(19) Penculikan

All Boboiboy : "Huwaaah ... siapa yang diculik? Siapa?"

I-kun : "Korang 'ni.😑"

I-chan : "Ahahahaha! Tak 'de. "

TTM : "Jadi, apa kejutannya I-kun? I-chan?"

I-kun : "Ha! Jawab I-chan. Aku tak ikut."

I-chan : "Ehehehe ... Kejutannya adalah ..."

All : "Ya?"

I-chan : " CERITA 'NI AKAN HIATUS!!! AHAHAHAHA!"

All Boboiboy : *siapkan kuasa masing-masing*

Readers : *bawak kapak, golok, pedang, pisau, garpu, dan peralatan lain.*

I-kun :"I-chan, tanggung jawab.😑"

I-chan : "Ehehehe ... tenang-tenang, bukan itu ko. Kejutannya adalah ... PRANK!!!!! MUAHAHAHAHA!!!!"

I-kun :"Ekhm! Aku pergi duluan." Pergi keluar studio untuk cari aman.

I-chan :*masih gelak* "Muahahahaha!!! Lagak lah Korang 'ni!!! Ahahahaha!!!"

Readers :"Serang dia!!!!" Kejar I-chan.

I-chan : "Eh? Kyaaaa!!! Tunggu aku I-kun!!!!"lari dikejar masa.

All Boboiboy :"Muehehehe ... tak perlu mengotori tangan.😉😏"

---------✨⚡Happy reading⚡✨---------

                 Pada suatu sore setelah pulang sekolah, Yaya dan Ying berjalan bersama. Biasanya mereka akan bersama dengan Boboiboy Elemental, Fang, dan Gopal, hanya saja mereka sibuk mempersiapkan untuk perlombaan sekolah nanti.

"Hey Yaya, kau sedang memikirkan apa?" tanya Ying di sebelah Yaya.

"Hm? Tak, cuma memikirkan perlombaan nanti."

"Haiya, tenang saja ma~ kita pasti---" perkataan Ying terhenti ketika sebuah mobil hitam berhenti di depan mereka, hingga menghalangi jalanan, apalagi keadaannya sangat sepi.

           Ying memasang kuda-kuda untuk melindungi dirinya, termasuk Yaya juga mengepalkan tangannya, bersiap untuk menyerang kalau yang berada di depannya adalah penjahat.

          Tiga pria tegap keluar dari mobil, dengan pakaian yang serba hitam, dan menghampiri Yaya dan Ying.

"Mau apa kalian, hah?!" Ying bersiap siaga.

"Tenang Ying, mungkin mereka baik." ucap Yaya menenangkan kawannya itu.

"Bukan urusanmu, bocah!" Seorang dari mereka menjawab dengan santainya, dan lebih memilih melihat Yaya.

           Ying tak tinggal diam, dia menebak kalau Yaya-lah yang mereka incar. Dengan cepat Ying menendang dengan 'seribu tendangan laju'. Namun hal itu ditangkis dengan mudahnya oleh mereka, dan membanting Ying ke selokan kecil di pinggir jalan.

Gejebur!

"Aduh ..., sakit ma~ siapa mereka? Kenapa mereka bisa menangkisnya ...?" lirih Ying yang berenang di selokan.

"Ying!" teriak Yaya, tapi tiba-tiba sebuah sabuk besi berhasil menguncinya, sepertinya sabuk itu berguna untuk mengunci kuasa Yaya, dan Yaya dibawa ke dalam mobil.

"Oh tidak, Yaya!" teriak Ying, namun terlambat, mobil itu sudah melaju kencang meninggalkan Ying yang basah kuyup di selokan.

"Gawat-gawat-gawat!!! Aku harus menyelamatkannya," gumam Ying," tapi ... Huweeeee!!! Nenek! Aku basah kuyup!! Aku jadi kayak tikus got!!!" lanjutnya segera keluar dari sana, mengabaikan tubuhnya yang sakit karena dibanting.

Di tempat lain atau lebih tepatnya di dalam mobil,

'Aku mohon tolong aku Ying, atau siapa saja. Tangannya bau, huweeeee!' batin Yaya yang tidak bisa melepaskan kuasanya, ditambah lagi ia dibekap oleh salah seorang pria tadi.

...

         Setelah beberapa menit, mobil yang membawa Yaya berhenti di depan sebuah rumah tua dan lusuh. Dengan sigap ketiga pria berbaju hitam tadi mengeluarkan Yaya dan membawanya ke dalam rumah tersebut, dan mengikatnya di salah satu kursi besi lainnya, yang sama-sama menekan kuasa Yaya.

"Lepaskan aku! Apa yang Korang nak?!" Yaya berteriak dan berusaha melepas ikatannya pada kursi besi.

"Diam!" sebuah suara muncul dari kegelapan ruangan itu, dan menampakkan seorang pemuda dengan tubuhnya yang tertutup oleh kegelapan.

           Pemuda itu memberi isyarat pada tiga orang tadi dan menyuruhnya keluar. Kini tinggal Yaya dan pemuda itu yang berada di sana.

"Siapa kau? Mau apa kau menculikku?!"

"Tenangkan dirimu ..., bukan kau yang aku incar."

"Ha? Lalu siapa yang  ..." Belum selesai Yaya mengucapkannya, tiba-tiba sebuah balok kayu menghantam kepala bagian belakang, hingga membuat Yaya pingsan.

"Ya, bukan dirimu yang aku incar. Hm ... seram juga aku kalau berdiri di dalam kegelapan ini, bagaimana kalau ada ..." Pemuda itu melirik ke belakang, hawa dingin menerpa kulitnya.

"Tuh kan, dah agan dah. Berr ... tempat 'ni terlalu seram, siapa yang memilih tempat 'ni? Tak cocok lah ...." ucapnya yang tidak menyadari kalau dirinyalah yang memilih tempatnya.

_____

"Apa benar ini tempatnya?" ucap seorang remaja laki-laki berbadan berisi dan berkulit gelap.

"Iya, ini posisinya," seorang remaja laki-laki lain yang berdominasi ungu itu berucap, "baiklah, Korang urus mereka, biar aku yang masuk."

"Baik!" Jawab remaja pertama bersama dengan seorang gadis lain.

_____

           Yaya membuka matanya perlahan, rasa sakit di delakang kepalanya masih terasa. Tatapannya masih buram, dia menelusuri setiap inci ruangan itu. Namun saat Yaya menoleh ke kanan ...

"Ciluk ba!!!"

"Aaaaaaaaa!!! Pergilah wahai sayton!!!" Yaya menutup matanya sambil berteriak.

"Hey-hey! Aku bukan sayton."

"Kyaaaa!!! Allahuma bariklana fima rozaqtana waqinna adzabannar! Pergi!!!"

"Oi! Kau berniat memakanku, Yaya?"

"Eh?" Yaya membuka matanya perlahan, "Fang?!"

"Ssssttt ... jangan berisik." ucapnya memberi isyarat diam.

"Tunggu, bagaimana kau ada di sini? Dan ... di mana ..."

"Ssssssttt ... kau cerewet sekali. Aku datang bersama yang lain, Ying memberitahuku kalau kau diculik."

"Oh, lalu di mana merka?"

"Tidur."

"Apa?!"

"Gurau 'je. Ahahahaha ..."

"Sumpah Fang, ini bukan saatnya untuk bergurau." Yaya menatap bosan Fang.

"Iya-iya, si kembar Boboiboy Elemental masih di jalan. Ying sedang menjadi umpan bersama Gopal, suapaya penjaga-penjaga itu keluar, dan aku menyelamatkanmu." jelas Fang.

"Apa gak kebalik tuh?" tanya Yaya memasang muka krik-krik.

"Ehehehe ..." rasanya Yaya ingin memukul Fang dengan 'pukulan padu'.

             Setelah sabuk besi yang mengikat Yaya terbuka, mereka berlari keluar melewati pintu belakang, namun ternyata di sana ada Ying, Gopal, dan para penjaga, termasuk pemuda yang berada di kegelapan tadi, bisa ditebak, dia adalah Bos-nya.

"Ying? Gopal?" ucap Fang dan Yaya bersamaan.

"Haiya! Kenapa lu orang lewat sini?" ucap Ying menepuk jidatnya.

"Dey! Ini depan rumahnya lah." tambah Gopal sengit.

"Eeeeeeeee?" Fang dan Yaya kebingungan.

"Pft ... "Semua orang menahan tawa melihat keempatnya, tidak memperdulikan suasana tadi yang sedang memanas akan ... API CEMBURU BUTA! MUAHAHAHAHA! Uhuk-uhuk! Lupakan kalimat terakhir .

"Buahahahaha!! Bos, mereka lagak lah!" ucap para anak buah.

"Awokwokwokwok ... memang betul apa yang Korang cakap." seorang yang dinamai Bos ikut tertawa dan menyetujui pendapat anak buahnya.

"Psssttt ... "Fang memberi isyarat dan diangguki Yaya, Ying dan Gopal. "Lari!!!"

          Mereka berempat lari meninggalkan para penculik itu.

"Oi! Tunggu!!!"

"Tidak, terimakasih!" ucap keempatnya kompak.

"Oh iya, sama-sama. Hati-hati di jalan."

"Pft ... Buahahahaha!" Fang, Yaya, Ying, dan Gopal tertawa lepas mendengar jawaban itu.

"Eh? Kenapa aku cakap macam 'tu?" ucap seorang pria menatap pria lainnnya, saat Fang dan teman-temannya hilang dipandangan mereka.

"Entah, akupun tak tahu." jawab pria lain disampingnya.

"Memangnya kita lagi main apa? Aku tak ingat." kini pria ketiga menanggapi.

"Apa mungkin kita ... Oh tidak! Jangan-jangan kita insomnia?!" ucap pria kedua.

"Huwaaa! Gawat! Kita insomnia!!! Aaaaaaa!!!" teriak ketiganya bersamaan. "Bos!!! Kita insomnia!!!" lanjut mereka berteriak.

"Bodoh!!!! Kenapa kalian diam saja?! Kenapa kalian tidak mengejar mereka?! Bodoh! Kalian bodoh!!!"

"Eh?" ketiga pria atau anak buahnya kebingungan.

"Lagipula harusnya amnesia! Bukan insomnia! Insomnia itu kurang vitamin C-inta!"

"Oh, jadi kita amnesia ya?" salah satu anak buahnya mengangguk mengerti.

"Wah, terbaiklah!" Anak buah kedua berbinar menatap Bosnya.

"Kenapa terbaik?" Bosnya kebingungan.

"Sebab ... kita boleh melupakan utang kita!!! Yuhu!!!"

"Wah betul juga!!! Horeee! Aku akan lupa kalau aku punya istri dan anak! Boleh lah aku nikah lagi dengan alasan 'tu!!!"

"Yes!!! Aku juga akan lupa kalau aku ini pelupa! Yuhu!!!"

          Mereka bertiga bersorak gembira dan bertos ria bersama, mengabaikan Bosnya sendiri.

"Ck! Kenapa aku memperkerjakan mereka? Huweeeee! Emak! Abah! Tolongin Dedek!!!"

"Cup cup cup ... Jangan nangis ya Adik manis." -anak buah 1.

"Iya, nanti Abang beliin permen ya?"-anak buah 2.

"Atau mau Abang gendong? Sini-sini, Abang gendong ..."-anak buah 3.

"Huweeeee!!! Korang jahat!!!!" Bos mereka duduk menangis, sambil menendang-nendang angin seperti anak kecil.

"Permisi Pak cik, Pak cik semua nampak kawan-kawan kiteorang tak?" remaja dengan topi berwarna hitam dengan lambang origami hijau bertanya, diikuti remaja lain yang nampak serupa atau kembar.

"Dua perempuan dan laki-laki!" Kini remaja yang bertopi hitam dengan lambang api yang menambahkan.

"Satu berjilbab, satu budak China, satu lagi gemuk, dan terakhir ada landak ungu." remaja bertopi putih dengan lambang anginlah yang ikut menambahkan juga. Sedang kembarannya menunggu.

"Ha? Tak 'de lah, Dik." Jawab para pria atau anak buah Bos yang sedang manangis di depan mereka.

"Hiks, ada ko. Mereka lari ke sana." ucap Bos mereka dengan terisak.

"Ok, terimakasih Pak cik!" mereka bertujuh mengangguk dan pergi dari sana, mengabaikan seorang pemuda lain yang tidak jauh dari mereka yang membawa kalung dengan bandul simbol petir berwarna merah, menyeringai menatap salah satu dari kembar tujuh tadi.

'Sebentar lagi, bersabarlah ....' batinnya menghilang dari sana tanpa bekas.







See you next capt 🥰🥰😘😁

Minggu, 21 Juni 2020

21:10 WIB

I-chan :"Ok, jangan marah dulu, sebenarnya kejutannya di capt lain. Awokwokwokwok ...."

I-kun :"Dah tuh, bertobatlah. Kau dah dihajar masa juga."

I-chan :"Ehehehe ... Intinya, terimakasih pada Readers yang setia di sini, semangatin kami, vote dan koment juga. Apalagi sampai menunggu kami, terimakasih semua. 😆"

I-kun :"Ya, dan maafkan kami jika selalu mengerjai kalian. Apalagi I-chan. Apa-apa pun, kami sayang kalian. Jangan lupa Voment dan follow bagi yang suka ya."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top