Holding You - ErnestOcha

Tangan kecilmu, tidak akan pernah ku lepaskan.Karena aku tidak ingin jauh darimu

By AisakiRoRa

Sinar matahari terik menyelimuti taman hiburan yang ramai sekali. Bahkan rasa panas pun menyentuh kulit sehingga menimbulkan ruam merah. Namun, hal itu tidak menghentikan Ernesto dan Ocha terus bermain disana. Menaiki wahana yang ekstrim hingga wahana yang santai. Mereka berdua, sambil bergandeng tangan, seperti dunia milik sendiri—merasa bahagia bisa menghabiskan waktu libur bersama sebelum mereka akan kembali pada realita.

Pukul menunjukan sore hari, mereka akan menaiki wahana terakhir mereka sebelum pulang. Rollercoaster menjadi yang terakhir, karena itulah puncak kesenangannya. Tetapi sebelum itu, Ocha meminta untuk pergi ke toilet terlebih dulu. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Oke, aku akan tunggu disini. Jangan lama-lama ya," ucap Ernesto memperingatkan sambil tersenyum kepada gadisnya. Ocha mengangguk. Lantas, Ocha berjalan melewati keramaian menuju tujuannya.

Sore hari telah tiba, namun taman hiburan ini masih saja ramai. Ernesto merasa justru semakin ramai. Sepuluh menit telah berlalu, tetapi Ocha belum kunjung kembali. Ernesto mengerutkan kening, membuat Ernesto cemas.

Ia memutuskan untuk pergi ke tempat Ocha berada. Mencari pacarnya yang belum kembali—Ernesto telah mencoba menelepon Ocha, namun tidak ada balasan dari sang gadis. Ketika ia telah sampai di toilet yang Ocha gunakan, ia tidak menemukan keberadaan Ocha. Ernesto semakin panik, keringat mulai bercucuran keluar.

'Atau aku langsung pergi ke pusat informasi ya?' batin Ernesto dengan gelisah. Kegelisahannya semakin menjadi ketika jalanan setempat terlihat sesak dan ramai. Sehingga, Ernesto memilih kembali ke tempat awal tadi—berharap Ocha berada di sana. Ernesto ingin memastikan.

※※※

"Ernesto!" Suara yang sangat ia kenali, Ocha, melebarkan kedua tangannya—berjalan mendekati sang pemuda. Memeluk Ernesto erat sambil menenggelamkan wajah pada dada sang pemuda.

"Astaga, Ocha. Kamu kemana saja?" tanya Ernesto panik, raut wajahnya terlihat cemas. Sambil mengangkat salah satu tangan, Ernesto mengusap rambut hitam milik Ocha.

"Aku tadi kehilangan jejak karena cukup ramai—handphone-ku terjatuh dan mati. Makanya aku tidak bisa menghubungimu," jelas Ocha dengan sedih. Ernesto mengangguk mengerti.

"Maaf aku meninggalkanmu, karena aku cemas kamu tidak kembali." Mereka melepaskan pelukan tersebut, Ernesto meraih kedua tangan Ocha. Tentu menenangkan sang gadis.

"Tidak apa, sekarang kita sudah kembali bersama. Tapi ..."

"Tapi?"

"Aku sudah tidak ingin naik rollercoaster, kita makan es krim aja ya?"

Ernesto tertawa kecil, mengiyakan permintaan Ocha. "Oke, kamu yang pilih tempatnya," balas Ernesto dengan tersenyum. Ekspresi Ocha terlihat cerah kembali. Sambil berjalan menelusuri keramaian, mereka memutuskan bergandeng tangan. Tidak ingin kehilangan satu sama lain. 



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top