( 14 ) Celaka

"Hadeuh ... Korang 'ni." ucap orang itu sambil menggeleng-geleng kepalanya. Ternyata dia adalah salah satu pekerja di toko baju yang menjadi tempat Hali dan Solar bersembunyi.

"Da tuh! Jangan gaduh lagi!" ucap pekerja itu, dan membuat Kakak beradik itu berhenti bertengkar dan menatap embak-embak di hadapan mereka.

(Penjaga toko :" kenapa saya jadi embak-embak? Tadi pekerja toko!"

I-kun :" habis tu nak apa? Nenek ke? Bibi? Ibu? Mamah?"

Penjaga toko :" au ah! Serah!"

I-chan :" I-kun, jom lanjut (-_-')"

I-kun :" ok (-_-')")

"Jom aku tunjukan jalan keluar yang aman dari amukan masa 'tu." ucap penjaga toko itu sambil menarik dan menyeret Solar dan Hali ke arah tangga atau jalan khusus para pekerja.

"Psssttt ... Apehal dengan Mak cik 'ni?" bisik Solar ke arah Hali.

"Tak tau." jawab Hali singkat.

Mereka hanya diam dan memasang muka krik-krik ketika mereka pasrah ditarik keluar dari Mal dengan selamat. Untungnya tidak ada yang tau kalau mereka sudah keluar.

"Ok, kita sampai." ucap Mak cik penjaga toko itu setelah keluar dari gedung Mal.

"Terimakasih." ucap Solar dan Hali setelah dilepas oleh tukang tarik 'tu.

"Hm, sama-sama. Tapi ada syaratnya." ucapnya.

"Ha? Syarat?" bingung pasangan adik beradik Boboiboy.

"Iya lah~ syaratnya ..." Lanjut Mak cik itu sambil melirik ke kanan kiri, depan belakang, atas bawah, dalam luar. Dan tiba-tiba menjerit setelah melihat area itu aman

"Kyaaaa! Aku nak foto!!!" teriaknya.

Krik-krik krik-krik

"Mak cik kenapa?" tanya kedua Boboiboy dengan muka krik-krik.

"Nak foto lah! Kyaaaa!!!" girangnya sambil lompat-lompat.

'Hais ... Ternyata Mak cik 'ni fans juga.' batin keduanya melihat Mak cik penjaga toko.

"Boleh tak?" tanya Mak cik.

"Mestilah boleh." ucap Solar membusungkan dadanya. "Mana mungkin tak boleh kalau nak foto dengan Solar yang handsome lagikan swag 'ni." lanjutnya bergaya swag.

'Eleh ... Perasan!' batin Hali melihat gelagat adiknya.

"Tak nak! Tak nak dengan Solar. Nak dengan ... Kyaaaa!! Lili-chan 'ni!" jeritnya dan terus pegang tangan Hali.


Jleb!


Bagai panah yang menembus ke jantung Solar. Dia tidak tau kalau yang dimaksud Mak cik itu Halilintar.

"Eh? Ma-maaf Mak cik, bukan mahrom." Hali melepaskan tangannya.

"Ehehehe ... Maaf, kalau gitu ... Jom selfie!" girang Mak cik itu.

"Err ... Ok?" ucap Hali pasrah.

Keduanya terus berselfie ria, dan Solar? Di mana dia?

"Alah ... Solar tau ..., Hali lagi populer dari Solar ...." lirih Solar sambil berjongkok dan memainkan batu dan tanah. Macam budak yang tak bagi Ice cream dengan Mak-nya.

SKIP TIME (Di perjalanan pulang)

Solar terus berjalan tanpa memperhatikan Hali dan memilih pada Hp-nya. Dia masih marah lah tuh~

"Jangan marah Solar, nanti cepat tua." bujuk Hali meski terkesan datar.

"Huffpp! Tak nak! Lagipun marah tak ada hubungannya dengan cepat tua!" jawab Solar tanpa melirik Hali.

'Hadeuh ... Kenapa Solar jadi macam Thorn?' batin Hali.

Tiba-tiba satu ide muncul dibenak Hali, lalu merampas Hp Solar.

"Ish, bagi balik!" marah Solar.

"Tak!" jawab Hali.

"Ish, bagi lah! Aku nak beli barang online yang aku cari!" terang Solar sambil mencoba merampas Hp-nya.

"Eh? Bukannya udah beli tadi di Mal? Lama pulak tuh! Tapi ternyata layang fans kau!" sindir Hali.

"Alah ... Kan kau juga tengok aku kan? Aku kena sekap!" ucap Soar membela diri.

"Alasan!" ucap Hali lagi.

Hali terus menjauhkan Hp-nya Solar dari pemiliknya, sambil tetap berjalan pulang.

"BAGI LAH!" teriak Solar yang sudah marah.

"Tak! Kau terlalu sering layan Handphone kau 'ni!" ucap Hali menghindar dari tangan Solar yang mecoba merebut Hp-nya.

"Ish!"

Solar tiba-tiba berhenti dan lengsung melompat ke arah Hali. Dia berhasil mengambil Hp-nya dan terus berlari meninggalkan Hali.

"Ye! Dapat!" ucap Solar girang sambil berlari.

"Eh? Jangan lari Solar!" teriak Hali tapi tak dihiraukan oleh Solar. Hingga ...

Tin-tin! Tin-tin!

"Eh?"

"Awas Solar!"

Brak!

Bruk!




Solar POV

Aku terbaring dengan mata yang masih tertutup. Sungguh aku sangat kaget! Baru saja aku melihat mobil bergerak laju ke arahku dan mau menabrakku. Apa aku sudah mati? Tapi kenapa tidak sakit?

Tapi tunggu! Sebelum aku tertabrak, sepertinya ada yang mendorongku dan berteriak. Aku kenal suara itu, suara itu dari ...

"Kak Hali!" teriakku dan segera bangun untuk mencari keberadaan kakakku itu.

Aku mencari kesekelilingku, aku terlempar ke tepi jalan ternyata. Namun saat aku melihat ke sebrang jalan, terkejut aku dibuatnya. Bukan sebab mobil yang dah kena langgar pohon, tapi orang yang berbaring di tengah jalan dengan kepala yang bersimbah darah?

Deg!

"Oh tidak! KAK HALI!!!" jerit aku setelah mengetahui kalau itu adalah kakakku sendiri.

Aku menghampiri kakakku dan membawanya dalam dekapanku. Kulihat Hali mengeluarkan banyak darah di kepalanya, sakit hati aku melihatnya. Jantungku terasa berhenti dibuatnya, tak sangka Hali akan begini gara-gara kecerobohan aku.

"Kaka Hali ... Hiks ... Bangun kak ...." lirih aku setelah melihat kalau Hali tak bangun juga.

Aku melirik sebentar ke arah mobil yang menabrak pohon itu. Di sana banyak warga yang berkumpul dan menolong mereka. Untungnya mereka hanya luka ringan saja, tapi ... Kenapa tidak ada yang menolong aku dengan Hali? Hiks ... Sampai hati, mereka tak edahkan Kakakku yang kena tabrak.

"Akak ... Bangun lah ... Solar minta maaf tak dengar pesan Kakak ... Hiks ...." Air mataku terus mengalir melihat keadaan Hali yang menyayat hati.

Tidak ada sembarang respon dari Hali, bahkan pergerakan kecil pun tak ada. Itu membuatku panik dan berfikir hal yang negatif. Aku terlalu sedih melihatnya begini.

"Huweeeeeee!! Jangan tinggalkan Solar kak!" jerit aku sambil mengeratkan pelukanku.


Plak!


Satu tamparan hinggap dipipi kiriku, dan membuat aku berhenti menangis dan menatap pelakunya.

Solar POV end


"Eh?" Solar menatap bingung pelaku penamparan.

"Apa 'ni Solar? Hali belum mati lah!" ucapnya.

Ternyata Hali yang menampar Solar, dan menatap Solar dengan wajah yang cemberut, pipinya yang digembungkan, matanya yang dah membulat lucu, sedikit rona merah dipinya yang putih nan tembem itu, meski ada kesan darah di wajahnya, tapi tidak menutupi wajah Hali. Alahai ... Kenapa muka Hali cute sangat 'ni? Diabetes aku.

"Huwaaaaaa!!! Solar kira Hali nak tinggalkan Solar? Huwaaaaaa!!!" teriak Solar sambil menangis dan semakin mengeratkan pelukannya. Dia baru mengetahui kalau Hali sudah sadar.

"Ish, aku sesak lah! Lepaskan aku Solar!"

"Tak nak! Jangan pergi lagi!"

"Siapa yang nak pergi?"

"Huwaaaaaa!!! Jangan pernah tinggalkan Solar!!!"

'Hadeuh ... Kenapa lah dengan mamat satu 'ni?' batin Hali pasrah.



















#Hallo lagi readers

I-chan :" huhu~ aku kasian dengan Hali."

I-kun :" huhu~ sama."

I-chan & I-kun :" bang Hali!" lari berniat peluk Hali.

Hali :" eh? Aku tak nak peluk lah!" lari dari kedua Author.

I-chan & I-kun :# kejar Hali.

All Boboiboy : (-_-')

Gempa :" dah kenapa tuh?"

Taufan :" entah."

Ice :" zzzzzzzz "

Solar :" hiks ... Kenapa Solar buat macam 'tu?"

Thorn :" sabar Solar, sabar. Ada Thorn ko di sini." menenangkan Solar.

Solar :" ok."

Gempa :" err ... Kalau gitu, jumpa lagi readers. "

Blaze :" ha'ah, jangan lupa vote and komen tau!"

Gempa :" kamu ke mana aja Blaze? "

Blaze :" ada, tadi temankan Ice tidur."

All Boboiboy :" ouh. "



See you next capt

Senin, 20 April 2020

12:43 WIB

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top