I Want You - EdaHi
Ia menginginkannya...
By Wizardcookie
Suara jemari beradu pada keyboard laptop mendominasi ruang kerja seorang wanita. Tempat tersebut tidak begitu besar, memiliki gaya tradisional Jepang berwarna hitam-putih yang tak begitu mencolok, dua rak berada di dekat jendela dengan deretan buku ciptaannya meski adapula buku yang ditulis orang lain, pendingin ruangan masih menyala menghembuskan anginnya, juga seorang hawa tengah fokus pada laptop dan duduk di kursi kayu cokelat kekuningan. Sudah hampir satu jam ia tak mengubah posisi, berkutat pada pekerjaan yang sebentar lagi mencapai tenggat waktu. Padahal Himeya mencicil pekerjaannya, tak disangka fail yang ia simpan menghilang membuatnya mau tak mau mengerjakan ulang. Beruntung projeknya kali ini hanya cerita pendek, ia dapat menghabiskan sekitar dua jam atau lebih untuk menyelesaikannya. Setidaknya barang itu rampung sebelum dirinya perbaiki.
"Satoru?" Seseorang memanggil, membuat Himeya bergumam sebagai respon. Pria berkacamata masuk ke ruang kerjanya sembari membawa satu cangkir teh susu lalu diletakkannya di atas meja, tepat di samping laptop Himeya.
Sejenak Edamura menaikkan kacamatanya yang melorot, melihat bagaimana sang kekasih begitu fokus pada pekerjaannya. Ia sendiri tak bisa membantu banyak selain memberi dukungan, mengingat apa yang sudah terjadi pada Himeya mengenai fail projeknya membuat adam tersebut iba.
"Terima kasih," ucap Himeya, mengalihkan fokusnya sejenak dan menyesap minuman hangat yang dibawa Edamura. Perpaduan teh dan susu hangat yang menyapa mulut membuat perasaannya tenang. Sedaritadi ia kalut, berpikir bahwa pekerjaannya tak selesai tepat waktu. Ketika ia melirik pada jam di laptop, Himeya mengira-ngira sudah satu jam lebih ia berkutat pada pekerjaannya menciptakan hembusan napas kasar. Mengecek jumlah kata tulisannya pun sudah sesuai dengan kriteria projek yang diikuti, ia benar-benar bisa bernapas lega sekarang.
"Sudah selesai ya?" Edamura bertanya, sementara satu tangannya membelai mahkota abu-kehitaman milik Himeya.
Anggukkan tercipta dari sang wanita. "Baru saja selesai, aku akan memperbaikinya nanti." Ia menjelaskan. "Mungkin aku perlu setengah jam untuk revisi."
"Kau hebat."
"Tentu, aku 'kan Satoru-mu," Himeya berucap bangga. Hal tersebut juga membuat Edamura senang, walau sebenarnya dia sudah merindukan sentuhan sang wanita sedaritadi.
"Hei...."
"Hm?"
Manik sang wanita mengerling pada lawan bicaranya. Edamura sekali lagi membenarkan kacamatanya, merasa kikuk. Ia ingin memeluk Himeya, mengatakan bahwa kekasihnya benar-benar hebat karena bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan berusaha semaksimal mungkin. Namun, membayangkannya saja sudah membuatnya merinding. Bukannya apa, dia tetap merasa malu walau sudah resmi menjadi sepasang suami istri–meski umur pernikahan mereka terbilang masih muda.
"Sebelumnya, aku mau minta maaf karena terlalu sibuk."
"Ya~ Aku juga sibuk?" Himeya bertanya, memiringkan kepala karena bingung dengan pernyataan sang pria.
"Syukurlah kau peka."
"Hei!"
Edamura terkekeh, menangkup satu pipi sang wanita dengan tangannya dan mengusap lembut pipi Himeya guna ibu jari. Kedua iris mereka saling beradu, menciptakan dentuman dahysat pada jantungnya. Himeya sendiri tersengat sesaat ketika pria itu menyentuhnya. "Aku menginginkanmu, Satoru."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top