Chapter 15
George yang aneh
Dimalam yang selarut ini. Di saat kami seharusnya tidur di kasur yang nyaman dan bermimpi indah. Kami malah pergi berlari menembus kegelapan malam untuk menerjang bahaya diluar sana.
Malam musim panas biasanya memang tidak terlalu terasa dingin. Namun ketegangan yang kami alami membuat kami merasakan perasaan dingin yang mencekam.
Tepat saat itu. Junior dan yang lainnya terlihat berhenti di depan pintu gudang. Tak ada yang berani masuk kedalamnya.
Suara George yang mengongong terdengar nyaring di campur dengan suara Tuan Peter yang memarahi George. Namun yang terdengar malah seperti George yang menggonggong pada Tuan Peter. Ini aneh.
Wajah Junior, Kevin dan Jony terlihat pucat. Di tambah keringat dingin yang mencucur turun dari kening mereka.
" Kenapa tak masuk...?? " tanyaku
" A..aku terlalu takut..." seru Junior dengan gemetaran.
" Ayo mengintip..."
" Setelah itu, jika kita melihat Tuan Peter dalam bahaya..."
" Salah seorang dari kita harus berlari pulang dan menelepon polisi.." seruku
" Aku yang akan pulang..." jawab Karina.
Aku mengangguk mengerti. Sebenarnya kalau di pikir-pikir. Harusnya anak laki-laki yang memimpin pegintaian ini. Mengingat mereka yang tadi berlari keluar terlebih dahulu.
Dan aku malah tersadar dengan niat ku mengejar mereka sebelumnya.
Dimana hal sebenarnya yang ingin aku lakukan adalah untuk memanggil mereka pulang. Bukan untuk melakukan hal gila seperti ini.
Perlahan aku menyandarkan punggungku ke dinding gudang yang dekat dengan pintu yang telah terbuka. Lalu dengan gerakan pelan dan lambat aku menjulurkan kepalaku untuk melihat kedalam.
Pupil mataku membulat dengan besar. Ketika mataku menangkap adegan yang sedang terjadi di dalam gudang. Air liurku seakan tertahan di tenggorokan.
George yang seharusnya melindungi Tuan Peter. Malah menggonggong ke arah Tuan Peter. Dan malah melindungi Sang pencuri di belakangnya.
" George...!!!! "
" Hentikan...!!! " marah Tuan Peter.
George terus menggonggong sembari menunjukkan gigi taringnya. Ia benar-benar melindungi Pencuri itu. Ini tak masuk akal pikirku.
Anjing itu terus menggonggong dan Sang pencuri seakan membisikkan sesuatu yang tak terdengar olehku.
" Tenanglah, Pak..." serunya
" Jika anda terus membentak Anjing ini. Ia akan terus menggonggong pada anda..."
" Anjing itu milikku...!!! " tandas Tuan Peter
Pria itu berusaha menenangkan George yang sedang marah sedangkan Tuan Peter semakin emosi melihat George yang bersikap aneh padanya.
Dalam sekali bisikan George berhenti menggonggong. Ia berbalik dan menjilati tangan Sang pencuri.
" George...!!!! " Hardik Tuan Peter. Tuan peter seakan tidak terima dengan perlakuan George padanya.
" Aku minta maaf Tuan..."
" Aku seorang pengelana dan aku tersesat di hutan belakang hingga aku menemukan tempat ini..." katanya
" Aku mencuri ayam dan telurmu untuk mengisi perutku yang telah kosong beberapa hari ini..."
" Sebab aku tak punya uang untuk membelinya.." jelasnya sembari membuka tudung yang menutupi kepala dan wajahnya.
Tulang pipi yang kurus terlihat sekali diwajahnya. Tampangnya seperti Presiden amerika Abraham Lincoln. Mata biru yang tajam tanpa kumis dan jenggot. Terlihat memelas kepada Tuan Peter.
" Kau sudah mencuri... "
" Dan kau harus mempertanggung jawab perbuatan mu... !!! " ujar Tuan Peter dengan tegas. Laras panjang miliknya ia sodorkan ke arah Sang pencuri.
" Aku mengaku bersalah..." ujarnya sembari mengangkat kedua tangan ke atas.
Sepertinya masalah ini akan berakhir baik tapi hatiku berkata tidak.
" Karina, pergi telepon polisi sekarang..." bisikku pelan tanpa berbalik padanya.
Mataku tak bisa kuahlikan begitu saja. Entah mengapa ada sesuatu yang ganjil dari situasi ini. Tapi apa?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top