( 16 ) Topi

                Pagi hari di sebuah sekolah bernama SMA Pulau Rintis. Cuaca di luar sana memang cerah dengan sedikit awan, tapi tidak di sebuah kelas, tepatnya kelas satu jujur SMA Pulau Rintis. Di sana suasananya sangat menegangkan, bahkan aura hitam yang begitu pekat, memenuhi seisi kelas. Tapi siapa yang mengeluarkan atau membawa aura itu ke dalam kelas? Dan membuat para siswa maupun siswi di dalamnya berkeringat dingin dan tegang? Mereka takut untuk hanya menatap orangnya saja, termasuk para super hiro kita, Elemental brother, Ying, Yaya, Gopal, dan Fang. Rasanya mereka akan dimakan hidup- hidup oleh orang itu.

               Satu nama yang tercetak disetiap kepala mereka, Gempa. Ya, sedari pagi bahkan dari rumah pun, Gempa sudah beraura seperti itu. Para kembarannya juga hanya mendiamkan Gempa, karena mereka juga terlalu takut.

               Entah apa yang terjadi pada Gempa, yang pasti keadaannya saat ini tidak baik, banyak luka lebam pada tangan dan wajah atau kepalanya Gempa. Hal itu memang membuat Gempa kesakitan, tapi tidak sesakit apa yang telah terjadi dengan topi kesayangannya. Lihat saja sekarang, Gempa tidak memakai topinya, hingga memperlihatkan surai rambut coklat gelap atau lebih ke hitamnya yang lembut dan elegan. Ditambah sejumput rambut putih di depannya, sama seperti kembarannya yang lain.

               Jadi, apa yang terjadi dengan Gempa? Dan dari mana luka lebam itu didapat? Lalu, apa yang terjadi dengan topi kesayangannya?

#Flashback

              Pagi hari di kediaman Boboiboy Elemental. Meski belum bisa dikatakan pagi, karena langit masih gelap, dan awan pun masih ada. Tapi sang matahari belum menunjukan cahaya hangatnya, dan terlihat malu-malu dengan sang bulan yang masih berada di singgasananya.

              Rumah itu memang sepi, karena mereka masih tertidur. Tapi tidak dengan satu orang, siapa lagi kalau bukan Gempa yang senantiasa awal bangun untuk menyiapkan makanan? Untungnya ada satu robot kuning dan hitam yang menemani, Ochobot.

Di kamar Hali, Taufan, dan Gempa.

"Huwaaaaaa!!!!!"

"Aaaaaaaaaaa!!!!"

             Hali terbangun dengan teriakannya, disusul Taufan yang juga berteriak karena kaget.

"Kenapa kau teriak, Hali?!" teriak Taufan.

"Aku mimpi buruk." Hali menjawab dengan santainya, jangan lupakan wajahnya yang datar itu.

Dush!

            Satu bantal milik Taufan mengenai Hali, dan yang menjadi korbannya hanya men-deatglare-nya saja.

"Ku kira apa?! Kacau aku tidur je!" ucap Taufan dan kembali melempar bantalnya.

"Jangan melempar bantal lah!" Hali melempar kembali bantal Taufan.

"Ish? Kau pun sama!"

"Kau lah!"

"Kau!"

"Kau!"

              Dan terjadilah aksi lempar bantal, hingga membangunkan para penghuni rumah yang sedang tidur, termasuk Gempa dan Ochobot yang menggelengkan kepalanya. Tapi kegaduhan itu tidak dihiraukan oleh mereka yang terbangun dari tidurnya, karena mereka langsung tak ambil pusing dan segera tidur kembali. Pengecualian bagi Solar yang pergi ke arah dapur, dia tidak bisa tidur lagi kalau berisik dengan Hali dan Taufan yang perang bantal.

"Dah-dah! Kamarnya jadi berantakan Fan!" Hali menghentikan Taufan.

"Ok-ok!" jawab Taufan dan beralih melihat ke arah kasur milik Gempa, tapi kosong.

( I-chan :"ppsssttt ... Kasur milik Gempa dan Taufan itu bertingkat, kalian ingat kan capt sebelumnya? Nah itu---"

I-kun :"diam! Kembali ke cerita!"

I-chan :"ehehehe ... Ok-ok, silahkan lanjut.")

"Dia pasti udah bangun dari tadi Fan, dan lagi masak." ucap Hali mengangkat bantalnya diatas kepala untuk melemparkannya ke arah Taufan. Katanya udah?

"Oh, iya ya. Hehe ...." Taufan kembali berbalik dan melihat Hali, dia terkejut dengan Hali. Bukan karena Hali yang siap melemparkan bantal miliknya kepadanya, tapi apa yang ada diatas bantalnya itu.

"Ada apa?" tanpa melepas bantalnya, Hali menatap bingung Taufan yang terlihat ketakutan, dengan  keringat dingin yang bercucuran, padahal masih dini hari.

"I-itu ..." Taufan mengarahkan telunjuknya dengan ketakutan.

"Hm?" Hali meperhatikan arahnya, dan mulai menurunkan bantalnya perlahan.

'Astagfirullah ...,' batin Hali melihat sesuatu di bantal milik Taufan.

1 ...

2 ...

3 ....

"LIPAS!!!" teriak keduanya bersamaan.

              Hali segera melempar bantal itu kesembarang tempat, dia berlari bersama Taufan ke arah pintu. Tapi pintu itu ternyata dikunci.

"Huwaaaaaa!!! Dikunci!!" teriak histeria Taufan.

"APA?!"

Gedor! Gedor!

              Pintu itu terus diketuk dengan kerasnya oleh mereka berdua, hingga membuat semua orang di rumahnya terganggu, bahkan mungkin tetangga juga ikut terganggu.

"BUKA!!!" teriak keduanya.

"Ish! Berisik!"

"Kacau aku tidur!"

"Ada apa dengan mereka?"

"Hais ... Pasti ada sesuatu."

"Kak Hali dan Kak Taufan kenapa ya?"

                Itulah kira-kira ucapan para penghuni rumah. Dari Blaze, Ice, Tok Aba, Gempa dan Solar, lalu diakhiri dengan Thorn yang kebingungan.

____

                Hali dan Taufan berbalik kebelakang dengan patah-patah, mereka ingin memastikan kalau lipas atau kecoa tadi sudah pergi. Semoga saja.

"Aaaaaaaa!! Masih ada!!!" teriak mereka kompak dan kembali memukul pintu yang tak bersalah.

"GEMPA!!!" mereka meneriaki Gempa karena pasti Gempa lah yang menguncinya.

               Dan yang diteriaki namanya hanya tersenyum, lalu menyerahkan kuncinya kepada Solar untuk membukanya, bersamaan dengan kembaran lainnya yang menuju ke arah keributan tersebut.

"Huwaaaa! Cepat buka!!!" teriak Hali dan Taufan di sebalik pintu.

"Sabar," Solar berusaha memasukan kuncinya.

"Mereka kenapa Lar?" Blaze bertanya di samping Ice yang menguap.

"Solar lagi apa?" tambah Thorn.

            Belum sempat Solar menjawab pertanyaan itu, yang berada di dalam kamar memotong ucapannya.

"TIDAK ADA WAKTU LAGI! HIYAT!"

Brak!

Bruk!

             Mereka berdua berteriak dan mendobrak pintu hingga terlepas dari tempatnya. Alhasil, Solar yang berada di depannya pun tertimpa pintu dan kedua kakaknya.

"Adoy ..., habis sudah mukaku yang handsome 'ni." lirih Solar. Sedang yang lainnya hanya menatap kasihan padanya.

"Sorry Lar." ucap Taufan dan Hali sambil membantu menyingkirkan pintunya.

"Kalian berdua kenapa sih?" Ice membuka suara.

             Suara dari Ice sukses membuat Taufan dan Hali tersentak, mereka lupa dengan makhluk yang mereka temui tadi, dan membuat keributan.

            Taufan dan Hali melirik ke belakang dengan wajah yang pucat, diikuti dengan kembarannya yang lain. Apa yang mereka temukan adalah sebuah kecoa yang tiba-tiba terbang menghampiri mereka.

"Kyaaaaa! Mode fly!!!" bagai paduan suara mereka berteriak dan berlari bersamaan menuruni tangga, alhasil membuat mereka berguling dan terjatuh bersama di lantai bawah.

"Ada apa 'ni? Bising tau tak!" ucap Gempa dan Ochobot di ambang pintu dapur yang menghubungkan dengan ruangan lain.

"I-itu ..."

"Kalian kenapa? Atok lagi tidur 'ni." Tok Aba berjalan menghampiri mereka.

            Bukannya menjawab, mereka semua malah menatap horor Atok mereka.

"Ada ... Apa?" tanya Tok Aba hati-hati.

"Huwaaaa! Lipasnya ada di kepala Atok!!!" teriak Taufan dan mengambil Ochobot, lalu melemparnya.

Duak!

Bruk!

               Keduanya terjatuh dan pingsan, meski Ochobot hanya eror.

"Aaaaaaaaaaa!!!" teriak mereka bersamaan dan mendorong Gempa ke dapur hingga mereka semua tersungkur.

"Cukup-cukup!" Gempa berdiri dari acara tersungkurnya, diikuti yang lain.

"Tapi kak Gempa, lipasnya---" Thorn berucap tapi terpotong.

"Udah, mungkin dia mati karena lemparan Taufan." ucap Gempa menatap tajam Taufan.

Glek!

"Apa lagi?" tanya Gempa kebingungan saat kembarannya menjauhi dirinya.

"Emm ... Anu ..." Mereka menatap ragu Gempa.

"Anu apa? Kalian kenapa?"

Gubrak!

             Hali dan Taufan pingsan karena tak kuat lagi melihatnya. Tapi apa yang mereka lihat?

"Eh? Mereka berdua kenapa?" Gempa menatap khawatir pada keduanya.

"Di ... Topi,"

"Topi?" Gempa melirik ke arah samping yang terdapat kaca dari lemari, Gempa terkejut dibuatnya. Ada kecoa yang asik duduk di topi Gempa, tapi yang lebih parah yaitu, bukan hanya satu kecoa atau lipas, tapi empat!

"Aaaaaaaaaaa!! Tuan dan Nyonya lipas tega mengotori topiku yang suci murni!!!" Gempa histeris dan berlarian di dapur.

"SERANG!!!"

"Eh?"

            Ternyata mereka semua sudah siap dengan senjata. Seperti Solar dengan wajannya, Blaze dengan panci, Thorn dengan Ember, Hali dan Taufan juga sudah bangun dan memegang spatula dan tutup panci.

"HIYAATT!"

"JANGAN!!!!"

Dukh!
Duagh!
Dush!
Buagh!
Buk!
Bugh!
Trang!
Treng!
Trong!

             Berbagai macam suara keluar dari perlatan dapur yang saling bertemu dengan kepala Gempa. Tanpa mereka sadari, keempat kecoa itu keluar melewati jendela dapur dengan selamat, meninggalkan Gempa yang dipukuli, dan Tok Aba dengan Ochobot yang pingsan.

#Flashback off

           Itulah kenapa hari ini Gempa beraura menyeramkan, itu karena ulah saudaranya dan kecoa yang tega mengotori topi kesayangannya. Lalu membuat topinya berakhir dalam rendaman air tujuh tempat, tujuh warna, tujuh macam bunga, dan sebelumnya ditaburi dengan tanah. Ok-ok, gak selebay itu. Intinya Gempa membersihkannya seperti membersihkan dari najis.

                  Gempa seperti itu hingga sekolah berakhir, bahkan tidak peduli dengan saudaranya yang meminta maaf kerena memukulinya. Bukan tidak menerima maaf, tapi dia masih kesal dengan kecoa, Gempa berjanji akan membuat rumahnya tetap bersih hingga kecoa atau hewan lain tidak berani menampakan batang hidungnya. Dengan menyuruh kembarannya untuk membersihkan tentu saja. Muehehehehe ... Kau kejam Gem. Tapi siapa suruh juga memukuli dirinya? Membuat rumah berantakan? Membuat Atoknya bejol? Dan Ochobot eror? Ha, siapa hayoh?












#Hallo lagi readers

I-chan :"huwaaah ... Akhirnya selesai juga nulisnya." regangkan tangan.

I-kun :"hn,"

I-chan :"eh? Ko sepi? Mana Boboiboy Elemental? "

I-kun :"tidur mungkin. Hoaaamm ...."

I-chan :"hm, iya sih, udah malem. Hehe ...."

I-kun :"udah tutup aja, lebih baik kita susul mereka tidur."

I-chan :"ok-ok, tapi kita sampaikan dulu pemberitahuan sedikit ya readers."

I-kun :"ya,"

I-chan & I-kun :" kami di sini mau mengucapkan terimakasih banyak sangat kepada kalian yang setia di sini, maaf atas semua kesalahan kami selama ini, maaf. Apalagi tak sangka kalau sudah 14 k yang baca dan 1 k lebih vote, kami terharu sekali, terimakasih banyak. Dan ... Ada satu hal yang penting, kami mau izin hiatus atau sekedar lambat up, soalnya kami mau menyelesaikan cerita sebelah, tapi kami akan usahain supaya enggak hiatus ko. Dan kalau selesai, kami pasti lebih tenang lanjutin cerita ini. Hehe ... Salam hangat dan maaf. Semoga kalian maklum. Kalian TERBAIK!" kasih Ibu jari dan Bapak jari.

See you next capt

Minggu, 17 Mei 2020

21:40 WIB

Jangan lupa Voment ^o^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top