Chapter 14

Sembrono

Tuan Peter berlari dengan tergesa-gesa di halaman luar. Kami berlima hanya mematung menatap dari jendela dengan was-was.

Memperhatikan setiap detail kejadian yang akan terjadi malam ini.

Tuan Peter terlihat berhenti sebentar tak jauh dari pintu gudang yang terbuka. Ia bejalan megendanp-endap secara. Perlahan. Terlihat bahwa Tuan Peter tidak ingin kedatangannya di ketahui Sang pencuri. Tuan Peter pun mendekatkan punggungnya hingga hampir mengenai dinding gudang yang berwarna merah itu.

Aku sedikit cemas melihatnya. Mungkin kami harus menelepon polisi sekarang pikirku. Tapi Tuan Peter tidak mengatakannya pada kami. Ia hanya berkata untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Wajah Junior terlihat cemas saat ia melihat Kakeknya akan menghadapi bahaya. Sedangkan Karina, matanya tampak berkaca-kaca dengan kedua tangan yang di genggam menjadi satu seolah ia sedang berdoa dalam diam demi keselamatan semua orang. Kevin dan Jony tak kalah khawatirnya dengan yang lain.

Aku pun kembali menatap ke gudang merah itu. Namun sosok Tuan Peter telah menghilang dalam pandanganku.

" Tuan Peter ke mana..?? " tanyaku

" Kakek sudah masuk kedalam gudang..." jawab Junior pelan

" Apa kita harus menelepon polisi..??" kata Kevin padaku

" Aku pikir itu hal yang harus kita lakukan ... tapi Tuan Peter hanya meminta kita untuk diam didalam rumah ... "

" Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi..?? " Sela Karina. Wajahnya terlihat sembab. Air mata miliknya mengalir perlahan-lahan membasahi pipinya.

" Tidak ... tidak..."
" Kita semua harus di si---- "

Dorrr....

Suaraku terpotong oleh suara tembakan dari dalam gudang. Suaranya memekikkan telinga saking nyaringnya. Kami semua berbalik dengan cepat menatap ke jendela. Was-was pada kejadian yang sedang terjadi di dalam sana.

Tak lama kemudian. Kami mendengar suara George yang menggonggong dengan keras dari dalam gudang dan suara Tuan Peter yang berteriak.

" Aku ingin melihat Kakek..." Seru Junior sambil berlari keluar. Meninggalkan kami berempat begitu saja.

" Tung-- "

" Kami akan menyusulnya..." Potong Kevin sembari berlari mengikuti Junior. Jony yang berada bersama kami pun ikut keluar berlari bersama Kevin. Hingga tinggal aku dan Karina.

" Kiki..."
" Apa yang akan kita lakukan...?? " tanya Karina.

Aku terdiam sesaat menatap wajah Karina lalu menoleh keluar jendela melihat Junior dan yang lainnya sedang berlari. Ini terlalu berbahaya untuk anak seumuran kami.

Tanpa berbicara sepatah kata pun. Aku menarik tangan Karina dan berlari keluar menyusul mereka.

Harusnya aku bisa mencegah tindakan sembrono  teman-temanku. Itulah yang kupikirkan ketika melihat Junior dan yang lainnya keluar rumah dan tidak mematuhi perintah Tuan Peter.

#30DWC
#30DWCJilid15
#Day17
#Squad2

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top