"Oke, kita sudah mendapatkan informasi dari Ondal."

"Dari mana?" Pilseung menatap Taeyang dengan bingung.

"Sepertinya dia dan orang lain di Unit 1 adalah pelakunya," Taeyang berkata. "Jugapun, ingat waktu itu? Kita pernah melawan mereka. Salah satu dari mereka itu memiiliki topeng pohon."

"... Tunggu, Kim Nokwon... dia itu penyayang pohon..." Pilseung menyadari.

Taeyang mengangguk dengan serius, "Itu memberikan kita kartu untuk melawan mereka."

"Karena kalau kita tau siapa yang terlibat... itu berarti kita bisa fokus pada informasi yang lebih penting," Pilseung menambahkan.

"Betul," Taeyang senyum sedikit. "Jadi kita ada sebuah petunjuk sekarang."

"Baik," Pilseung tersenyum. "Kita pergi memberitahu yang lain dulu. Ini akan sangat membantu."

"Dengan ini, kita pasti bisa menangkap mereka!" Taeyang berkata. "Jadi kita jangan tunggu-tunggu lagi!"

"Oke," Pilseung setuju, dan mereka keluar untuk kembali ke kantor mereka.

Tetapi sambil mereka berjalan, Taeyang merasa seperti stasiun mereka tiba-tiba... sunyi.

"Apakah hanya saya, atau tempat ini sunyi banget?"dia bertanya.

"Gak, saya merasa begitu juga," Pilseung mengatakan. Dia mengeluarkan pistolnya, "Kita harus selalu sigap."

Taeyang mengangguk dan mengambil pistolnya juga.

Dengan itu, mereka mulai bergerak bersama melalui koridor yang sebelumnya begitu hangat. Sekarang ia telah menjadi sedingin es batu. Tidak familier lagi.

Kenapa bisa begitu sunyi? Apakah ada kasus besar selain kasus pembakaran? Tidak, itu... mereka pasti dapat laporan dari HP jika ada. Sangat tidak beres...

Tiba-tiba, mereka mendengarkan suara-suara yang BUKAN dari detektif stasiun mereka, jadi mereka saling menatap dan bersembunyi di lorong kecil.

".... mereka di mana ya? Kenapa bisa tiba-tiba menghilang!?"

"Ah, jangan berpikir panjang! Kita harus kembali ke HQ!"

"Tapi Boss akan marah besar! Dia sudah bekerja sama Unit 1 dan ingin membalas budi mereka!"

Boss? Tunggu, dari USB itu mereka tau bahwa yang bekerja sama dengan mereka adalah...

Sigma Group?!