Gila di Abun-Abun - JonahOcha
:::*:::*:::
Gila di Abun-abun
; mengharapkan sesuatu yang mustahil
[JonahOcha]
---
Sosok Jonah yang berkilau apakah mampu untuk Ocha gapai? Kisah seorang dayang yang mengagumi sang pangeran.
---
Plot by Cuzhae
Menyapu, mencuci, bahkan membersihkan debu pun sudah menjadi menjadi keseharian Ocha. Dari kecil ia sudah hidup di istana, itu karena ibunya menjadi pengasuh sang pangeran sulung alias putra mahkota dan ayahnya bekerja sebagai pengawal kerajaan. Beranjak remaja Ocha pun mulai mengikuti jejak orang tuanya menjadi abdi istana.
Karena hidup dari kecil di istana Ocha jadi mengetahui bagaimana pertumbuhan sang pangeran, Jonah Clemence, pemilik surai halus dengan warna bak perak yang baru disemir serta netra ambernya yang berbinar.
"Dulu bahkan Yang Mulia Pangeran lebih pendek dari aku, tapi kenapa sekarang jadi tinggi melebihi aku ..." Sambilan membersihkan sisa busa di piring Ocha malah melamunkan sang pangeran. "... dan semakin tampan."
Namun terkadang gadis itu kesal dan sedikit iri karena perhatian sang ibu terkadang harus difokuskan untuk Jonah. Akan tetapi Ocha sering ikut ibunya sehingga dia pun secara tak langsung jadi teman masa kecil.
"Di situ rupanya kau." Jonah memunculkan dirinya di muka pintu. "Ocha, ayo kita ke taman."
Untung saja sang gadis sedang tidak memegang apa pun. Kalau iya pasti Ocha langsung melemparkannya ke Jonah. Kemudian terjadi keributan yang tidak bisa dihindari.
"Yang Mulia Pangeran bukankah sekarang jadwal Anda latihan pedang?" heran Ocha bagaimana entengnya sang pangeran mengajak bermain.
Netra Jonah bergerak sembarang arah asal tidak bertatap dengan sang gadis. "Y-ya ... kan sesekali aja."
Ini bukan untuk pertama kalinya Jonah melarikan diri saat waktunya studi. Dia menjadikan Ocha sebagai tempat pelariannya. Kedekatan mereka tampak lumrah bagi yang tinggal di istana, namun ada saja memandang sebelah mata, terutama pada Ocha yang hanyalah gadis pelayan tanpa derajat.
Ocha senang bisa berteman dengan Jonah yang notabenenya seorang pangeran tersohor. Akan tetapi dia harus sadar diri juga.
"Maaf, saya tidak mau, Yang Mulia." Sedikit merasa tidak enak, tapi nantinya kebiasaan. "Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," usir Ocha dengan halus.
Sorot amber menajam. "Kenapa kau menolakku?" tanya Jonah dengan tidak bersahabat.
Kenapa pangeran yang satu ini keras kepala, sih?
"Kalau Yang Mulia terlalu dekat dengan saya akan ada pembicaraan tidak enak 'tuk didengar."
Tidak sedikit yang memandang remeh hubungan seorang gadis pelayan dekat dengan seorang pangeran, apalagi mereka sudah beranjak dewasa.
"Kau seperti bukan Ocha yang kukenal."
Sirat kecewa Jonah menjadi terakhir yang lihat sebelum akhirnya meninggalkannya.
</3
Semenjak itu Ocha selalu mencoba untuk tidak berada di sekitar sang pangeran. Segala yang berkaitan dengan melayani Jonah ia alihkan ke temannya.
Semakin hari rengganglah ikatan antara teman masa kecil itu. Seiring itu terdengar kabar bahwa pemilihan putri mahkota segera digelar.
"Baguslah, aku harap kamu mendapatkan jodoh yang tulus mencintaimu."
Senang sekaligus sedih di saat bersamaan. Melihat temanmu sebentar lagi akan menikah dan membuat keluarga baru. Andaikan Raja sedikit berbaik hati pada Ocha, ia ingin mengungkapkan rasanya pada Jonah. Memang dari dulu ayah dari Jonah itu selalu memandang sinis padanya.
"Ocha, aku tidak mau menikah dengan orang lain. Putri dari Duke atau bangsawan lain, meski ditawari putri dari kerajaan lain pun aku tetap menolak mereka."
Jonah menghilang di tengah keriuhan pesta dan menemui Ocha yang tengah bersedih akan kegundahan perasaanya. Untuk sekarang belum ada yang sadar sang pangeran tidak ada di aula istana sehingga belum terjadi keributan.
"Tapi Yang Mulia ini tidak benar. Yang Mulia Raja pasti marah."
Ocha menolak lamaran tidak langsung Jonah.
"Aku bisa membunuh—"
"Jangan!"
"Haaah! Lebih baik aku mencabut gelarku lalu menikahimu dan tinggal di tempat yang damai."
Dibutakan oleh cinta mereka pun akhirnya pergi menjauh dari kerajaan yang sudah mereka tinggali demi menjalin hubungan tanpa ada yang menghalangi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top