Bab 1: Pemanasan

Sinar matahari menerangi ruang tidur seorang Kang Taeyang, yang menguap sambil bangkit dari ranjangnya.

"Selamat pagi, Taeyang," Speed menyapanya.

"Selamat pagi Speed," dia menjawab,

"Sudah siap?" Monster bertanya. "Barangmu sudah disimpan kan?"

"Ya dan ya," Taeyang bersenyum. "Speed, sudah siap untuk ke tempat kerja baruku?"

"Pasti!" Speed terdengar sangat antusias mengenai ini. "Tempat barumu International Police Station, kan?"

"Ya," dia mengangguk. "Sangat terkenal juga, sih. Saya merasa bingung, sebenarnya. Kenapa mereka mau merekrut saya?"

"Jangan berpikir panjang," Captain Police berkata. "Untuk hari ini, jangan begitu, Taeyang. Gak baik untuk kesehatanmu."

"Saya tahu," dia menghela napas. "Makasih Captain Police."

"Sudah seharusnya."

"Ah jangan berpikir panjang lagi, Taeyang! Ayo!"

"Oke oke, Speed." Walaupun tetap ada rasa curiga, Taeyang memilih untuk menghiraukannya.

Setelah memandikan diri dan memakan sarapan, Taeyang mengambil selempangnya. Dia segera menyimpan semuanya untuk pemindahannya ke apartemen detektif International Police Station, dan mengingat temannya supaya tidak terlalu lasak. Jika diketahui bahwa mereka bisa berbicara, apalagi bertarung....

Taeyang merinding. Dia tidak ingin berpikir begitu. Itu tidak akan terjadi. Dia akan menyembunyikan sampai dia mati. Ke liang kubur.

Lalu dia melihat dirinya di cermin. Jaket merahnya? Cek. Baju putihnya? Cek. Tas untuk Speed, Monster dan Rocket? Cek. Handuk untuk mengeringkan diri pada hari panas? Cek. Buku catatannya untuk mencatat petunjuk? Cek.

Dia sudah siap.

"Yuk, mari kita pergi," Taeyang berkata kepada Speed.

"Yaaaa!" Dia terdengar sangat bersemangat. "Kaja!"

Dia bersenyum sedikit. Speed sangat ingin tahu kondisi kantornya. Semangatnya telah mempengaruhi Taeyang yang biasanya agak negatif, dan dia pun mulai penasaran akan kondisi kerja di sana. International Police Station biasanya tidak dikunjungi oleh banyak orang. Karena itu, ia ingin tahu kasus seperti apakah yang biasanya diambil oleh para detektif di situ.

Mereka meninggalkan apartemennya, dan setelah dia memastikan bahwa tidak ada orang lagi, dia mengambil Galaxy Weapon 1.

"Speed, go!" dia meneriak sambil menekan trigger. Dengan membiarkan Tokeynya melayang ke temannya, Taeyang menyaksikan dia berubah dari mobil mainan ke mobil benaran. Speed lalu memasukkan dia ke dalam dirinya.

"Oke, sudah siap?"

"Ya, pasti!" dia bersenyum. "Ayo! Jangan sampai terlambat, Speed!"

"Oke!" Dengan itu, Tobot biru itu melesat melalui lalu lintas kota ini.

International Police Station berlokasi lumayan jauh dari tempat kerja lamanya, tetapi tetap berada dalam kota yang sama. Taeyang berpindah dari kotanya ke Smile City untuk bekerja di situ, supaya sekarang dia tidak perlu melakukan hal yang bisa dihindari. Saat dia sampai dekat stasiun itu, dia membuka pintunya dan keluar sendiri, lalu, supaya tidak ada orang yang melihat, dia mengembalikan Speed ke tasnya.

Sebelum dia bisa melakukan apapun, dia mendengarkan suara yang dia kenali. Tanpa berpikir panjang, dia berputar dan bersenyum saat tebakannya terbukti benar, "Namhui! Gyeongpo!"

Temannya yang memiliki perut agak cembung segera memeluknya, "Taeyang! Dah lama gak jumpa!"

"Tidak diragukan lagi," Namhui bersenyum. "Kamu gak papa kan, Taeyang?"

"Memang kabar saya baik loh. Jangan begitu Namhui," dia menjawab.

"Kenapa tidak bisa?" dia bergurau.

"Aiya, kalian berlebihan," dia gerutu.

"Apa? Kami berlebihan? Wah, Taeyang ini memang begini, ya Gyeongpo?"

"Memang. Dia gak suka kalau ditertawai. Namun tingginya terlalu pendek," Gyengpo tertawa.

"Gyeongpo kamu datang ke sini!" dia berteriak sambil mulai mengejar temannya.

"Ahahaha! Tidak akan!" Dia mengejek.

"Ayolah teman," Speed memotong percakapan mereka, dan membuat Taeyang berhenti untuk menoleh ke dia. "Kita masuk dulu baru mengejar seperti anak kecil."

Mendengarkan itu, Taeyang dan Gyeongpo bersenyum dengan malu. Mereka kadang-kadang begitu kalau ada waktu luang. Itulah dinamik mereka.

"Oke oke, Speed," dia menjawab temannya. "Namhui, Gyeongpo, lebih baik kita mendengarkan dia."

"Betul juga."

"Ayo!"

Mereka lalu bergerak untuk memasuki International Police Station yang sangat besar, tanpa mengetahui apa yang mungkin terjadi. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top