Her, In His World - ErnestOcha

He loves that She accepts all of his, be it his faults or his rights.

By rorovii_

"Ibu?"

"Ibu? Bangun 'bu."

...

Ernesto muda menatap wajah ibunya—matanya tertutup, wajahnya tenang, meski dahinya sedikit basah karena keringat. Wajah Ibu Ernesto begitu tenang, seolah dia sedang tertidur lelap dan tidak ingin dibangunkan, tapi Ernesto sendiri tahu bahwa orang tua yang telah melahirkannya itu sudah pergi meninggalkannya, naik ke langit dan membiarkannya sendiri. Ibu Ernesto sudah meninggal saat Ernesto sedang ke dapur untuk mengambilkannya minum, atas permintaan Ibu.

"...."

"Turunkan petinya ke dalam lubang."

Mata Ernesto, yang bahkan lebih muda dari warna langit menatap datar anak buah ayahnya yang dengan hati-hati menurunkan peti mati tempat ibunya tertidur untuk yang terakhirnya kali ke dalam lubang yang sudah digali di pemakaman khusus keluarga Salas. Ayah tidak ada, bahkan setelah Ernesto berkali-kali mengirimkan surat agar Ayah mau pulang dan membantu mengurus pemakaman Ibu—tidak, bahkan untuk melihat istrinya untuk terakhir kali sebelum dikebumikan, Ayah Ernesto tak kunjung datang juga.

Tiba-tiba terdengar sedikit keributan, Ayah Ernesto masuk dengan wajah datar tanpa ekspresi, matanya bertabrakan dengan milik Ernesto.

"Ayah, ibu baru saja dikebumikan."

"...." Ayah Ernesto hanya diam saja, menatap dingin anaknya yang masih muda.

Tatapan itu tetap berlangsung hingga Ernesto dewasa, tatapan yang sama juga diberikannya kepada Ernesto yang sedang berdiri di hadapannya, dipanggil olehnya saat sedang melaksanakan latihan militer hariannya.

"Kampung halamanmu, pergi dan hancurkan kota itu."

Manik biru platinum Ernesto membelalak, ingin memprotes tapi tidak sempat karena Ayah tiba-tiba meleleh, tergantikan kobaran api. Kantor ayah berubah sekejap mata menjadi kampung halaman Ernesto yang dipenuhi oleh api merah yang melahap tanpa ampun. Dada Ernesto sesak, bukan ini yang diinginkannya—kampong halamannya masih ada, tidak ada ledakan yang terjadi, semua orang aman—

"Ernesto ... ini, salahmu."

Suara itu dikenalnya, suara yang setiap hari membuatnya tenang, Ernesto berputar, mencari, mendengarkan, dan matanya menangkap seorang wanita berambut hitam pendek yang terbaring tengkurap, wajahnya tersembunyi oleh rambut, tapi itu tidak salah lagi—

"Ocha!"

"Ya?!"

Kepala Ernesto sontak berpaling, menatap Ocha yang juga menatapnya dengan mata terbelalak, baru tersadar, ternyata Ernesto baru saja meneriakkan nama pasangannya itu sambil terbangun secara kasar dari kasur. Kini wanita yang sangat dicintainya juga terbangun karena kaget, namun wajah kaget Ocha langsung berganti menjadi khawatir saat melihat peluh yang membasahi kening dan leher Ernesto.

Sepertinya wanita itu langsung sadar apa yang sudah membangunkan keduanya dari

tidur malam mereka.

"Ke sini, Ernesto."

Ernesto masuk ke dalam pelukan Ocha saat wanita itu membuka kedua tangannya, menyusupkan wajahnya hingga hidungnya menempel di leher sang pasangan, tubuh Ernesto berangsur relaks mencium wangi natural Ocha. Ernesto berbisik dengan lembut di telinga Ocha saat mereka kembali berbaring di kasur, kali ini dengan tubuh Ocha yang tenggelam dalam pelukan Ernesto.

"Cuma denganmu, hidupku—duniaku menjadi lengkap."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top