Genderbend - SenAi
Keduanya selalu punyakeributan, bahkan ketika mencoba mantra baru.
"Senkuu, jangan aneh-aneh. Terakhir kamu membuat aku jadi kodok."
"Enggak janji, sih. Kamu nyebelin."
"Kok gitu kamu. Mau beneran gelud lagi?"
"Halah, terakhir kita gelud, kamu tidur seharian penuh."
"Gausah ungkit lagi heh."
Para pelayan yang sibuk berlalu-lalang bekerja dekat mereka hanya bisa mengelus dada atau pura-pura tidak mendengarkan pertengkaran Ainawa dan Senkuu. Ini bukan kali pertama kedua pasangan itu saling berkelahi, mau apapun permasalahannya. Setiap kali Senkuu datang, sepertinya keduanya sering beradu pikiran ketika Ainawa sedang belajar, atau keduanya main-main di sekitar kediaman Yousuka dan berakhir kacau balau.
Anggap saja bukan rahasia lagi hubungan Ainawa dan Senkuu lebih dari teman dekat— mau itu di dalam keluarga besar Yousuka atau para penyihir di Menara, mereka sudah tahu dan mendukung saja hubungan keduanya.
Tapi, sejak di Menara mulai diajarkan mantra-mantra yang agak meresahkan kalau dipakai, Senkuu malah mau iseng mencobanya pada dirinya dan Ainawa. Kalau Ainawa sendiri yang jadi korban, besoknya dia tidur di teras. Kalau dia sendiri, malah dirundung Ainawa, jadinya serba salah.
"Anggap saja ini percobaan, toh nggak ada salahnya juga," Senkuu menyeringai tipis, "tenang, efeknya hanya sebentar, maksimal sehari saja."
"Aku ragu kamu mulai mempelajari mantra yang aneh-aneh lagi, apalagi senyumanmu itu mencurigakan dari awalnya." Ainawa mendengus kesal, masih menatap kekasihnya tajam. Dia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, menunggu tindakan apa yang diambil oleh lelaki berambut sawi di hadapannya.
Senkuu tidak membalas Ainawa lagi. Dia membuka satu buku tebal yang Ainawa belum pernah lihat sebelumnya. Sepertinya itu buku baru yang Menara keluarkan dan baru cetak, harusnya juga aman statusnya karena Senkuu membawanya keluar dari Menara. Satu sisi, perempuan itu berusaha untuk mempercayai ucapan Senkuu, karena dia tidak mungkin mencelakainya.
Lelaki itu mengucapkan satu mantra dan asap berwarna merah muda kebiruan menyelimuti tubuh mereka. Munculnya seperti ledakan, membuat Ainawa terkejut. Senkuu tidak mengatakan apapun tentang ledakan, atau dia sengaja diam untuk menciptakan efek kejutan. Untungnya asap itu cepat menghilang ditiup angin sepoi.
Di hadapan Ainawa kini bukan sosok Senkuu yang dia kenali, tetapi sosok perempuan berambut putih gradasi hijau dan bermata merah. Pakaiannya juga ikut berubah, menjadi satu gaun sederhana putih dan luaran putih. Sementara itu, Ainawa dapat melihat refleksi dirinya menjadi laki-laki di meja.
"SENKIE, SUDAH KUBILANG JANGAN ANEH-ANEH!!" teriak Ainawa—bukan, Aokichi, sampai suaranya memuncak tinggi. Wajahnya memerah malu.
"Ara, ternyata berhasi—"
"TIDURDI LUAR!!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top