( 12 )
Author 1 :"hiks hiks ... Huwaaaaaa!!! Aku nangis nih, aku terharu dengan korang."
Author 2 :" kau 'ni kenapa?"
Author 1 :" hiks, aku terharu sebab dah 6000 lebih yang baca, dan 500 lebih vote. Apalagi komen pun dah 400 lebih juga. Hiks ... Makasih readers. "
Author 2 :" ouh, itu. Iya juga sih, makasih ya readers semua, kami di sini mengucapkan terimakasih banyak telah setia dan dukung kami. Terimakasih. "
Author 1 :" ha'ah, hiks ... Aku terharu lagi (T^T)."
Author 2 :" dah laha tuh~"
Author 1: "ok!" teriak girang.
Author 2 :" lah~ oh iya hampir lupa. Sekarang kalian panggil kami dengan I-kun & I-chan ya?"
Author 1 :" ha'ah, panggil aku I-chan. Sebenarnya kami dah diskusi, dan ... Jadilah panggilang kami, yuhu!" lompat-lompat.
All Boboiboy :" ayo mulai Author I-kun & I-chan (-_-')."
I-chan :" eh iya lupa, maaf. Dan satu lagi, aku ganti covernya, yuhu! Aseek ...."
I-kun :" ok ok abaikan I-chan, sekarang kalian akan ditemani I-kun yang ganteng luar biasa ini. Khusus untuk kaum jomblo (cewek :v). Awokwokwok ....
SELAMAT MEMBACA!!! ; )"
.
.
.
.
.
#Abaikan yang di atas dan selamat membaca ( bersama I-kun)😍😍😘😘
.
.
.
.
.
"Kau kenapa Solar?" tanya seseorang di depannya yang sama-sama sedang membereskan dapur, dia berhasil membuyarkan lamunan Solar.
"Err ... Tak ada," jawab Solar.
"Ok." ucap Hali.
Detik menjadi menit, menit menjadi jam, dan matahari sudah berada di puncaknya. Siang itu, dapur telah bersih, bahkan peralatan untuk proyek kimia mereka juga telah bersih. Cukup melelahkan juga membersihkan kekacauan itu, Solar dan Hali sangat bangga pada Gempa, karena selama ini Gempalah yang mengurus mereka semua, sekaligus mengurus rumah ini.
Solar kalia ini sedang menyusun peralatan kimia mereka di meja dapur tersebut. Dia membuka buku catatan dan mulai menulis beberapa kaliamat. Dia merancang proyek kimia apa yang akan dbuat, untuk menggantikan yang sudah meledak tadi.
Sedangkan Hali hanya memperhatikan Solar sambil duduk dan membereskan meja.
"Solar!" panggil Hali.
"Hm?" gumam Solar tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia tulis.
"Tidak, lanjutkan!" ucap Hali segera berdiri dan pergi dari dapur.
Hali berjalan menaiki tangga, dia menuju kamar-kamar kembarannya. Hali mengambil baju-baju kotor milik kembarannya dan dirinya sendiri. Untungnya baju Atoknya sudah dicuci dan masih bersih. Lagipula Hali mengambil baju kotor bekas ledakan atau letupan tadi.
Hali terus mengumpulkan baju itu satu-persatu, dan berakhir dengan pergi ke mesin cuci yang berada di kamar mandi dapur. Hali juga sempat melewati Solar yang tetap pada posisinya.
'Hmm ... Dia serius sekali.' batin Hali melewati Solar.
Setelah beberapa menit kemudian, Hali menjemur semua pakaian-pakaian yang telah dicucinya itu di belakang rumah. Sedangkan Solar? Dia tetap sama.
Saat Hali menjemur pakaian itu, sebuah suara dari seseorang eh? Dua orang datang.
"Assalamu'alaikum, kami pulang." ucap seseorang dengan lembutnya, dialah Gempa. Yang membawa belanjaan yang cukup banyak di tangannya.
"Kami pulang kak Hali. Solar mana?" tambah seseorang lagi di samping Gempa dengan cerianya, dialah Thorn.
"Wa'alaikumsalam, Solar di dalam." jawab Hali tanpa menghentikan kegiatannya.
"Eh? Kak Hali mencuci?" tanya Thorn.
"Ha'ah, baju korang dah kotor."
"Ouh," jawab Thorn. Manakala Gempa hanya diam saja.
"Kenapa kalian masuk lewat belakang?" tanya Hali berasa pelik dengan mereka.
"Thorn yang mau." jawab Gempa yang sedikit tinggi. Tak biasanya mamat 'ni macam tu.
"Iya kak, Thorn mau coba pupuk baru Thorn. Bagus loh kak~" ucap Thorn sambil mengangkat satu karung penuh dengan pupuk.
"Tapi mahal!" ucap Gempa ketus. Dan berlalu ke dapur tanpa melupakan belanjaannya.
"Gempa kenapa?" tanya Hali kepada Thorn setelah Gempa masuk.
"Kak Gempa gak suka sama pupuk Thorn ...," lirih Thorn. "Dia marah sama Thorn ...." lanjutnya dengan wajah menunduk sedih.
Hali yang melihat Thorn yang tertunduk sedih itu, dia menghentikan kegiatan menjemurnya, dan menghampiri Thorn sambil mengacak surai rambutnya lembut di balik topinya Thorn.
"Tidak apa-apa, Gempa tidak marah ko." ucap Hali yang bagai sebuah harapan dan cahaya bagi Thorn. Suara yang lembut itu, membuat Thorn mendongkak menatap Hali.
"Benarkah?" ucap Thorn berbinar-binar.
"Iya. Tapi lain kali jangan buat lagi tau, jangan boros!" ucap Hali lembut tapi tegas.
"Hm? Boros?" tanya Thorn lagi dengan muka innocent.
"Hm, dengan membeli pupuk mahal atau barang-barang yang tidak perlu dan berlebihan, itu berarti boros Thorn." terang Hali.
"Iya gitu?" tanya Thorn untuk kesekian kalianya lagi.
(I-kun :" hais ... Sampai bile 'ni Thorn? Aku cape tengok kau tanya terus!"
Thorn :" ehehehe ... Kan Thorn tak tau I-kun ~" muka comel.
I-kun :" nasib baik kau comel, kalau tak aku ... Hmph!!" kena bekap.
I-chan :" udah-udah! Lanjutkan!")
"Ha'ah. Lagipula kamu buat apa beli pupuk sebanyak itu, mahal pula tuh?" ucap Hali mengangkat satu alisnya tanda heran.
"Tapi ini bagus kak." ucap Thorn.
"Yang bagus itu, kamu bisa gunakan bahan atau barang menjadi berguna." terang Hali.
"Maksudnya?" tanya Thorn lagi dan lagi.
'Untung sayang.' batin Hali sabar meladeni Thorn yang sudah mengalahkan pewawancara.
"Kamu kan bisa buat pupuk organik Thorn, dengan mengunakan sisa-sisa makanan, dedaunan, dll. Bukankah kita sudah mempelajarinya di sekolah? Pelajaran Biologi?" ucap Hali.
"Oh iya, Thorn baru ingat. Hehe ...," ucap Thorn menggaruk tengkuknya sambil tersengih. "Ok, Thorn akan lakukan. Tapi pupuknya bagaimana?" lanjutnya.
"Tidak apa-apa." ucap Hali sedikit menaikan ujung bibirnya, dan berusaha tersenyum. Uhuk ... Susah juga ya membuat sebuah senyuman, Hali jadi sedikit seram dengan wajah itu.
"Hore ... Makasih kakak." ucap Thorn girang dan memeluk Hali. Ups, sepertinya Thorn tidak takut dengan senyuman Hali. Uhuk!
"Eh²? Apa 'ni? Lepas lah!" ucap Hali berusaha melepaskan pelukan Thorn, kuat juga Thorn peluk Hali.
"Tak nak, Thorn sayang Hali~" ucap Thorn mengeratkan pelukannya, manakala Hali menahan blushingnya mati-matian.
(I-kun :"haha ... Hali kumat!"
I-chan :" kumat? Bukannya dia tengah blushing? "
I-kun :" sama lah~ kumat blushing! Ahahahaha ...."
Hali :#lempar pedang Halilintar
kat I-kun dengan muka blushing.
I-kun :#gosong di tempat."erkh!" )
Kegiaan Hali dan Thorn itu terlihat oleh seseorang sedari tadi, dia berada di balik pintu dapur yang menghubungkan dengan halaman belakang. Dia tersenyum manis melihat Thorn yang memeluk Hali, dengan Hali yang tengah berblushing ria. Dia mendengar semuanya dari awal sampai akhir.
'Terimakasih Hali, kau berhasil.' batinnya dan segera masuk ke dapur.
Dan setelah selesai acara berpelukan dan menjemur cantik, uhuk! Hali dan Thorn kembali masuk ke dapur dan segera pergi duduk. Pupuk yang dibawa Thorn pun sudah disimpan ditempatnya, yaitu di gudang dekat dapur.
Hali dan Thorn duduk bersebelahan menghadap Solar. Mereka berdua mengedarkan pandangannya melihat Solar yang masih bergelut dengan buku catatannya, dan Gempa yang sibuk menyusun bahan makanan di tempatnya.
"Solar! Belum selesai ya?" ucap Thorn.
"Hm, " gumam Solar sebagai jawabannya.
Terjadi keheningan sesaat di dapur itu, hingga ...
"AKU ADA IDE!"
"OPOCOT AKU GROGI!"
"OPOCOT MAK KAU GANTENG!"
"OPOCOT AKU BENCI KAU!"
Teriakan dari Hali itu membuat Thorn, Solar dan Gempa kaget, bahkan sampai melatah.
"Ish, bikin terkejut orang!" timpal ketiganya menatap Hali.
"Enak aja, siapa suruh melatah? Lagian kenapa Thorn cakap macam 'tu? Solar pulak, bukannya Mak aku Mak kita juga? Lagipun Mak kita cantik tau!" ucap Hali menatap mereka. "Lalu Gempa ... Hiks ... Kenapa kau bilang benci aku? Hiks ... Tega ... Hiks!" lanjut Hali sedikit dibuat-buat. Uhuk!
'Eh? Kenapa Hali jadi gini? Korban FTV kah?' batin Thorn, Solar, dan Gempa.
(I-kun :" ppffttt ...." tahan gelak.
I-chan :" ppffttt ...." tahan gelak pula.
Hali :#deatglare keduanya.)
"Hali ok?" tanya Thorn, Solar, dan Gempa. Takutnya Hali kerasukan jin penunggu gudang pak kamis sexy(eh?).
"Ekhm ... Aku ok." Hali sadar dari perilaku ajaibnya itu. Untung gak ada Taufan, kalau ada, uish ... Pasti dah ricuh nanti sama Hali.
'Fiuh ... Alhamdulillah ....' batin ketiganya mengelus dada.
"Nah Hali, ada ide apa?" tanya Gempa mewakili.
"Begini, bagaimana kalau proyek kimia kita diganti dengan penelitian kandungan unsur? Setuju gak?" terang Hali.
"Ha? Tapi kandungan unsur apa yang diteliti?" tanya Gempa, manakala Solar hanya berfikir, dan Thorn memperhatikan.
"Pupuknya Thorn." ucap Hali enteng.
"Eh? Pupuk punya Thorn?" ulang Thorn sambil menunjuk dirinya.
"Jadi kita meneliti kandunga unsur hara yang berada di dalam pupuknya Thorn? Dan melihat perkembangannya pada sebuah tanah dan hasilnya pada tanaman? Gitu?" jelas Solar panjang lebar.
"Pandai! Tepat sasaran." ucap Hali sambil menjentikan jarinya. Lalu Gempa dan Thorn hanya menatap kagum Solar.
"Hohoho~ mestilah, kan Solar yang tampan, kece badai, swag, pandai sangat, keren dan populer ini pasti boleh jawab. Mudah! Dan bla bla bla ...." Solar terus berceloteh menyombongkan dirinya.
'Nyesel aku bilang kau pandai (-_-')' batin Hali melihat Solar berkokok.
"Ehehehe ...." Gempa dan Thorn hanya bisa cengengesan melihat kembarannya.
See you next capt
Minggu, 12 April 2020
14:56 WIB
By by ... Jangn lupa voment tau ^o^ ^_^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top