Chapter 3
Pertenakan
Perjalanan panjang pun dimulai....
Perjalanan menuju pertenakan Tuan Peter hanya akan memakan waktu sejam perjalanan.
Hal ini di karenakan karena pertenakan milik Tuan Peter berada di Pinggiran kota Paddington. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota kecil ini.
Hal terakhir yang ku ingat saat kunjungan pertamaku adalah gudang pertenakan berwarna merah yang sangat besar.
Di kelilingi oleh hamparan ladang pertanian yang sangat luas. Di isi oleh hewan ternak seperti sapi yang sedang merumput di hamparan rumput yang hijau...
Perjalanan memasuki pertenakan telah dekat. Hal itu bisa di lihat dari jalanan aspal yang telah terpotong dengan jalan setapak tak beraspal...
" Kita hampir tiba anak-anak..." seru Ayah Karina dengan semangat
" Ya..!!!! " sahut Kami serempak yang tak kalah semangat nya
" Bukankah ini Liburan yang menyenangkan...??? " tanya Kevin
" kita akan belajar sambil bermain dengan hewan ternak..." sambung nya dengan semangat
" aku ingin mengurus Unggas " sahut Karina
" Kalau aku ingin memerah susu sapi " sahutku
" aku ingin menunggang kuda " sahut Jony yang tak kalah semangat dari kami...
" Kalian benar-benar semangat Nak. Ini adalah edukasi yang bagus untuk anak di usia kalian.." ujar Ayah Karina
" Kalian harus belajar banyak tentang tanggung jawab atas hewan ternak yang kalian tangani... "
" Jangan sampai hewan-hewan itu terluka atau tersakiti..."
" Kami Janji..." seru kami dengan kompak
" Aku tidak akan melukai mereka ayah.." ujar Karina dengan Yakin pada Ayahnya. Ayahnya hanya tersenyum mendengarnya.
Mobil kami pun tiba di sebuah rumah berwarna putih dengan pagar kayu yang terlihat kontras dengan warna rumah terserbut yaitu sama-sama bewarna putih.
Mobil pun berhenti di depan pagar putih tersebut. Sesekali ayah Karina menekan klakson mobil. Untuk memberitahukan kedatangan kami pada Tuan Peter.
Terlihat seorang pria yang agak tua keluar dari dalam rumah dengan seorang bocah laki-laki yang seumuran dengan kami. Pria tua itu memiliki tampang yang terlihat seram namun sebenarnya ia memiliki hati yang baik dan sangat ramah.
" Selamat datang di pertenakan " sapa nya dengan tersenyum lebar
" Selamat datang Nak..." seru nya pada kami berempat
" Selamat pagi Pak peter..." sapa ayah Karina
" Selamat pagi juga Pak Beni, senang melihat anda " balasnya dengan berjabat tangan
" terima kasih atas undangan nya. Anak-anak bisa belajar hal yang tidak di dapatkan di sekolah dengan tinggal di sini ..." ujar ayah Karina dengan tersenyum ramah
" Ya... Aku harap mereka bisa belajar banyak di sini..."
" Oh ya kenalkan. Ini cucuku namanya Junior dari Jerman..."
" ia selalu datang saat liburan sekolahnya..." ujar Tuan Peter memperkenalkan cucu laki-laki nya
Anak bernama Junior itu tersenyum ramah pada kami. Ia pun menjulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan kami.
Anaknya terlihat tinggi seperti kami. Rambutnya agak ikal dengan warna coklat. Kulit wajahnya terlihat cerah dengan sedikit gelap.
" Hay... Aku sudah mendengar tentang kisah kalian dari kakek..."
" kalian menemukan harta karun di pertenakan kami..."
" itu terdengar sangat mengagumkan. Aku harap aku bisa berpetualangan bersama kalian.." ujarnya dengan semangat
" Ya... Kau tak perlu memuji kami seperti itu.." jawabku dengan malu-malu.
Entah mengapa aku merasa Junior adalah anak yang menyenangkan. Aku harap kami bisa cepat akrab.
Ayah Karina tidak terlalu lama berada di pertenakan. Setelah berbincang sedikit dengan kami. Beliau segera meninggalkan pertenakan.
Kami pun mengikuti Tuan peter dan Junior masuk kedalam rumah. Junior mengantar kami ke kamar kami.
Aku dan Karina mendapatkan sebuah kamar bersama. Sedangkan Kevin dan Jony mendapatkan kamar bersama Junior.
Tuan Peter telah menyiapkan kasur tambahan di kamar nya Junior. Sedangkan kami menggunakan kamar tamu lainnya.
Setelah menyimpan tas di kamar kami masing-masing. Tuan Peter datang kedepan pintu kamar kami yang saling berhadapan.
" Ayo Anak-anak...!!! "
" Kita akan bekerja di Pertenakan..." seru Tuan Peter dengan semangat...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top