✨⚡Special cept⚡✨

I-chan :"hai hai hai semua, selamat datang di special cept kita. Yuhu!!!"

I-kun :"yo! Ketemu lagi dengan kita, capt ini khusus untuk seseorang."

I-chan :"ya, namanya NurAsfatira dia udah I-chan anggap adik. Ok lah, selamat membaca dan semoga suka."

I-kun & I-chan :"TERBAIK!"

_____✨⚡Happy Reading⚡✨_____

Pada suatu hari di rumah Elemental brother.

Blam!

Ceklek!

                Taufan menutup pintu kamarnya dan segera menguncinya, dia sangat marah karena keenam saudaranya dan teman-temannya sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah bersama tanpa dirinya. Salahkan saja sendiri yang saat pulang sekolah tadi bermain dulu Haverboard di lapangan untuk mencoba tekhnik baru, dan tidak ingat kalau hari semakin sore.

                 Teman-temannya yaitu Yaya, Ying, Gopal, dan Fang baru pulang bersamaan dengan kedatangan Taufan, mereka baru selesai mengerjakan tugas sekolah. Taufan berniat meminjam catatan kembarannya, tapi tidak ada yang memberikan, katanya 'kerjakan aja sendiri, siapa suruh main dan tak ingat dunia?' itulah penyebab Taufan berlari ke kamar dan mengunci dirinya.

"Ayolah Taufan, jangan marah. Keluarlah dari kamar." bujuk Blaze dan yang lainnya.

"Tak!" jawab Taufan dibalik pintu.

"Kak Taufan, ayo keluar! Lihat ini, ada acara kesukaan kakak!" teriak Thorn.

"Tak nak!"

              Mereka terus membujuk sang pengendali element angin itu supaya keluar, tapi tetap tidak ada yang berhasil.

"Ait? Dia belum keluar juga?" tanya Gempa keluar dari dapur. Dia baru saja mencoba resep baru dari Yaya, ingat! Bukan biskuit Yaya yang melegenda.

"Ha'ah, dah cube banyak kali, tapi tak keluar juga." jawab Thorn dan Blaze bersamaan, karena Ice sibuk tidur, Solar sibuk dengan Hp-nya, dan Hali dengan bukunya. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Oh, macam 'tu," Gempa menanggapi, dia melirik ke arah tangga."Taufan! Nak puding buah tak? Sedap tau!" teriak Gempa.

"Tak!"

"Betul 'ni?"

"Iya! Nanti aja Gem!"

              Gempa beralih menatap kembarannya yang lain, dan yang ditatap hanya mengangkat bahu tak tahu. Tapi tiba-tiba Blaze berbisik kepada Thorn, dan Thorn memberitahukannya kepada Gempa. Tapi ternyata Solar juga mendengarnya, setelah itu mereka berempat menyeringai dan merencanakan sesuatu.

"Hali, bantu aku kejap." panggil Gempa.

"Hm? Ok." Hali menyimpan bukunya di meja, dia menghampiri Gempa. "Apa?" tanya Hali ketika sampai.

             Dengan cekatan Gempa memakaikan Hali apron dan juga sandal berbulu, sama seperti Gempa. Hanya saja apron Gempa itu berwarna coklat muda dan bertuliskan 'i like cooking', sedangkan Hali apronnya berwarna merah muda dengan gambar hati ditengahnya.

"Apa 'ni Gempa?" Hali protes ketika kedua benda itu tiba-tiba dipakaikan kepadanya.

"Udah diam aja, ikuti alur." ucap Gempa menyeringai, diikuti Solar dan Ice. Eh tunggu! Ice? Iya, Ice ternyata mengetahui rencana mereka juga.

"Dan, mulakan!" ucap Solar bersemangat memberikan aba-aba.

"Cepat kerja! Jangan malas!" Gempa menarik Hali ke dapur dan mendorongnya pelan hingga jatuh.

"Iya, bersihkan dapur ini!" Blaze berteriak.

"Cuci bajuku!" Thorn melempar baju kotor pada muka Hali.

"Oi!" Hali berteriak tak terima.

"Sssttt ... Ikuti alur." bisik Solar di dekat Hali.

"Hais ..." Hali menatap datar ketiga saudaranya. "Baik, Hali kerjakan." lanjut Hali dan membereskan cucian itu dengan menahan amarah.

              Setelah Hali kembali ke dapur, Thorn berlari dari ruang keluarga menuju dapur dengan teriak-teriak.

"Ibu! Ibu! Ada undangan pesta dansa dari istana." teriak Thorn menghampiri Gempa yang disebut 'ibu' itu.

"Iye ke? Wah ...." teriak Gempa antusias.

"Yes, berarti kita bisa berdansa dengan pangeran." tambah Blaze dan menarik Thorn menari karena senang.

"Hahaha ... Iya kak." balas Thorn. Sedangkan Hali hanya menatap datar.

              Tanpa disangka, Taufan mendengarkan dari balik pintu, dia menempelkan telinganya ke pintu agar lebih jelas.

"Emm ... Tapi Hali jangan ikut!" ucap Gempa menunjuk Hali.

"Hm, Hali kan banyak pekerjaan di sini, iya kan kak?" Thorn melirik Blaze.

"Ya. Lagipula nanti pangerannya jijik kalau liat Hali berpenampilan kayak gitu." Hali benar-benar ingin menumbuk Blaze, jika saja Solar tidak menghentikan dan mengatakan kalau ini hanya drama.

"Hm," Hali hanya bergumam sebagai jawaban.

"Ok, by Hali. Kami pergi ke pesta dulu." ucap ketiganya.

"Hn,"

'Dasar, gak niat banget.' batin semua Boboiboy kecuali Hali.

                Setelah kepergian ketiganya, yang sebenarnya hanya ke ruang keluarga untuk menyusun rencana selanjutnya. Tiba lah Solar dengan sayap dan tongkat peri entah dapat dari mana, ia mendekati Hali yang duduk di kursi tanpa suara.

"Assalamu'alaikum Neng Hali!" Solar mengagetkan Halilintar.

"Allahu akbar! Solar!" Hali kaget dengan kedatangan Solar. "Wa'alaikumsalam." lanjutnya.

"Tumben ngucap 'allahu akbar'?" Solar menyindir Hali.

"Hn, ada apa?" Hali bertanya seolah melupakan pertanyaan dari Solar.

"Perkenalkan, aku adalah ibu peri bernama Solaririri, bukan Solar. Ok?" ucap Solar meniru gaya ibu peri, jangan lupakan wajahnya yang dibuat-buat dengan badan yang berputar seirama dengan ucapannya.

Hoek!

             Seketika yang mendengar dan melihatnya ingin muntah, bahkan Taufan yang berada di kamar.

"Aku ke sini untuk membantumu Hali sayangku, pasti kau ingin pergi ke pesta dansa, kan?" Hoek, masa Hali dibilang sayang sama Solar? Ish-ish-ish! Terlalu mendalami karakter!

"Enggak ibu peri Sorari." jawab Hali.

"Bukan Sorari, tapi Solaririri!" ucap Solar tegas.

"Hn, terserah." Hali jadi tak selera jika seperti ini.

"Ok, kalau gitu, ibu peri Solaririri ini akan membawamu ke pesta. Tapi kita rubah dulu penampilan kamu yang kucel and the kumel ini." ucap Solar menatap Hali.

"Oi!"

"Ehehehe ... Canda Neng." Solar terkekeh melihat Hali.

                 Kini Solar menarik Hali supaya berdiri, dia mengangkat tongkat sihirnya dan merapal mantra. Dia memutar tubuh Hali tiga kali.

"Mana? Ko gak berubah? Kereta kuda dari labu pun gak ada?" tanya Hali setelah berhenti berputar.

Tak!

"Aduh! Kenapa kau ..." Belum sempat Hali marah karena dipukul Solar, tapi Solar memotongnya.

"Sssstttt ... Ini cuma akting." ucap Solar mengingatkan.

"Hn,"

                  Setelah Hali bergumam, Solar dengan tidak elitnya mendorong Hali ke ruang keluarga setelah menjelaskan kalau dia harus kembali sebelum jam berbunyi.

                 Hali tiba di ruang keluarga, Hali melihat Thorn dan Blaze yang telah memakai kostum, tepatnya sebuah sarung dipakai oleh keduanya sebagai gaun. Tapi Hali justru melihatnya seperti penjaga malam yang sudah siap meronda keliling kampung.

'Astaga ... Kenapa lah aku punya adik macam 'ni? Bukan adikku.' batin Hali melirik keduanya. Lalu beralih melihat Gempa yang sudah berganti peran bersama Solar yang entah sejak kapan sudah ada di sana, duduk manis bak Ratu dengan Rajanya. Dan terakhir Hali melihat Ice berdiri tegak dengan sebuah mahkota dikepalanya, terbuat dari bongkahan es, mungkin Ice menggunakan kuasanya untuk membuat itu. Dan untuk topinya, dia menyimpannya di meja.

'Ini pasti ulah dia.' batin Hali menatap Ice tak suka.

                Sang pangeran atau yang kita kenal bernama Ice, mendekati Hali yang baru sampai di istana(ceritanya). Tapi dia dihadang oleh Blaze dan Thorn.

"Pangeran Ice! Berdansa lah denganku." ucap Blaze memohon.

"Tidak! Dengan Thorn aja Pangeran!" Thorn ikut memohon.

"Gak! Aku yang paling cantik!" Blaze berteriak menunjuk dirinya.

"Ish, justru Thorn yang paling cantik dan layak berdansa dengan Pangeran!"

"Gak! Aku!"

"Aku!"

"Aku lah!"

"Gerrrr ...." keduanya saling bertengkar memperebutkan pangeran.

                Tanpa ada yang tahu, Taufan sudah mengepalkan tangannya dengan kuat, dan mengulang kalimat 'akulah yang seharusnya menjadi pangeran! Awas aja kau Ice.' Taufan terus seperti itu dibalik pintu. Dia enggan untuk keluar karena masih dalam mode marah.













#Hallo readers

I-chan :"jangan marah dulu karena belum selesai. "

I-kun :"hm, kami bagi dua karena kepanjangan. Ok, lanjut ke capt berikutnya, tapi jangan lupa Voment."

Minggu, 10 Mei 2020

20:00 WIB

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top