Bab 2 Castle Swan
Karya ini adalah hasil kolaborasi dari WWG Fantasi.
Sebelum membaca jangan lupa tekan tombol bintang ya teman-teman.
IG: kanonaiko
Matahari mulai turun ke barat. Sebentar lagi hari mulai gelap. Dua ekor kucing lucu itu mempercepat perjalanannya agar tidak kemalaman. Di sana ada sebuah benteng cukup megah dan besar. Di samping kastel ada danau cukup luas. Chiya sudah kehausan langsung menghambur begitu saja ingin meminum air danau.
"Chiya, hati-hati!" seru si kucing gembul khawatir. Pemilik netra hijau menatap awas di sekelilingnya. Sepasang telinga bergerak-gerak. Ada yang datang, gumamnya.
Dari balik semak-semak muncul sosok wanita berparas cantik nan jelita. Madoka langsung siaga mengambil ancang-ancang menyerang si perempuan, tetapi dari sorot matanya seperti menyimpan kesedihan. Kucing tangguh itu mengendorkan kewaspadaannya.
"Namaku Odette," sahut si perempuan berwajah ayu.
Madoka ingat sekali bukankah wanita ini ...
"Ya, aku aslinya seekor angsa dan di danau sana adalah teman-temanku," jawab Odette seolah-olah dia membaca pikiran pada kucing lucu itu. Madoka menoleh ke arah danau. Kucing cokelat belang hitam menatap datar. Chiya si kucing cengeng kecebur ditolong oleh sekelompok angsa yang cantik. Tiba-tiba sepasang telinganya begerak.
"Awas!" Madoka langsung menangkap tubuh Odette. Seorang pria tampan terbang dengan jubahnya yang hitam sambil tertawa.
"Odette, kau memanggil kucing gendut ini untuk menolongmu, heh?" tanya si lelaki berwajah tampan namun licik.
"Jangan memanggilku gendut!" raung Madoka geram. Dia paling tidak suka dibilang gemuk.
"Makanya diet. Bagaimana kau bisa menyerangku sementara tubuhmu--ah sudahlah,"lelaki licik itu terus mengejek Madoka.
"Von Rothbart, kau tidak boleh berkata seperti itu," Odette benar-benar geram melihat kelakuan si Von lelaki yang mengutuknya.
"Menikahlah denganku, Odette maka aku akan membebaskan kutukanmu itu." Pria bernama Von Rothbart terus merayu si gadis.
"Cih, tak usah ya, aku tidak sudi menikah denganmu," sembur Odette.
""Grr, kurang ajar kau telah menolakku!" Tangan kanan Von mengeluarkan cahaya keunguan dan langsung menyerang si perempuan yang barusan menolaknya, lagi.
"Crystal fish!" Madoka melindungi si gadis dengan menggunakan pelindung tidak beraturan. Perisai terkuat dari kucing gemuk itu membuat Von Rothbart terpental jatuh ke tanah. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan emas, langsung mengambil ancang-ancang untuk menyerang.
"Nyam nyam nyam!" sang kucing gendut namun tangguh bersalto ria. Kemudian dia mengeluarkan belati berbentuk tulang ikan.
"Hahahaha ... belatimu sangat aneh. Masa dari tulang ikan?" ejek Von Rothbart.
Manik hijau madoka berkilat marah karena dari tadi dikatain gendut melulu. "Terimalah ini, hyaatt!"
Madoka melempar belati tulang ikan ke arah pria yang telah mengutuk Odette. Dengan gesit lelaki jahat itu mengelak. Namun, lemparan belati hanyalah tipuan Madoka saja. Si kucing gendut mengambil ancang-ancang menundukkan tubuh lalu melompat ke tubuh si Von Rothbart. Dia mencakar wajah pemuda rupawan dengan bertubi-tubi.
Pria tampan itu menjerit kesakitan menutup wajahnya penuh dengan cakaran madoka. Dia berguling ke sana ke sini menahan perih. Lalu pingsan.
"Huh, rasakan. Itu akibatnya mengataiku gendut sampai tiga kali!" ujar Madoka sambil menaruh kembali belati tulang ikan di pinggang.
Tubuh Odette dikelilingi cahaya keperakan. Wanita cantik itu berubah wujud menjadi angsa putih yang cantik. "Wah terima kasih, Madoka. Sekarang aku harus kembali kepada teman-temanku," sahut wanita berbulu angsa menuju ke danau.
"Sama-sama." Madoka tersenyum. Mendadak senyum itu luntur tatkala melihat Chiya tengah asyik bermain dengan para angsa. Kucing berbulu lebat itu cepat-cepat naik ke atas karena melihat wajah kakak tertua mulai tidak enak di lihat.
Subuh menjelang matahari mengintip malu-malu dari timur. Chiya sedang asyik mengeringkan tubuhnya. Madoka pamit kepada Chiya dan melanjutkan perjalanan menuju hutan Red Riding Hood.
Bersambung ....
Untuk part ini mau di perbaiki dulu. Tks
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top