Chapter 21
Yok bisa yok 50 votes buat next part.
.............
"Gimana, Pa? Return seratus persen dari modal untuk bulan ini, apa cukup?" Agreva bertanya dengan nada ceria. Siap menerima pujian.
Sang ayah pun segea merespons, lewat gerakan anggukan-anggukan kepala yang mantap.
Akan ditunggu komentar lanjutan, terutamanya kalimat berisi nada sanjungan atas kinerjanya yang ciamik dalam mengelola dana investasi hingga berhasil untung sebesar modal diberikan.
Seratus milyar menjadi dua ratus milyar.
Tentu setelah fokus penuh selama dua minggu belakangan mencari koin dan saham yang bagus, dengan kenaikan juga lumayan tinggi
Boom! Strategi trading diterapkan, akhirnya bisa meraup keuntungan seperti ayahnya inginkan.
Setelah otaknya bekerja secara maksimal, sudah pasti dibutuhkan semacam apresiasi dan pujian.
"Hasil yang fantastis, Nak."
Agreva memperlebar senyumannya. Hati tentu senang menerima sanjungan sang ayah
"Papa tidak salah mengucurkan dana sebanyak itu, jika kamu berhasil melipatkan gandakan."
"Iya dong, Papa. Siapa dulu anak bungsu Papa dan Mama ini? Aku memang mahir." Agreva tak merasa ragu untuk membanggakan diri.
Hasil kerja kerasnya nyata, dan sekali lagi, amat patut untuk diberikan apresiasi, termasuk dari dirinya sendiri. Semacam motivasi tambahan.
"Papa salut denganmu, Gre."
Agreva tertawa kian cekikikan. Upaya dengan nyata menunjukkan rasa senang akan sanjungan yang kembali dilontarkan oleh sang ayah.
"Kamu ingin bonus berapa, Nak? Apa sepuluh milyar cukup? Atau mau tambah?"
Bagian inilah yang juga Agreva senangi. Tidak hanya pujian dalam kata-kata, namun pemberian hadiah berupa uang dengan jumlah banyak.
Dan sebagai kesetujuan atas penawaran ayahnya, ia pun mengangguk-anggukan kepala.
"Benar, Gre? Tidak ingin Papa tambah?"
Sang ayah coba bernegoisasi dengannya.
Baiklah, jika ia memang diberikan kesempatan, maka akan dimanfaatkan dengan maksimal.
"Cukup sepuluh milyar, Pa. Tapi, aku mau minta yang lain. Gimana? Papa mau mengabulkan?"
Ayahnya tertawa misterius. Ekspresi pun tak bisa dibaca, namun indikasinya tidak serius.
Bisa dibilang permintaannya akan terkabulkan, ia hanya perlu memastikan lewat jawaban yang akan secara langsung dilontarkan ayahnya.
"Meminta apa, Nak? Papa bisa menuruti."
"Katakan apa yang kamu mau, Gre."
Full versi part ini ada di karyakarsa, link di bio.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top