Bab 7: Pertemuan dengan Eco-Team

"Wah, tempat ini hebat!" Mata Pilseung besar. Dia betul-betul terkejut dengan Nova City yang memiliki kekhasan sendiri.

Taeyang mengangguk sambil dia berputar untuk melihat lingkungan mereka. Dia sangat suka tempat ini. Anginnya lumayan sejuk, walaupun dia bisa merasa iritasi sedikit akibat asap kenderaan bermotor yang selalu melesat di jalan raya.

"Inilah Nova City..." Taeyang menghela napas dengan senang.

"Memang enak sih, tapi kita di sini untuk kasus," Rocket mengingatkan mereka.

"Oh ya," Pilseung tertawa dengan malu.

"Kalian pasti sudah melupakan itu," Silver Hawk berkata dengan datar.

Mereka segera menoleh ke arah lain. Tidak, tidak, tidak. Mana mungkin mereka melupakan itu.

Para Tobot menggelengkan kepala dalam hati. Aduh, anak-anak ini....

"Ayo kita pergi saja," Taeyang berkata.

"Ya."

Lalu mereka mulai berjalan ke tempat yang telah diberi informan mereka.

Setiap kali mereka menoleh ke jalan raya, mereka bisa melihat orang-orang yang memakai seragam Sigma Group, perusahaan energi terbesar di dunia.

Mereka menggelengkan kepala mereka. Itulah salah satu alasan mereka memilih untuk menggunakan Tobot sebagai transportasi; membeli hal-hal yang meracuni lingkungan itu tidak baik.

"Sigma Group itu lumayan parah juga," Pilseung menggerutu sambil menutupi hidungnya.

"Memang," Taeyang setuju. "Saya tidak suka mereka sama sekali."

"Iya kan? Mereka hanya peduli mengenai kuasa dan uang."

"Ah, kita seharusnya sampe— Eh?" Taeyang berhenti. Matanya membesar ketika dia melihat skenario di depan matanya, "Pilseung, liat."

Pilseung mengedipkan matanya, tapi dengan tunjukan dari Taeyang, dia bisa melihat 2 pekerja Sigma Group mengganggu beberapa anak dan seorang dewasa. Mereka terlihat.... Terbiasa?

Pilseung merasakan api kemarahan mulai berkobar lagi, dan dia tahu Taeyang juga merasakannya.

"Oi, kalian!" Pilseung memanggil pekerja Sigma sambil menyeberangi jalan untuk mendekati mereka. "Gak ada rasa malu? Kalian itu merundung orang lain hanya karena kalian itu pekerja Sigma Group? Wa, sebenarnya saya sangat tidak suka Sigma dan cara-cara mereka yang tidak peduli akan lingkungan."

"Kami tidak peduli," salah satu pekerja berkata dengan senyum arogan.

"Kalian yakin mau coba membuat kita marah?" Taeyang bertanya sambil memberikan aura yang dinginnya luar biasa. "Hari ini kita tidak ingin melihat hal-hal yang begiu egois seperti ini. Jadi, tolong pergi sebelum ini menjadi pertengkaran yang tidak bermakna."

Wah, aura Taeyang itu mengerikan, Pilseung merinding sedikit. Dia pasti tidak mau membuatnya marah.

"K-Kita akan kembali!" Pekerja 1 berteriak sebelum mereka melarikan diri.

"Kamu menakutkan," Pilseung berkata dengan nada candanya.

Taeyang tertawa, "Gak lah."

"Anu..." Anak berambut merah tiba-tiba memanggil mereka. "Terima kasih karena sudah membantu kita."

Mereka menoleh kepadanya, dan Pilseung menjawab, "Gak papa. Saya Oh Pilseung, dan ini Kang Taeyang."

"Teroima kasih banyak!" Yang lain mendekati, dan lelaki dewasa segera mengambil tangan mereka dan berjabat dengan mereka. "Saya Suho, ketua Eco Team!"

"Eco Team?" Pilseung ingat beberapa berita mengenai mereka. "Yang mau membuat gadget ramah lingkungan menjadi terkenal? Saya penggemar!"

"Saya juga!" Taeyang setuju dengan senyum lebar.

"Wah, betulkah?" Suho terkejut. "Biasanya tidak ada banyak orang yang begitu."

"Kenapa?" Pilseung bertanya. Dia betul-betul tidak mengerti. Kenapa mereka tidak suka cara-cara yang dapat membantu dunia?

"Lebih cepat, lebih efisien, bla bla bla," Suho menjawab. "Begitulah manusia."

"Memang sih," Taeyang menghela napas.

"Tapi kenapa kalian ke sini?" Anak berambut merah yang tadi bertanya.

"Kita ada kerja di sini... anu..."

"Uju!" Dia menyapa dengan senyum besar. "Saya penemu di tim ini."

"Saya Noeul," lelaki berkacamata berkata.

"Saya Sinae!" Perempuan yang rambutnya diikat menjadi 2 senyum kepada mereka.

"Dan saya Taesan," yang terakhir menyapa sambil makan chips.

"Kerja apa?" Uju lalu bertanya kepada mereka.

"Kita detektif dari International Police Station," Pilseung menjawab.

"Dan kita ditugaskan untuk mencari tahu mengenai kasus tertentu," Taeyang menambahkan. "Kita tidak bisa mengatakannya kepada kalian. Maaf."

"Ah, gak papa. Kami mengerti," Suho berkata. "Lebih baik kalian pergi bekerja dulu. Terima kasih lagi ya untuk bantuannya."

"Gak papa," Taeyang senuym sebelum mereka berjalan menjauhi mereka sambil melambaikan tangan mereka.

Setelah mereka sudah berjarak cukup jauh dari mereka, Pilseung berkata kepada Taeyang, "Mereka itu grup baik sih."

"Memang. Saya marah bahwa mereka tidak didukung oleh banyak orang," Pilseung mengaku.

"Setelah kasus ini, apakah kamu mau bantu mereka?" Taeyang bertanya.

"Kalau bisa, tapi saya tetap harus menjadi detektif."

"Saya juga. Kita kan Udah berjanji kepada saksi itu..."

"Oh ya, kamu sudah mencarikan informasinya?"

"Sudah sih," Taeyang mengangguk. "Nama dia Song Limcheon, dan dia single. Keluarganya tinggal di provinsi lain, jadi kalau dia menghilang tidak akan ada kecurigaan."

"Jadi semua kebakaran dibuat untuk membungkam orang yang tau kebenarannya?" Pilseung menyimpulkan.

"Sepertinya gitu sih. Kalau saja kita tidak mendengarkan permintaan untuk tolong dari Song-sshi..."

Genggaman Pilseung mengetat. "Pasti kasus ini tidak akan diketahui kebenarannya..."

Taeyang merinding sedikit, "Siapalah orang ini sampai mereka bisa tega melakukan hal ini?"

"Kita sebagai detektif harus mencari tahu jawaban untuk pertanyaan itu," dia berkata dengan yakin. "Jadi jangan takut."

Taeyang memandang Pilseung sebentar, sebelum dia senyum dan setuju, "Iya. Kita pergi berbicara dengan Nyonya Ahreom."

Mereka lalu berjalan menuju tempatnya, dengan keyakinan dan harapan bahwa mereka dapat mengetahui lebih banyak lagi mengenai kasus ini. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top