Jealous - LuciRhe
Sinopsis :
Melihat berbagai reaksi Rhea adalah hiburan tersendiri bagi Lucien, termasuk ekspresi cemburu sang pasangan. Oleh karena itu tak jarang Lucien mengerjai Rhea demi hiburannya ini. Namun siapa sangka hal tersebut justru akan berbalik kepadanya?
---
by RainAlexi123
Sudah menjadi rahasia umum mayoritas murid di sekolah mengira Lucien dan Asakura memiliki hubungan lebih dari rekan kerja, atau mungkin mereka diam-diam me-ship dua guru baik hati dan penyabar ini.
Tentu saja Lucien tahu hal ini, dan seperti biasa—dia memanfaatkan rahasia ini sebaik mungkin.
"Asakura."
Nama perempuan berambut pendek itu terucap, membuat si pemilik menoleh dan memiringkan kepalanya dengan heran.
"Ah, Lucien. Ada apa?"
"Tempo hari kau meminta daftar nilai biologi kelas 10, kan?" Lucien menunjukkan sebuah flashdisk, "Aku tidak bisa memberikanmu langsung saat itu karena datanya belum rapi."
Asakura tersenyum melihat data yang dia inginkan sudah berada di depan mata.
"Terima kasih Lucien," ucap Asakura, "karena ada murid jurusan DCL yang mengambil jurusan biologi sebagai materi lintas departemen—aku perlu datanya."
Lucien hanya bergumam panjang, hendak pergi meninggalkan Asakura—sampai matanya menangkap tiga murid perempuan sedang menatapnya dan Asakura dengan ekspresi senang disertai bisikan-bisikan kecil.
'Aku terkejut interaksi kecil seperti ini cukup membuat mereka senang—hm?'
Lucien berkedip beberapa kali menyadari tak jauh dari murid tadi, berdiri istrinya—Rhea—dengan ekspresi datar seperti biasa.
Tapi tentu itu yang terlihat bagi orang lain, karena bagi Lucien, sorot mata yang memercikkan perasaan kesal dan alis yang sedikit berkerut cukup menjelaskan semuanya.
Sudut mulut Lucien terangkat, sebelum akhirnya dia kembali menoleh ke arah Asakura.
"Kau tahu, aku bisa membantumu mencari nilai murid yang kau cari," tawar Lucien duduk di kursi sebelah meja Asakura, "harusnya kau bilang dari awal nama-nama murid yang memilih biologi sebagai materi lintas departemen."
"Eh, aku tidak mau menyusahkanmu," sahut Asakura, "tapi karena kau sudah menawarkan, kurasa tidak apa-apa menerima tawaranmu."
Lucien tersenyum mendengar balasan Asakura, pembicaraannya memang tertuju ke guru bahasa ini—namun matanya tak henti-hentinya melirik ke arah Rhea.
Benar saja, alis sang perempuan semakin berkerut.
'Kurasa hiburan hari ini sampai di sini,' pikir Lucien segera berdiri dari kursi, 'aku terkejut Gavin belum menampakkan batang hidungnya, padahal sudah jam istirahat.'
"Apa kau sudah dengar? Shaw-senpai lagi-lagi membuat Gavin-sensei marah!"
'Ah, itu sebabnya,' pikir Lucien menggelengkan kepalanya.
Namun saat dirinya hendak mendekati Rhea, kakinya berhenti berjalan mendapati Rhea sedang dikelilingi tiga guru laki-laki dari departemen sosial. Dari kejauhan, pembicaraan mereka jelas menunjukkan bahwa mereka bertiga sedang meminta data pada Rhea, mungkin tugas yang sama dengan yang Asakura kerjakan.
Tapi, tetap saja—tidakkah mereka terlalu dekat? Apa mereka tidak punya personal space?
"Sepertinya kalian sedang sibuk, apa perlu kubantu?"
Tiga laki-laki (Domingo, Bournie dan Hozuki) dan Rhea menoleh ke arah Lucien yang sedang mendekati mereka, tersenyum seperti biasa.
Namun sorot mata laki-laki jelas meneriaki maksud lain.
"Tidak perlu, barusan juga selesai," sahut Rhea singkat—menutup laptopnya yang sudah mati.
Lucien yang melihat reaksi dingin pasangannya ini hanya bisa tertawa kecil.
'Untuk ke depannya, aku harus hati-hati saat mengerjai Rhea lagi.'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top