Chapter 11
Mencari petunjuk
Cukup lama Kevin dan yang lainnya pergi ke gudang. Aku harap mereka tak bertemu Billy. Ia pasti akan marah jika melihat kami menyelidiki kasus itu. Aku dan Karina hanya bisa harap-harap cemas memikirkan mereka.
Kami berdua pun menunggu mereka di bawah sebuah pohon rindang didekat pagar. Pohon itu cukup lebat. Tapi aku tak tahu pohon apa itu. Menggembala sapi memang menyenangkan. Akan tetapi jika kami bisa menaikinya. Mungkin akan lebih menyenangkan.
Setengah jam kemudian. Ketiganya kembali dengan wajah semringah. Bisa diduga rencana kami berhasil.
" Bagaimana..?? " tanyaku dengan cepat. Tepat ketika mereka datang menghampiri.
" Berhasil..."
" Kami berhasil mengumpulkan petunjuk.." jawab Kevin
" Bagaimana dengan Billy...?? "
" Apa ia melihat kalian..?? " tanyaku lagi
" Tidak.."
" Billy sedang sibuk di gudang belakang..." sahut Jony
" Aku yang mengawasi Billy diluar.."
" Sedangkan Kevin dan Junior yang melakukan investigasi di dalam..." tambahnya.
" Baiklah..."
" Mari mendekat, aku akan menjelaskan apa yang aku dan Junior temukan.." Seru Kevin dengan semangat. Kami pun duduk merumput di bawah pohon dengan melingkar. Angin bertiup dengan sepoi-sepoi mengiringi cerita kami.
" Kandang ayam itu tidak mengalami kerusakan..." ujar Kevin memulai ceritanya.
" Jerami yang tersimpan sebagai alas ayam-ayam untuk bertelur juga tidak terlihat acak-acakkan.."
" Mungkin Billy sudah merapikannya..." selaku
" itu tidak mungkin..." bantah Kevin
" Saat kita tiba di Gudang aku melihatnya..."
" Tak ada perubahan dari jerami-jerami itu.."
" Jerami-jerami itu terlihat rapi seolah tidak di acak-acak oleh seseorang hingga polisi tiba pun letak dan posisinya masih sama..."
" Ohh ... Lalu.. ?? "
" Artinya yang mencuri ayam dan telur-telur itu adalah manusia..." ujar Kevin dengan yakin
" Tapi bagaimana caranya pencuri itu masuk saat pintu gudang tertutup dan terkunci...?? " tanya Karina. Kevin hanya tersenyum kecil
" itu mudah..." serunya
" Lihat kesana...!! " tunjuk Kevin pada gudang pertenakan. Kami semua pun mengikuti arah pandangnya.
" Pintu memang terkunci namun ventilasi yang ada didepan gudang tidak terkunci.." ujarnya dengan bangga.
Memang benar yang dikatakan Kevin. Gudang pertenakan berwarna merah itu memiliki pintu yang cukup besar. Namun di atas pintu itu ada lubang ventilasi. Yang memang sengaja di buat agar udara dan sinar matahari bisa masuk. Ukurannya cukup untuk orang dewasa melewatinya.
Baru saja aku hendak bertanya. Bagaimana caranya pelaku masuk melewati ventilasi itu. Lonceng tanda makan siang telah berbunyi. Pembicaraan kami pun terpaksa di tunda.
Dan dari jauh kami bisa melihatnya, Tuan Peter sedang berdiri di teras rumah dengan membunyikan lonceng itu.
" Waktunya makan siang teman-teman..." seru Junior
" Kau benar..."
" Kita lanjutkan pembicaraan ini setelah makan siang..." tukas Kevin dengan setengah berbisik.
#30DWC
#30DWCJilid15
#Day14
#Squad2
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top