Seni Teater
Tahukah kamu kalau tanggal 27 Maret yang lalu merupakan Hari Teater Dunia yang sering disingkat menjadi HaTeDu?
Sejak tahun 1961, organisasi teater sedunia yang berkantor pusat di Paris yaitu International Theatre Institute mencetuskan World Theatre Day di tahun 1961. Sejak tahun itulah, tanggal 27 Maret diperingati sebagai hari peringatannya.
Di Tanah Air, para penggiat teater lokal mengadakan acara Sala Hatedu di Solo. Sejak tahun 2014, acara ini diadakan setiap tahunnya. Tahun 2019 lalu, Sala Hatedu berlokasi di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah. Untuk tahun 2020 ini, gelaran yang ketujuh kali ini terpaksa dibatalkan karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan kota Solo dalam situasi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Satu kelompok teater terpandang Indonesia adalah Teater Koma yang sudah punya kualitas serta nama besar. Ada yang sudah pernah menonton salah satu pergelaran seni teater mereka?
Jadi, apakah itu teater?
Bagaimana seluk-beluknya?
Teater
Satu hal yang jelas, teater itu salah satu cabang kesenian. Sekarang, mari saya kupas makna dari teater sendiri.
I. Asal dan Arti Kata
Kata 'teater' berasal dari kata Yunani 'theatron' yang berarti tempat atau gedung pertunjukan. Menjadi 'theatre' atau 'theater' dalam Bahasa Inggris; sedangkan di Perancis menjadi 'théâtre'.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mendefinisikan teater menjadi:
1. Gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya.
2. Ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah, atau untuk peragaan ilmiah.
3. Pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama.
Teater sering dikaitkan atau dihubungkan, bahkan diidentikkan dengan drama. Memang ada kemiripan, tetapi sejatinya drama punya perbedaan yang jelas dari teater. KBBI menjelaskan pengertian drama menjadi:
1. Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) dan dialog yang dipentaskan.
2. Cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
3. Khusus untuk percakapan, drama juga bisa punya arti kejadian yang menyedihkan.
Meskipun begitu, dalam berbagai versi pengertian, orang membawa-bawa 'faktor' drama ke dalamnya. Seperti pada keempat macam makna teater berikut ini:
1. Suatu jenis kesenian berbentuk pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung.
2. Sebuah seni drama yang menyajikan tingkah laku manusia berupa gerak, dialog, tari, dan akting para pemainnya.
3. Bentuk visualisasi dari drama yang ditampilkan di atas panggung dan disaksikan oleh para penontonnya.
4. Drama kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan berbagai media, yaitu percakapan, gerak, dan laku berdasarkan naskah yang ditulis, dengan ditunjang oleh dekorasi, musik, nyanyian, tari, dan sebagainya.
Jadi, pada intinya, teater itu jenis kesenian yang digelar di atas panggung dan dilihat oleh masyarakat sebagai penonton, dengan cerita yang didasarkan pada naskah yang ditulis. Pengertian secara etimologis, yaitu tempat atau gedung pertunjukan, lebih mengacu kepada bangunan auditorium. Pada masyarakat tradisional Indonesia, teater sudah hadir sebagai bagian dari adat istiadat dan kebudayaan lokal. Sebagai beberapa contohnya adalah ketoprak, wayang, sintren, dan dagelan.
II. Masa Lalu Teater
Kalau dilihat dari asal usulnya, kesenian teater sudah mulai berkembang sejak kurang lebih 2.500 tahun yang lalu. Setiap negara di dunia punya sejarah teater masing-masing. Beberapa yang terkenal di antaranya:
1. Seni teater Roma.
2. Seni teater Yunani.
3. Seni teater Inggris.
Di Indonesia sendiri, keberadaan teater dipercaya sudah muncul sejak interaksi awal manusia. Setiap daerah di Tanah Air juga punya seni tradisional teater yang menjadi keunggulan adat istiadatnya yang khas serta unik. Maka, seni teater tradisional bertujuan untuk:
1. Mengucapkan syukur serta bentuk penghormatan kepada Yang Maha Kuasa atas berkat makanan dari hasil perburuan, dalam upacara adat.
2. Memanggil kekuatan gaib, mengingat kepercayaan zaman dulu adalah animisme (percaya pada gejala alam dan hewan tertentu) dan dinamisme (percaya pada benda-benda tertentu yang dikeramatkan).
3. Mengenang atau memperingati keberadaan leluhur atau nenek moyang.
Teater Tradisional Indonesia
Negeri kita punya beberapa macam bentuk teater tradisional. Tiga di antaranya adalah:
1. Ketoprak.
Seni teater asli Jawa Tengah (tepatnya Surakarta) ini berkembang di Yogyakarta. Di awal perkembangannya, ketroprak diiringi oleh semacam alat penumbuk padi yang disebut lesung. Cerita yang dipakai memiliki nilai moral dan bisa dinikmati semua umur. Kini, alat musik pengiring ketoprak adalah gamelan.
2. Ludruk.
Seni teater asli Jawa Timur (tepatnya Surabaya) ini menghadirkan keseharian hidup dengan diiringi musik gamelan. Ludruk diawali dengan tarian Remo. Bahasa yang dipakai adalah bahasa khas Jawa Timur. Obrolannya berupa komedi lawakan yang menghibur penonton.
Secara konsep seni serta musik pengiring, ketroprak dan ludruk punya banyak kesamaan. Perbedaan kedua jenis teater ini terletak pada asal ceritanya:
* Cerita ketoprak dari cerita rakyat atau legenda.
* Cerita ludruk dari kisah kehidupan sehari-hari penduduk pedesaan.
3. Lenong.
Seni teater asal Betawi atau Jakarta yang diiringi dengan musik gambang kromong.
Karena bertujuan untuk menyindir (sebagai pesan moral akan pergaulan keseharian) secara halus, maka lenong mengemasnya dalam bentuk komedi lawakan. Bahasanya tentu saja Bahasa Betawi.
Awalnya, lenong cuma diadakan di acara-acara tertentu saja. Ada orang dari pihak pementas yang meminta bayaran dari penonton dengan cara berjalan mengitari mereka. Cara yang menjadi tradisi ini disebut 'ngamen'.
III. Unsur dalam Seni Teater
Sebagai salah satu cabang seni, teater punya banyak unsur yang saling mendukung. Jika ada satu saja yang dihilangkan, atau tidak berfungsi secara maksimal, akan sangat memengaruhi pementasan suatu teater. Semua unsur ini dikategorikan menjadi 2 kelompok besar, yaitu Unsur Internal dan Unsur Eksternal.
A. Unsur Internal.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Skenario
Unsur internal yang menjadi sentral produksi teater, karena memengaruhi menarik tidaknya suatu pementasan. Meski begitu, ada juga teater yang mengandalkan improvisasi para pemain.
2. Pemain
Pemain laki-laki disebut aktor, dan pemain perempuannya disebut aktris. Mereka dituntut untuk membuat gerak dan suara yang memikat rasa seni penonton. Ada tiga jenis peran yang dimainkan, yaitu peran utama, peran pembantu, dan figuran.
3. Sutradara
Sosok yang berperan juga sebagai koordinator pementasan ini punya segudang tugas penting, yaitu:
a. Memimpin dan mengatur produksi teater.
b. Membedah naskah serta mengatur jalan cerita.
c. Mencari, menyiapkan, dan mengarahkan pemain selama masa persiapan.
d. Menghasilkan ide-ide menarik untuk pementasan.
e. Menyiapkan tata rias dan mengatur tata letak teknis yang dipegang oleh kru, tim desain, dan tim dekor.
4. Properti
Peralatan yang mendukung dan melengkapi pementasan teater ini disesuaikan dengan pertunjukan. Jika ceritanya menampilkan kekerasan, harus dipastikan kalau propertinya tidak sampai melukai pemain.
5. Kru kepenataan
Semua pekerja yang menyiapkan pementasan memegang divisi setiap sub bagian yang dikerjakan tim desain. Terbagi lagi menjadi:
a) Tata suara mengatur pengeras suara.
b) Tata busana mengatur pakaian semua pemain supaya mendukung situasi dalam penceritaan.
c) Tata rias mengatur tampilan wajah serta tubuh pemain dalam memerankan tokoh supaya lebih meyakinkan atau menonjolkan penokohannya. Tampilannya meliputi rambut, leher, lengan, punggung, dan kaki.
d) Tata lampu mengatur pencahayaan di panggung.
B. Unsur Eksternal.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Staf Produksi
Sekelompok tim atau individu yang memimpin suatu produksi teater dan semua hal di dalam cakupannyal
2. Tim Desain
Sekelompok pekerja yang bertugas mengatur tata suara, tata busana, pencahayaan, properti, dan lain-lain.
3. Manajer Panggung (Stage Manager)
Unsur eksternal yang membantu sutradara dalam memimpin dan bertanggung jawab dalam pementasan teater.
Dari segi penceritaan, seni teater mempunyai unsur:
1. Dialog.
Syarat dialog yang baik adalah dialog yang terdengar (volume-nya baik), jelas (artikulasi-nya baik), dimengerti (pe-lafal-annya baik), dan menghayati.
2. Gerak.
Syarat gerak yang baik adalah dialog yang terlihat (blocking-nya baik), jelas (terlihat mantap), dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan), dan menghayati.
3. Improvisasi.
Artinya melakukan sesuatu tanpa persiapan. Jadi bersifat spontan dan refleks. Toh, bukankah dalam kehidupan sering juga kita dihadapkan pada situasi yang membutuhkan improvisasi?
Spontanitas yang dibutuhkan di seni teater mencakup daya cipta, daya khayal, dan keahlian dalam menguasai keadaan; semuanya itu dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Harap diperhatikan juga, 'kreativitas spontan' yang dilakukan tidak boleh sampai berlebihan, karena bisa merusak pertunjukan. Improvisasi yang terlalu banyak bisa terkesan overacting.
IV. Fungsi dan Macam Seni Teater
Tidak ada sesuatu dalam budaya manusia yang tidak berguna. Begitu pula dengan teater yang berfungsi sebagai:
1. Upacara persembahan pada peradaban kuno manusia.
2. Sarana ibadah pada berbagai seni teater tradisional Indonesia di masa lalu.
3. Sarana pendidikan karena kisah-kisah yang dipentaskan mengandung pesan moral yang berpengaruh penting bagi kehidupan.
4. Sarana hiburan sejak dahulu kala.
5. Sarana berekspresi bagi para senimannya melalui kata-kata dan gerak tubuh.
6. Sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri. Istilah kerennya, aktualisasi diri.
7. Sarana untuk bersosialisasi bagi semua orang yang terlibat dalam produksi dan pementasan, dari awal hingga akhir.
Akhirnya, beberapa macam teater yang pernah dipentaskan adalah:
1. Drama Musikal yang memadukan seni musik, teater, dan seni tari. Dua jenis yang sering dipentaskan adalah opera dan kabaret.
2. Teatrikal Puisi yang memakai karya puisi sebagai naskah teater.
3. Teater Boneka yang sudah ada sejak zaman dulu. Sebagai contoh: untuk menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga mementaskan wayang kulit.
4. Teater Dramatik yang menyajikan cerita sedetail mungkin, dari tokoh, kejadian, hingga alurnya.
5. Teater Gerak yang berfokus pada gerak dan ekspresi wajah, sehingga mirip dengan pantomim klasik. Makna serta pesan diekspesikan dalam bentuk gerak.
Begitulah seluk-beluk seni teater. Semoga bisa bermanfaat selain menambah wawasan tentunya.
publish pertama: 29 Maret 2020
⭐⭐⭐
Tema riset: Seni
Sumber:
1. https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/pengertian-seni-teater
2. Wikipedia di:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teater
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hari_Teater_Sedunia
3. https://rumusbilangan.com/seni-teater/
4. https://www.romadecade.org/seni-teater/#!
5.https://www.solotrust.com/read/26698/Solo-KLB-Corona-Sala-Hatedu-7-2020-Dibatalkan-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top