I'm Here, Okay? - ErnestOcha
Hari itu, Ocha hanya ingin memeluk sesuatu.
By Healerellik
'Ya Tuhan, ini yang sudah ketiga kalinya.'
Ocha hanya mengembuskan napas dengan kesal begitu melihat warna merah pada traffic light di pinggir jalan. Rasanya semua hal saat ini bekerja sama untuk membuat dirinya lelah. Apalagi melihat waktu yang terpampang di sampingnya, ada dua menit. Cukup untuk membuat Ocha mereka ulang kejadian di rumah sakit tadi.
Entah bagaimana semua pasiennya hari ini benar-benar menguji kesabaran. Ditambah dengan rekan kerja yang seenaknya saja dalam bekerja, lalu permasalahan dengan pihak administrasi terkait kesalahan data yang masuk ke dalam rekam medis. Semua hal itu rasanya ingin membuat Ocha meneriakkan "kata-kata mutiara" yang menumpuk di kepala.
Bunyi klakson yang bersahutan membuat Ocha kembali ke kenyataan. Sebelum menginjak pedal gas, dia memastikan pesan untuk Ernesto sudah terkirim.
Hari ini sungguh melelahkan.
*****
"Aku pulang ...."
Ocha masuk dengan sedikit malas. Rasanya dia bisa ambruk di detik selanjutnya saking kehabisan energi, baik raga maupun jiwa. Alhasil dia hanya mengembuskan napas sedikit keras, menguatkan diri untuk setidaknya sampai di sofa.
"Woof! Woof!"
Sudut bibir Ocha segera tertarik begitu mendengar gonggongan penuh antusias dari kejauhan tersebut. Tak lama, seekor anjing golden retriever berukuran besar muncul dari arah dapur. Ocha sudah bersiap untuk menangkap anjing yang akan melompat tersebut, kala sesosok tubuh tinggi tiba-tiba muncul di antara mereka.
"Ahaha, maaf membuatmu menabrakku, Sunny," ujar si sosok, Ernesto, seraya berjongkok di depan anjing itu. Sunny hanya menggonggong kecil begitu ujung hidungnya di sentuh, seolah protes dengan perbuatan si majikan.
"Tapi kali ini aku tidak ingin menjadi yang kedua untuk dipeluk Ocha," sambungnya sebelum berbalik menghadap sang istri.
"I'm here, okay? So, you can hug me now!" Senyum secerah mentari seolah terpasang di wajah Ernesto.
Ocha yang sedari tadi memperhatikan semuanya pun tertawa kecil, sebelum menjatuhkan diri di dada Ernesto yang sigap menangkapnya. Dia turut mengeratkan pelukan kala lelaki itu mengelus rambutnya dengan pelan.
"Tumben sekali kau cemburu dengan Sunny. Biasanya kau akan tertawa, lalu diam-diam memotret kami berdua," celetuk Ocha. Tanpa menoleh, dia bisa memastikan wajah Ernesto yang salah tingkah karena ketahuan.
"Well, itu kalau saat kondisi biasa, tapi kalau kau lagi kelelahan beda cerita lagi. Pelukanmu tidak akan lepas bahkan sampai kau tertidur. Jadi aku tidak mungkin melepaskan kesempatan kali ini kan?" Ernesto menjelaskannya seraya mengangkat tubuh si puan bak koala. Ocha yang kini merangkul leher Ernesto hanya tertawa kecil.
"Kesempatan apa?" tanyanya. Giliran Ernesto yang mendengkus kecil menyadari nada jail wanita itu.
"Kesempatan untuk dipeluk dirimu sepanjang malam lah," jawab Ernesto. Senyumnya seketika naik begitu mendapati semburat kemerahan di wajah Ocha yang kini menyembunyikan diri di bahunya.
"That's not wrong though," gumam Ocha yang dibalas kekehan kecil si lelaki. Beberapa saat kemudian, dia sadar kalau Ernesto malah berbelok ke dapur lalu membuka kulkas.
"Perutmu harus terisi, setidaknya dengan camilan. Untuk makan malam, tunggu Rafaela pulang dulu ya. Okay?" ucap Ernesto sebelum Ocha melayangkan protes. Wanita berambut pendek itu hanya mengangguk singkat.
"Asalkan kau menyuapiku. Aku benar-benar malas bergerak saat ini." Berkata demikian, Ocha mengencangkan pelukannya pada lelaki itu dan dibalas kecupan singkat di puncak kepala.
"As you wish, Milady."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top