Chapter 22
Yok 50 vote duloo buat next part. Udah tamat nih sampai part 30.
..............
"Pokoknya sayang Papaaa!"
"Makasih, Paahhh!"
Selesai melontarkan seruan yang bertubi, Agreva pun menutup pintu ruangan kerja sang ayah.
Mata lalu mengarah ke sosok Sekala Adyatama.
Pria itu jelas langsung menatapnya juga. Netra elang yang pasti dengan tajam memandangnya.
Menyelidik pula sorotnya, seakan-akan mencoba untuk mencari informasi dari menatapnya.
Agreva bergerak lebih mendekat, tentu saja.
"Lama menunggu, ya? Aku bicara banyak."
"Mendiskusikan banyak hal dengan Papa, jadi aku lebih lama mengobrolnya," terang Agreva.
Ya, tanpa Sekala Adyatama jelaskan, ia pun akan memberi tahu, tentu tidak dengan topik-topik dibicarakan, tetap harus dirahasiakan.
Terutamanya rencana berkaitan dengan pria itu, yang menjadi kesepakatan bersama sang ayah.
Respons Sekala Adyatama atas penjelasan telah dilontarkannya? Tidak ada pertanyaan. Hanyalah mengangguk dengan ekspresi biasa-biasa saja.
Jadi, lebih bagus memang seperti itu.
Kini, gilirannya beraksi pada Sekala Adyatama.
"Kata Papa, Mas boleh pergi bersamaku."
Mimik wajah pria yang tengah berdiri tegap di depannya, seketika berubah. Alis terangkat.
"Ayo, ikut aku, Mas. Aku punya kejutan."
Agreva sudah dengan semangat menarik tangan Sekala Adyatama, kekuatannya pun cukup besar. Namun, pria itu malah masih bergeming.
Tetap dalam posisi berdiri gagah, tak sedikit pun bergerak untuk mengikuti langkah kakinya.
Justru Sekala Adyatama menunjukkan ekspresi keheranan. Mata yang memandangnya lekat pun sarat akan tanda tanya, sangat nyata terlihat.
Apakah pria itu ragu pergi dengannya? Haruskah ia menggunakan jurus memaksa dan merajuk?
"Ayo, ikut aku, Mas," pintanya lagi.
"Aku sudah minta izin sama papa. Mas dikasih ikut denganku pulang. Jadi jangan khawatir."
"Kita mau ke mana?"
Full versi part ini ada di karyakarsa, link di bio.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top