf. Jadi?" Sembari mempersilakan ketiganya masuk ke dalam rumah. Duduk di ruang tamu, Rain meminta penjelasan.
Samatoki mengacak-ngacak rambutnya frustrasi, seolah dua kutu besar sedang mengerami puluhan telur di sana.
"Kerabat jauhku." Mulainya sembari ekor mata melihat Nathan, si kembar cowok, yang turun dan berlari kecil ke aquarium. "Menitipkan mereka untuk seminggu disetiap jam pagi sampai siang. Minggu depan pengasuh biasa mereka akan kembali lagi."
Kala mendengarkan, Rain mengelus-ngelus pipi merah muda Natalie, si kembar cewek, yang duduk manis di samping kekasihnya.
"Aku tak melihat alasanmu untuk se-stress kemarin, Samatoki." Rain siap mengejek. Ujung bibirnya bergetar ingin tertawa.
"Oi, bukan tanpa alasan! Kau tak tahu kalau mereka berdua ini—NATHAN!" Samatoki berteriak nyaris menjerit emak-emak. Nathan hampir tertimpa aquarium. Air sudah membasahi wajah dan pakaiannya, bahkan ikan meloncat juga. Samatoki dan Rain tepat waktu untuk dapat menyelamatkan nyawa Nathan.
Natalie hilang setelah kekacauan dibereskan. Tahunya lagi naik ke atas lemari.
"Natalie!" jerit pasangan itu.
Setelah Natalie berhasil turun lalu cekikikan riang dengan wajah penuh debu, kakaknya—Nathan—sedang berlarian dengan bulu-bulu bantal sofa yang bertebaran.
"NATHAAAN!" jerit lagi Samatoki dan Rain.
Kini Natalie memecahkan vas bunga.
"NATALIE!"
-×-
Sehabis bermain dengan kembar aktif dan unik, Rain memeluk Samatoki dengan erat. Nyaris membuat Samatoki tersedak oksigennya sendiri.
"Ajak lagi mereka nanti."
"Lho? Apa maksudmu?" Samatoki keringat dingin.
Rain mengangkat wajahnya dan cemberut hebat. "Selanjutnya, aku akan menaklukan anak-anak itu!"
"Apapun selain Nathan-Natalie!"
•end•
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top