Comfort - SenAi

Sekali saja, aku inginmendapatkan perhatian khusus darinya, hanya berdua saja

By queenofjoker_

Ishigami Senkuu melihat kekasihnya, Ishigami Ainawa, lebih banyak merebahkan diri sampai tidak mau melakukan apapun. Sekali dua kali, Senkuu sepertinya masih memahami kondisi Ainawa; mungkin suasana hatinya sedang tidak baik atau hanya butuh waktu sendirian untuk menyembuhkan mentalnya. Tapi, lama kelamaan Senkuu menjadi waswas karena sudah hari keempat Ainawa berperilaku jauh berbeda dari yang dikenalnya.

Senkuu telah bertanya pada teman-teman sekerja Ainawa ketika kekasihnya tidak ada. Mereka mengatakan bahwa Ainawa seringkali tidak fokus bekerja. Ainawa juga telah diperiksa pihak medis, dan sepertinya ada yang salah dengan kondisi tubuhnya, tetapi tidak dipengaruhi oleh penyakit fisik. Jadi peluang besar bahwa Ainawa sedang sangat kelelahan tetapi dia memaksa bekerja, dan dia tidak mau memberatkan pikiran Senkuu karena kesibukan yang melanda.

"Ainawa, kalau kamu diam-diam begitu saja tanpa menceritakan apa yang terjadi padamu, aku tidak bisa tahu bagaimana menenangkanmu," komentar Senkuu, memutar pulpennya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Kedua manik merahnya menatap Ainawa yang masih menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut di kasur seberang dari meja kerjanya.

Keheningan Ainawa membuat Senkuu makin curiga, mengira bahwa ucapan rekan-rekannya itu benar apa adanya. Percuma memarahi perempuan itu, yang ada dia memperparah situasi. Mengabaikannya selama satu dua hari ternyata bukan cara yang efektif. Ainawa tidak mau bercerita pada Senkuu, bahkan ketika lelaki itu di waktu istirahatnya. Senkuu mengernyitkan dahinya, mengingat jelas waktu bulanan kekasihnya sudah lewat dan dia berhasil melewati mood swing-nya. Berarti ada kondisi yang jauh lebih buruk dari itu.

Senkuu menyelesaikan laporan penelitiannya secepat mungkin, lalu membereskan rapi dokumen-dokumennya di atas meja. Dia tidak mengatakan apapun selama itu, terus fokus pada pekerjaannya, sampai dia menepuk pelan lengan Ainawa. Perempuan itu membelakanginya sepanjang jam kerja Senkuu, tidak bergerak seperti patung. Tentu saja dia masih bernapas, tapi tanda-tandanya tidak terlihat dari sudut pandangnya.

"Hei, hei, Ainawa, tidak mau cerita apa yang terjadi? Mau cerita sekarang?" tanya Senkuu, suaranya agak memelan. Tangannya agak mengguncang lengan Ainawa, berharap perempuan itu memberikan balasan.

Tidak ada jawaban dari Ainawa dalam jeda beberapa detik. Senkuu ingin sekali mengomentarinya, tetapi hatinya menahan tindakannya. Dia mencoba untuk memberikan perhatian yang Ainawa butuhkan setelah membiarkannya sendiri memanggul bebannya.

Senkuu membuka selimut itu, lalu naik ke atas kasur, memeluk Ainawa dari belakang secara perlahan-lahan. Tanpa dia sadari, perempuan berambut hitam itu berbalik badan menghadap Senkuu, lalu memeluknya kembali seperti bantal guling. Wajahnya dibenamkan di dada Senkuu dan tetap diam saja menikmati waktunya. Setidaknya wajah Ainawa yang kusut dari tadi menjadi jauh lebih tenang. Kondisinya agak membaik ketika Senkuu memberikan perhatian khusus padanya, tanpa mendapatkan sindiran-sindiran atau membicarakan sains.

"Sudah kubilang berkali-kali, kalau ada masalah, jangan takut untuk bercerita. Aku kan bukan cenayang." Senkuu mengelus belakang kepala Ainawa, menatap kekasihnya yang masih terus diam.

"Maaf mengawatirkanmu, Senkuu," balas Ainawa dengan suara pelan, "tapi kondisiku tidak baik-baik saja, ne."

"Sini, jangan bilang karena laporanmu terlalu banyak atau terlalu berat. Besok berikan kepadaku, biar nanti aku yang bantu revisi. Kapan batas pengumpulannya? Atau itu buat presentasi?"

"Senkuu, aku mau waktu berdua denganmu dulu. Boleh, ya?" balas Ainawa, bertanya kembali.

Kalau sudah begitu, bagaimana dia bisa menolak keinginan kekasihnya? 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top