Ekstra Part 07 : Swara Adyatama Dewantara

Yok vote sebelum baca.

.................

"Saya mau melihat Agreva dulu," pamit Sekala pada ayah dan mertuanya.

Ganesha Dewantara serta Nokka Adytama kompak membalas dengan anggukan. Lalu lanjut mengobrol tentang politik lagi.

Sekala segera bangun dari kursi. Berjalan dengan langkah-langkah panjang ke pintu guna keluar kamar istirahat, menuju ruang perawatan dimana sang istri berada.

Dirinya tak berpamitan pada sang ibu dan juga mertua perempuannya karena mereka tengah asyik momong cucu baru bersama.

Benar, buah cintanya serta Agreva.

Swara Adyatama Dewantara namanya.

Putri manis mereka telah hadir ke dunia, tujuh jam lalu, lewat persalinan normal.

Tentu tidak mudah perjuangan sang istri, sampai bisa melahirkan buah hati mereka dengan selamat dan juga sehat.

Agreva adalah wanita luar biasa baginya.

Pengorbanan menahan rasa sakit selama berjam-jam karena kontraksi, sangat berat. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Agreva melalui semua hingga persalinan tiba.

Jika saja wanita itu tidak tangguh, maka putri mereka tak akan lahir. Sifat pantang menyerah Agreva begitu besar.

Untuk semua perjuangan dilakukan sang istri, ia akan selalu mengingatnya. Selalu ingin dimuliakan Agreva, sebagai bentuk rasa terima kasihnya pada wanita itu.

Seumur hidup, ia akan membahagiakan sang istri dalam pernikahan mereka.

"Mas?"

Sekala pikir Agreva sedang tidur karena wanita itu berbaring sambil memejamkan mata, nyatanya sang istri terjaga.

Apakah karena ia berjalan dengan derap langkah yang bersuara, hingga membuat sang istri terganggu dan bangun.

"Tidak tidur, Sayang?"

"Kebangun karena lapar, Mas."

"Mau makan."

Sekala langsung paham apa yang sang istri butuhkan. Ia pun segera saja mengambil nampan berisi makanan sehat disediakan oleh rumah sakit, lalu dibawa ke ranjang.

Tepatnya diletakkan di atas meja lipat.

"Suapin, ya, Mas."

Tentu keinginan sang istri akan dipenuhi. Tanpa diminta pun, ia akan memanjakan Agreva dengan sepenuh hatinya.

Satu sendok nasi dan sup disuapkan, lalu.

Sang istri mengunyahnya dengan lahap, tanpa mengurangi senyum di wajah.

"Baby Swara nangis nggak, Mas?"

"Tidak."

"Swara senang bersama nenek-neneknya."

Agreva tertawa. Ekspresi kebahagiaan pun terpancar jelas di sepasang mata istrinya.

"Baby Swara dominan mirip kamu, yah, Mas. Aku kira akan mirip denganku."

"Dia cantik seperti kamu, Gre."

Agreva nyaris saja tersedak karena terlalu senang mendengar pujian sang suami, tapi untung ia masih bisa makan dengan aman.

Hanya wajah yang terasa memanas.

Berapa kali pun disanjung dengan kalimat yang bahkan kata-katanya sederhana dan cenderung blak-blakan, ia tetap senang.

"Semoga nanti gedenya, Baby Swara bisa cantik kayak aku, ya, Mas." Agreva pun menanggapi, setelah makanannya ditelan.

"Tapi, Mas nggak boleh posesif nanti."

"Posesif?" Sekala tak cukup paham akan apa yang dimaksud oleh sang istri.

Full versi part ini bisa dibaca di karyakarsa. Link di bio.

Only 7.000 untuk 5 ekstra part.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top