(27) anak misterius
"Mana nona cantiknya?" tanya anak itu polos, tanpa mengetahui kalau kalimat itu berhasil membuat Fang tertawa guling-guling dengan Hali yang menahan amarah.
"Buahahahaha!!!"
"Diam Fang! Dan kau anak kecil! Tidak ada nona cantik di sini." ucap Hali tegas terhadap anak kecil di depannya.
"Loh, tapi tadi kata Om ungu ada nona cantik, nona cantik itu kakak ya?"
Oke, mereka berdua terdiam, masalahnya Fang dipanggil 'Om ungu' dan Hali dituduh 'nona cantik' meski tetap memanggil kakak.
"Pft! Om ungu!" Halilintar menutup mulutnya menahan tawa, mengabaikan dirinya yang sempat dituduh sebagai nona cantik.
"Oi! Aku tidak se-tua itu! Apalagi kenapa harus 'om' ?!"
"Tidak Fang, kau cocok sebagai om."
"Halilintar!!!" Pft! Sepertinya Halilintar cukup puas juga berhasil membalas Fang. Namun saat sibuk dengan keduanya, tiba-tiba ada yang memeluk kaki Hali, tepatnya anak kecil tadi.
"Eh?"
"..."
"Ayo kita pulang, kita cari nona cantik yang sebenarnya!"
Krik-krik krik-krik
Sungguh situasi yang sulit untuk diartikan, apa maksud dari anak kecil ini? Lebih tepatnya anak misterius! Kayak jin! Tiba-tiba datang tanpa undangan, dan pergi tanpa ada yang ngantar! Hem ... apa kayak mantan ya? Datang tak diundang, pulang tak diantar, dan hilang tanpa kabar. Eh? Kenapa jadi ke sana? Lanjut-lanjut! Lanjut masuk sumur! Eh? Jurang! Eh? Maksudnya comberan! Eh? Cerita!!!
"Hei anak kecil, dimana orangtuamu? Kau tidak datang sendirian, 'kan?" tanya Fang kebingungan, pasalnya anak ini benar-benar sendirian, apalagi jalanan ini sepi, bagaimana kalau anak ini adalah anak jadi-jadian? Berrr ... tidak-tidak! Tidak mungkin!
"Aku datang bersama kakak, Om."
Om lagi? Oke, kesampingkan hal itu.
"Lalu, di mana kakakmu?"
"Entah?" anak kecil itu mengendikkan bahunya.
"Sebelum itu, " Halilintar mulai bersuara saat dirinya diam saja sedari tadi, "lepaskan pelukanmu yang mengganggu!" lanjutnya tajam.
"Hihi ... aku suka kakak."
"Eeeeeeeee?!" itu bukan jawaban yang difirkan kedua remaja laki-laki itu, sungguh mengagetkan.
"Cukup. Fang, kita pergi!" Hali menatap Fang dan berusaha melepas pelukan dari anak misterius itu, namun selalu gagal.
"Lalu bagaimana dengan anak ini?"
"Tinggalkan."
"Kau kejam, Li."
"Tentu saja kita bawak."
"Kau yakin?"
"Iya, kita bawak dia ke kakaknya."
"Tapi ..." saat mereka berdua berbicara, anak misterius itu memotong ucapan Fang.
"Tidak perlu, Kak Lili-chan, aku bisa pergi sendiri." Eeeeeeeee?! 'kak Lili-chan?'.
"Pft! Dia memanggilmu 'Lili-chan', Hali!" bisik Fang dan mendapat tatapan tajam dari sang empunya.
"Dan untuk Om juga, tidak apa-apa, aku berani sendiri ko, kakakku ada disekitar sini. Hihi ...." Dia tertawa imut dan menampilkan gigi-giginya yang putih.
"Fang, kau berhasil menjadi Om baginya." bisik Hali membalas Fang.
"Sialan kau, Hali!" Hali diam, dalam hatinya dia tersenyum bangga.
Set!
Duk!
Sungguh tiba-tiba, kedua remaja laki-laki itu berkedip-kedip lucu kebingungan, ketika dengan seenak hati, anak kecil ini menarik Hali hingga berjongkok dihadapannya. Wow~ luarbiasa.
"Ada apa?" Halilintar menaikan satu alisnya tanda diapun bingung dengan tindakan anak jadi-jadian ini, maksudnya anak misterius ini.
Dan tiba-tiba ...
Cup~❤️
Halilintar blang dan mematung, bahkan Fang terdiam kaku saat adik kecilnya, maksudnya Halilintar dicium pipinya oleh anak kecil itu. Fiuh~ untuk dipipi, jika tidak ... No!!! Fang tidak ingin memikirkan lebih jauh dari itu!!!
"Errr ... yang tadi itu untuk apa?" tanya Fang menatap tak percaya anak kecil dihadapan Halilintar yang sedang memegangi pipi kirinya yang menjadi korban penciuman seorang anak kecil!!! Laporkan oi! Ini tindakan salah! Laporkan ke dinas penci- eh? Err ... Kembali ke cerita.
"Hihi! Sayang Lili-chan~"
Puk-puk!
Anak kecil itu menepuk-nepuk kepala Hali lembut.
" jadi anak baik ya, kakak pergi dulu. Dah!!!" anak kecil itu pergi sambil melambaikan tangannya.
"Err ... Li? Apa dia baru saja menyebut dirinya 'kakak', dan mengklaim dirimu sebagai 'adiknya'?"
"..." Hali diam, dia masih berjongkok dan tetap memegangi pipi kirinya. Err ... Oke, lupakan sebentar, Fang beralih melihat kepergian anak kecil tadi.
"Dadah juga Om ungu!!!"
Hening ....
"DASAR ANAK KECIL KURANG ASAM!!! KAU-" baru saja Fang ingin mengumpat ketupat, tapi Hali menghentikannya.
"Fang!" Hali menatap Fang dan mulai berdiri dengan perlahan. Ada apa dengannya?
"Kenapa, Li? Kau tidak apa-apa?" tanya Fang khawatir.
"Aku tidak suci lagi."
"Eeeeeeeee?! Apa?!"
"Aku ternodai."
Krik-krik krik-krik
Oke, Hali mulai meracau, dan Fang tidak tahu apa maksudnya.
"Aku sudah ternodai, Fang!" ucap Hali sedikit berteriak.
"Apanya yang ternodai Hali? Siapa yang tak suci? Tak 'pa, nanti kita bersihkan di mesin cuci ya?" sungguh Fang tidak tahu, Fang hanya mengarang jawaban yang menurut dia masuk akal, mungkin baju Hali, tepatnya baju yang ia pinjamkan ke Hali kotor, dan ada nodanya, jadi tak suci lagi.
"Aku ternodai oleh anak kecil!" oke, tiba-tiba Fang ambigu.
"Pipiku dinodai anak kecil tadi, pipiku tak suci lagi, Fang!"
Gubrak!
Fang terjungkal tidak elitnya di jalanan aspal. "Ha-ha-ha ... jadi itu ..., haih ... terbaiklah!"
"Hm?" dan Halilintar hanya menatap polos saja kawan, luarbiasa.
...
Kring-kring kring-kring
Bel istirahat berbunyi, menandakan semua murid boleh keluar dari kelas dan beristirahat. Tapi sepertinya tidak dalam sebuah kelas yang dihuni kembar Elemental, karena ke-enam Boboiboy itu terlihat lesu di meja masing-masing dan tengah ditenangkan oleh ketiga temannya, Yaya, Ying, dan Gopal.
"Haih ... ternyata tidak belajar!"
"Bahkan tidak ada guru! Semuanya rapat!"
"Harusnya aku tidak sekolah!"
"Kalau macam 'ni, Thorn sebaiknya siram dulu teman-teman Thorn di kebun, pasti mereka kehausan."
"Aaarrrggghhhh!!! Aku benci sekolah!!!"
"Huh ... kalau jadinya macam 'ni, seharusnya aku tidak gunakan kuasaku dan membuat Ice dan Solar muntah tadi."
Berbagai kalimat terucap dari masing-masing ke-enam Bobiboy Elemental tersebut, karena Halilintar tidak ada di sana, termasuk Fang.
"Sudahlah kalian, kalian hanya lupa kalau hari ini bebas, dan ada rapat, otomatis pelajaran kosong." Yaya menenangkan Gempa dan yang lainnya, soalnya tadi pagi, ah tidak, mungkin sudah masuk waktu siang, mereka ber-enam datang dengan keadaan yang kacau, jauh dari kata baik-baik saja, apalagi Ice dan Solar sempat muntah karena mengeluh pemandu wisata, ralat, kendaraan, ralat, maksudnya Gempa yang membawa mereka dengan err ... kalian tahu sendiri.
"Ya, betul kata Yaya, jadi kalian bisa bernapas dengan tenang, karena kita tidak diabsen." tambah Ying di samping Ice yang mulai tertidur, berbeda dengan Gopal dan ... TTM dan murid lain.
"Yahu!!! Inilah hari kita!!! Ohoho~ aku suka ini!!! Bolehlah main puas-puas dan tak belajar!!!" mereka hanya tepuk dahi melihat tingkah Gopal bersama TTM dan siswa lain, padahal tadi TTM mengeluh. Oh ya, ngomong-ngomong soal TTM, Thorn sekarang baik-baik saja, dia hanya memakai perban dikedua tangannya, lukanya tidak terlalu parah, mungkin? Karena itu yang dikatakan Gempa, karena Gempa tahu, Hali ... Ah sudahlah! Lagipula kemana Hali? Apa dia tidak sekolah? Semalaman dia tak pulang.
_______
Dan tepatnya di atap sekolah itu, disanalah Halilintar berada, bersama Fang dan ... anak kecil tadi yang mereka berdua temui di jalan. Tapi bukan hanya mereka bertiga, kini ditambah seorang misterius lagi yang kini ... mengunci pergerakan Hali dengan tangannya, sambil menyeringai ke arah sang empunya yang menahan marah.
#oke Readers
Oke sampai sudah, fiuh~ cape juga, hehe ... Maaf kemarin lambat up sampai sekarang baru up. Kemarin sedikit anu dengan anu, jadinya anu-anu dengan anu.
Intinya maaf atas semuanya, makasih juga yang selalu setia, kemarin juga tadinya mau balas komentar, tapi ya gitu, hehe aku gaje. Makannya hari ini Doble up!!! Tahuuu!!! Eh? Yahu!!!🥳🥳🥳 Senang tak? Mestilah~😂
Dah ah! Ngantuk! Tidur-tidur~ besok mulung! Canda~🤣
See you nex capt~
Love you all~❤️
Minggu, 25 Oktober 2020
22: 50 wib
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top