Competition - SenAi

Summary: Berawal dari ditunjuk ikut lomba dadakan, diakhiri dengan pertemuan kakak kelas yang sudah lama ingin dia temui. Ainawa yakin ini pertanda bagus ... kan?


by 

---

"Yousuka-san, apakah kau keberatan jika kudaftarkan menjadi peserta Olimpiade Biologi?"

Ainawa berkedip beberapa kali, memandang guru yang duduk di depannya.

"Saya, sensei?" tanya Ainawa menunjuk dirinya sendiri.

Guru Biologi—Lucien—hanya tersenyum tipis melihat ekspresi syok Ainawa.

"Sensei memanggilmu, kan? Bukan murid lain," jawab Lucien.

Pipi Ainawa memerah karena dirinya terdengar seperti membodohi diri sendiri. Dirinya berdehem sejenak, sebelum akhirnya membuang pandangannya ke arah lain.

"Saya rasa ada murid lain yang lebih pantas, sensei."

"Semua pantas mendapatkannya jika mereka berminat dan mau berusaha," sahut Lucien, "sensei tidak akan memaksa Yousuka-san untuk ikut dalam perlombaan ini. Jika Yousuka-san merasa terbebani, kau bisa menolaknya," tutupnya.

Ainawa terdiam, tampak serius berpikir. Lucien yang melihat salah satu murid unggulannya itu hanya mengulum senyum tipis.

"For your information, aku akan mengajarkan semua materi—termasuk materi kelas tiga sebagai persiapanmu saat perlombaan nanti, bagaimana?"

Ainawa langsung mengangkat kepalanya mendengar penawaran dari sang guru. Iris cokelatnya samar memancarkan antusiasme.

"Dan jangan khawatir mengenai hasil perlombaannya, kau tahu aku bukan guru seperti itu."

Ainawa mengangguk, mengetahui Lucien menjadi guru favorit banyak murid karena pengertian dan kesabarannya menghadapi para murid.

"... kalau begitu, aku akan berusaha, sensei," ucap Ainawa—menyetujui permintaan Lucien.

"Bagus, mohon bantuannya dari sekarang, Yousuka-san."

***

"Pergilah ke perpustakaan, seharusnya Ishigami Senkuu sudah berada di sana."

Ainawa memandang deretan buku yang tersusun di dalam rak dalam diam. Ainawa belum pernah mendengar nama Senkuu sebelumnya, atau setidaknya jika memang Ainawa pernah mendengarnya, dirinya terlalu sibuk dengan hal lain.

"Ishigami Senkuu-senpai? Kudengar dia senang melakukan eksperimen yang beragam macam."

"Oh, jangan lupa juga tak jarang dia berdebat dengan sensei mengenai pelajaran, terutama pelajaran Fisika dan Kimia."

"Dari data OSIS yang kususun, Ishigami Senkuu berhasil memenangkan Olimpiade Kimia dan Fisika dua tahun berturut-turut, sepertinya dia akan membuatnya jadi tiga tahun berturut-turut."

Ainawa kembali mengingat-ingat komentar teman sekelasnya, Aizura, Rora dan Rielle, mengenai kakak kelas yang akan menjadi rekannya Olimpiade Sains nanti.

'Kudengar dia ikut klub perpustakaan juga, tapi kami tidak pernah bertemu sejak aku masuk klub,' pikir Ainawa, 'apa jadwal berjaga kami memang tidak pernah bentrok satu sama lain?'

Perhatian Ainawa tertuju pada sebuah buku yang ada di atasnya.

Biology by Neil A. Campbell

"Carilah buku biologi ciptaan Campbell sambil menunggu aku datang. Sebenarnya buku itu lebih pantas di perpustakaan universitas, tapi tidak salah juga buku tersebut berada di SMA."

'Aku sering dengar dari Rhea-sensei banyak alumni kembali ke sekolah hanya untuk meminjam buku perpustakaan,' pikir Ainawa, 'mungkin karena banyak buku referensi yang lebih lengkap di sini ketimbang perpustakaan lain?'

Tangan Ainawa terangkat, berencana mengambil buku tersebut—namun secara bersamaan tangannya bertabrakan dengan tangan lain, yang lebih besar darinya.

"Ah, maaf—"

Ainawa menoleh untuk meminta maaf, namun berhenti saat melihat pemilik tangan tersebut.

Sawi.

Itulah pikiran pertama Ainawa saat melihat rambut laki-laki tersebut. Rambut putih dengan ujungnya berwarna hijau, dengan model naik ke atas.

"Seleramu bagus juga."

Saat sang laki-laki bersuara, spontan Ainawa tersadar dari pikirannya.

"Ah, em, terima kasih," sahut Ainawa mengangguk kecil, "aku hanya mengambil buku yang disarankan oleh Lucien-sensei."

"Lucien-sensei ...?" sang laki-laki memiringkan kepalanya, "aaah, kau murid yang ditunjuk untuk ikut Olimpiade Biologi ya?"

Ainawa terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk.

"Y-ya, itu aku," jawab Ainawa.

"Hee, siapa namamu?" tanya sang laki-laki mengambil buku yang ada di sebelah buku tadi.

"Yosuka Ainawa, kelas 11 dari DSR."

Namun Ainawa berkedip kaget saat laki-laki di depannya ini mengulurkan tangannya, dan merasakan jantungnya melewati satu detakan saat melihat senyum yang terukir di wajahnya.

"Ishigami Senkuu, kelas 12 dari departemen DSR juga."

Ah ...

Ainawa terdiam sejenak, sebelum akhirnya membalas uluran tangan Senkuu, bersalaman dengan kakak kelasnya itu.

"M-mohon bantuannya, senpai."

Senkuu melebarkan senyumnya saat mendengar ucapan Ainawa.

"Ya—kau pasti menjadi peserta Olimpiade karena sudah yakin akan memenangkan lombanya, kan? Mari sama-sama menangkan Olimpiade tahun ini."

Ainawa berkedip sekali.

Hening.

Ainawa berkedip dua kali.

"... hah?"

Apa dia tidak salah dengar tadi?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top