Bab 10: Kebenaran Trauma Pilseung

"Jadi Sigma Group juga terkait dalam kasus ini...." Pilseung mengumam.

Taeyang menghela napas, dan Pilseung berusaha untuk tidak melihatnya. Dia memilih untuk menatap ke luar, melihat pemandangannya melesat dengan cepat.

DUAR!

Pilseung menutupi matanya. Tidak, dia tidak akan berpikir tentang masa itu. Itu sudah berlalu kan? Dia tidak perlu mengulangnya dalam hati. Dia tidak akan seceroboh waktu itu.

"Pilseung?"

"Ya?"

"... Kamu pikir kami bisa mengalahkan dalang konspirasi ini?"

"Pasti bisa, dong," Pilseung berkata. "Kita harus berjuang demi kebenaran kan?"

Taeyang tertawa kecil, "Kamu gak salah sih. Tapi kita mungkin dianggap remeh karena di divisi terkecil."

"Memang sudah ada sih."

"... Huh?"

"Gaklah," Pilseung senyum pahit. "Kita hampir sampe di Smile City, untuk informasimu."

Taeyang menatap dia dengan heran, namun dia akhirnya menatap ke arah lain.

Pilseung menghela napas. Dia berterima kasih kepadanya secara mental karena dia tidak tau jika dia bisa mengatakan kebenarannya.

Taeyang pasti tidak akan setuju jika dia tau Pilseung itu pembunuh....

Pilseung menutupi matanya. Tidak, jangan begitu Pilseung. Pasti bisa melewati ini.

Beberapa saat lagi, kereta apinya berhenti di Smile City, dan mereka keluar dan berangkat ke stasiun polisi. Mereka telah diberitahu melalui email bahwa akan ada pertemuan dari semua personil untuk berbicara mengenai kasus ini, jadi mereka harus lebih cepat supaya tidak terlambat.

"Ayo, Pilseung!" Taeyang berteriak kepadanya. "Kita bisa terlambat!"

"Saya tau!" Dia menjawab sambil mempercepat laju kakinya.

Mereka dengan cepat tiba di stasiun dan segera melaju ke tempat pertemuan mereka. Mereka tidak bisa terlambat!

Beruntungnya, mereka dapat sampai dengan cepat, jadi mereka duduk di tempat mereka untuk unit 6.

"Kalian ke mana sih?" Pada bertanya.

"Nova City," Taeyang menjawab. "Untuk mencari tau sesuatu."

"Oh!" Gyeongpo mengangguk kepalanya. "Oke."

"Tentang kasus ini?" Rosie mengangkat alisnya.

"Iya," Pilseung menjawab. "Kita akan memberitahu kalian nanti. Untuk sementara, kita fokus dalam rapat ini."

"Okay," mereka mengangguk.

Pilseung lalu merasakan USB di sakunya. Apakah USB ini baiknya dibawa dengannya?... Mana tau jika ada orang mau mencurinya?

Apakah orang yang mencoba membunuh mereka ada di ruang yang sama...?

Matanya bergerak melihat setiap unit di ruang itu. Ada yang menyengir dengan sombong ke arahnya, ada yang terlihat khawatir untuknya.

Pilseung menatap HPnya. Dia berusaha untuk terlihat tidak tertarik, namun hatinya tidak setuju. Dia tau bahwa dia terlalu sakit... dia tidak bisa menyembunyikannya. Bahkan orang yang baru menemuinya bisa mengetahui bahwa dia tidak oke. Bagaimana dengan keluarganya.....?

Tidak, Pada ada Pori.... Dia pasti tidak mengetahui kebenaran. Kalaupun dia tau, apa gunanya? Tetap sama aja.... Pada akhirnya dia tetap sendirian....

"-Tobot-"

Huh? Kenapa Tobot-

"-Nav City— Alien—"

APA?!

Kepalanya menoleh orang yang sedang berbicara, Dokgo Ondal, dan darahnya membeku setelah melihat seringainya. Dia begitu riang, tapi...

Tidak tidak tidak...

Jangan, tolong.....

"Dan, salah satu orang yang menjadi pelindung Smile City, adalah orang yang beberapa tahun yang lalu menembak mati seseorang kriminal, yang merupakan anak pertama almarhum Oh Hera, Oh Pilseung." 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top