whisper

jujutsu kaisen by akutami gege
.
fushiguro megumi x itadori yuuji
Slight gojo x kugisaki, gojo x yuuji.
.
warning female!yuuji
.

Saat aku melihat wajahmu, semuanya telah mencair.

Ketika Megumi memandang wajah ayu yang ada di bawah tubuhnya, semua yang ada dalam Megumi seperti akan mencair begitu saja. Megumi tidak akan pernah bosan untuk memandanginya selama ribuan kali.

Ketika pertama kali Megumi memandang wajahnya adalah dua tahun yang lalu saat Megumi menjadi mahasiswa baru.

Mereka berpas-pasan ketika Megumi berada di dalam Lift, dan wanita ini berlari dengan cepat agar bisa mencapai untuk ia masuki.

Dengan napas yang tersengal-sengal kelelahan karena berlari untuk mengejar Lift, kecantikan yang terpancar dari wajahnya tidak memudar sedikitpun. Yang ada Megumi semakin mengagumi bagaimana cara keringatnya yang meluncur ke arah dagunya.

Dan ketika itu Megumi ingat bahwa ia hampir dua menit lamanya menatap wajah kelelahannya itu.

Saat itu Megumi langsung berpikir, "Apakah ia jatuh cinta? Apakah ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama?"

Lalu kini, di bawah tatapan matanya terdapat wanita yang baru saja ia ingat bagaimana mereka bertemu. Wajahnya memerah, rambut panjang yang sewarna bunga sakura tersebar kusut di atas bantal. Membuat wanitanya semakin cantik. Napasnya sedikit tersengal akibat ciuman yang mereka lakukan, ciuman yang Megumi pikir tidak akan pernah mereka lakukan lagi.

Tubuh intinya sudah terbungkus pengaman, berjarak beberapa inci dari jalan masuk tubuh inti wanitanya. Megumi menatap mata wanitanya, memberikan tatapan untuk menyakinkan dirinya lagi, apakah ia harus berhenti atau tetap melanjutkan kegiatan mereka. Megumi tidak akan memaksa, semua keputusan ada padanya.

Walaupun Megumi sudah benar-benar tidak sabar untuk merasakan bagaimana tubuhnya terbungkus daging hangat itu, kalau wanitanya memutuskan untuk tidak melanjutkannya, Megumi tetap menerimanya.

Lalu ketika Megumi mendapatkan kode dari kaki wanitanya yang sedikit di lebarkan, menandakan bahwa itu adalah tanda persetujuannya agar Megumi untuk segera memasukinya.

Megumi memejamkan matanya, mencoba untuk menurunkan tubuhnya secara perlahan, kedua tangannya memegang pinggul erat wanitanya. Kaki wanita itu terbuka semakin lebar, membantu Megumi agar bisa memasukan semua bagian tubuh intinya.

Napasnya semakin memberat ketika intinya masuk secara penuh kedalam tubuh wanitanya. Merasakan bagaimana rasa hangat yang menyebar ke seluruh tubuhnya

Megumi terdiam sebentar, menikmati bagaimana panjang intinya yang terbungkus oleh daging lembut. Rasanya benar-benar sangat luar biasa.

Walaupun Megumi tahu bahwa apa yang ia lakukan sekarang ini adalah kesalahan, tidak ada kata penyesalan sedikitpun ketika wanita ini datang malam-malam ke apartemennya.

Tangan wanita itu memeluk lehernya lembut, menarik kepala Megumi ke arahnya, lalu bibir mereka saling bertemu satu sama lain.

Bibirnya begitu lembut, Megumi hanya mengecupnya berulang kali, tidak ingin terburu-buru seperti beberapa menit yang lalu ketika kemarahan yang mengendalikan semuanya.

Harum tubuhnya, lembut bibirnya, dan rambut panjangnya serta tubuh yang sering Megumi jamah secara sembunyi-sembunyi, tidak akan pernah membuat Megumi bosan begitu saja.

Yang ada Megumi semakin terbuai akan semuanya.

Bibir wanita itu lepas, dengan lembut menelusuri bagian leher Megumi, menciumi, hisap dan kadang menjilatnya yang membuat tubuh inti Megumi di dalam sana semakin keras.

"Sensei! Yuuji-Sensei!" desah Megumi menyebut nama wanitanya.

Wanita itu tersenyum, senyuman yang selalu memikat Megumi, "Bergerak dan lakukan seperti biasanya." bisiknya menggoda ketika bibirnya sampai pada telinganya, lalu menjilat dan menggigitnya mencoba untuk membuatnya semakin panas.

Suara lembutnya benar-benar seperti mengirimkan sihir pada Megumi, yang akhirnya membuat Megumi semakin tergila-gila padanya.

Megumi manarik tubuhnya, lalu mendorongnya dengan perlahan. Megumi tidak akan terburu-buru, Megumi hanya ingin menikmati saat-saat terkahir mereka.

Terakhir.

Ya benar, ini adalah akhir dari mereka.

.
.
.

"Benar-benar sangat serasi." Megumi menoleh ke samping, menatap wajah gadis yang duduk di sampingnya yang memasang wajah kosongnya.

Lalu Megumi mengalihkan tatapan kearah depan, mendapati wanita idamannya dengan gaun pengantin yang sangat indah menurutnya.

Rambut panjang sepinggangnya kini terlihat ikal yang tergerai di belakang punggungnya.

Gadis itu benar. Mereka tampak serasi di depan sana. Wanitanya sangat cantik, dan laki-laki yang ada di sampingnya juga sangat tampan.

Melihat mereka yang terus tersenyum bahagia di depan sana, membuat hati Megumi semakin terasa sakit. Membuatnya semakin tidak sabar untuk pergi meninggalkan tempat terkutuk ini.

Megumi menoleh kembali, tatapan mata gadis masih tetap kosong, lalu lengannya terulur, mencoba merangkulnya dan memberi dukungan pada temannya.

Megumi tahu rasanya, karena apa yang gadis itu rasakan sama apa yang Megumi rasakan ini.

Sakit. Sangat sakit. Tapi mau bagaimana lagi karena Megumi sadar, sedari awal wanita idamannya bukanlah miliknya, wanita itu sudah dimiliki oleh seseorang.

"Gojo-Sensei sangat tampan. Benarkan, Nobara?"

Gadis itu tertawa hambar, "tampan. Benar tampan sampai-sampai membuatku sangat muak!"

Kali ini Megumi yang tertawa dengan ucapannya, tangannya menepuk bahu Nobara dengan pelan, "tidak pandai berbohong. Pantas Gojo-Sensei membuatmu menjadi mahasiswa favoritnya."

"Favorit apa? Yang ada aku selalu terkena masalah terus." ucapnya membela diri. Membuat Megumi semakin bersemangat untuk mengeluarkan apa yang ia tahu tentang hubungan Gojo-sensei dan Nobara.

Lalu kalau ia tahu, kenapa Megumi tidak memberitahukan ini kepada Yuuji-Sensei? Karena semuanya akan sia-sia, wanita itu selalu bisa mengalihkan pembicaraan pada topik lain dan membuat Megumi melupakannya.

Atau Yuuji-Sensei memang sudah tahu dari awal tentang hubungan Gojo-Sensei dan Nobara. Makanya hubungannya dengan Yuuji-Sensei tidak pernah ketahuan, dan hanya Nobara yang satu-satunya mengetahuinya.

"Setidaknya aku bisa lepas dari genggaman Gojo-Sensei sekarang. Kau tahu? Aku lelah berbohong selama dua tahun terakhir ini." matanya masih menatap kedua pasangan tersebut. Megumi tidak tahu bagaimana cara untuk mendukung temannya agar tidak terlarut dengan perasaan sakitnya.

Jadi yang bisa Megumi lakukan hanya menepuk pundak Nobara dengan pelan.

"Jangan menghiburku, hibur dirimu sendiri." Megumi tertawa lagi mendengar ucapan Nobara.

"Kapan kau terakhir bertemu dengannya?"

"Seminggu yang lalu? Aku lupa karena aku mengabaikannya ketika Gojo-sensei berkunjung. Dia terus mengajakku berbicara tapi aku hanya diam dan berpura-pura mendengarkan musik. Dan karena kepura-puraan itu ternyata aku malah tertidur, dua jam kemudian aku terbangun mendapatkan kotak hadiah yang berisikan benda yang aku pakai sekarang. Menyebalkan sekali, ya?"

Megumi mengalihkan pandangannya, melihat bagaimana penampilan Nobara yang memakai gaun hitam selututnya. Itu terlihat pas di tubuh Nobara, hanya saja untuk acara pernikahan ini kenapa memilih warna hitam?

"Sebenarnya aku bertanya-tanya, kenapa warna hitam?"

"Mana aku tahu, selera Gojo memang aneh." Megumi hanya tertawa pelan mendengar jawaban kesal Nobara.

"Apa kau marah padanya?"

"Kenapa aku harus marah? Aku tidak punya hak apapun padanya. Aku marah dan kecewapun itu sudah pasti, dan lagipula kau pikir aku ini siapa? Kau pikira kita berdua pantas marah dan kecewa apa? Kita berdua ini tidak punya hak apa-apa dari mereka!"

Benar. Nobara benar. Mereka tidak punya hak apapun pada mereka. Ia dan Nobara hanyalah orang luar yang jatuh cinta pada orang yang salah. Mereka berdua seharusnya tidak memilih ego, seharusnya mereka lebih memilih kewarasan mereka.

Kalau saja akal sehatnya, mereka tidak akan merasakan rasa sakit ini.

"Baiklah, mari kita lupakan semua ini, apa kau mau makan di luar?"

"Ya ampun, kita bahkan bisa menikmati sepuasnya makanan di sini. Gojo-Sensei pasti tidak main-main dengan acaranya, aku yakin makanannya pasti sangat enak. Kau tahukan bagaimana kayanya Gojo-Sensei?"

Megumi mendengus pelan mendengar bagaimana Nobara yang menyombongkan Gojo-Sensei, "ayolah, sayang kita bisa makan di luar."

Nobara tertawa pelan, "baiklah sayang, kita bisa menikmati uang Gojo-Sensei untuk terakhir kalinya." jawabnya sambil mengeluarkan kartu kredit yang Megumi yakini milik Gojo.

Sebelum meninggalkan aula tersebut, mereka berdua kembali menatap pasangan yang ada di depan sana. Megumi tersenyum ketika melihat bagaimana pasangan tersebut juga sedang menatap mereka yang ada di sini.

Dengan begitu mereka berbalik meninggalkan acara yang sebenarnya tidak ingin mereka hadiri. Tangan Megumi langsung menggenggam tangan Nobara yang langsung di balas genggaman erat.

Mereka saling memandang, memberikan senyum tulus dan dengan senyuman itu mereka memberikan dukungan untuk saling menguatkan satu sama lain.

Mereka tahu bahwa cinta tidak harus saling memiliki.

.
.
.

end

a/n: aduh, ga nyambung banget. Aku udh stuck duluan padahal penggambaran udh ada di kepala. Tapi happy reading aja ya. Jangan lupa krisas dan kudosnya. Makasiiiih

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top