chapter 3

"selamat datang tuan Vandy"sapa seorang bodyguard kepada Erpan, Erpan hanya mengangguk sembari memasuki mobil , tak lama mobil pun mulai berjalan melewati terowongan yang membuat pandangan menjadi gelap. sekitar 5 menit akhirnya mereka keluar dari terowongan terlihat gedung besar berlogokan huruf 'IV'. mobil yang dinaiki Erpan berbelok kearah gedung tersebut lalu memasukinya.

"Tiyon sama Seon dimana?"tanya Erpan

"tuan Tiyon dan Seon ada di ruang pribadi Tuan Vandy seperti biasa" jelas bodyguard tersebut, tak lama roda mobil berhenti tepat di depan pintu masuk gedung.

"thanks" ujar Erpan membuka pintu mobilnya dan berjalan memasuki gedung

"eh gw lupa, lo sini" Erpan kembali memanggil bodyguard yang tadi mengantarnya

"iya tuan ada apa?" tanyanya

"itu di bagasi mobil sport gw, ada makanan buat kalian ambil trus bagi bagi" jelas Erpan yang dianggukkan oleh bodyguard tersebut

"terimakasih tuan. tapi apa tidak merepotkan setiap hari tu-"

"sstttt dah gw mau masuk harus di bagi bagi yah" potong Erpan lalu melangkah memasuki gedung besar tersebut, Erpan melangkah memasuki gedung pintu terbuka otomatis, di meja resepsionis seorang wanita membungkuk hormat.
Erpan mengangguk lalu berjalan menyusuri koridor tepat di ujung koridor terdapat pintu kayu berwarna hitam mengkilap bertuliskan 'IV', Erpan masuk kedalam ruangan tersebut. saat di dalam yah hanya terlihat seperti ruangan kerja biasa.

Erpan menoleh kearah dispenser lalu mendekatinya, jemarinya menekan tombol gold pada dispenser tersebut.

'GRAAAAAK' pintu rahasia terbuka dari bookshelf yang penuh dengan buku, Erpan masuk kedalam tak lupa ia membawa koper yang ia bawa dari rumah, koper itu adalah paket yang ia pesan beberapa haru yang lalu. di ujung lorong terdapat pintu besi berpasword, Erpan menempelkan jempolnya pada layar berwarna hijau dan pintu pun terbuka.

memperlihatkan dua orang pemuda yang menunggunya sejak tadi

"sorry gw baru dateng"ujar Erpan lalu duduk diatas sofa sembari meletakkan koper yang ia bawa diatas meja

"woi hai teman-teman balikin ikan gw ke tempatnya" kata Erpan

"tau nih si Tiyon, takut gw tu ikan loncat" ujar Seon menutup laptopnya, seketika kedua pandangan pemuda tersebut tertuju pada koper yang dibawa Erpan

"paan tu Van?" tanya Tiyon, Erpan membuka koper di depannya memperlihatkan beberapa senjata api beserta pelurunya, senyum Erpan muncul ia mengambil pistol berwarna emas lalu mengisinya dengan peluru.

"belanja-belanja gak tuh" puji Seon, Erpan tersenyum bangga sembari meletakkan peluru emasnya di atas meja

"tenang gw udah belikan buat kalian kok, udah di kirim ke rumah kalian masing masing" mendengar hal itu Tiyon dan Seon berteriak senang. setelah berbincang bincang ringan Seon melihat jam tangannya yang berkedip-kedip.

"Van, ada yang mau masuk ruangan lo" Erpan berdecak sembari meletakkan pistol emas miliknya kedalam koper lalu menutup kopernya, setelah itu ia melemparkan koper tersebut kearah Tiyon.

"jaga tuh barang gw, Seon pindah tempat"ujar Erpan, Seon mengangguk ia menekan tombol merah di jamtangannya , seketika sofa-sofa yang mereka duduki turun tenggelam kedalam tanah sampai di dasar sofa tersebut bergeser lalu naik kembali yang secara otomatis membuat mereka berada di ruang kerja Erpan.

'tok-tok-tok'

"masuk"ujar Erpan singkat, pintu terbuka lalu masuk beberapa pemuda ber jas rapi. Erpan yang melihatnya menaikkan alisnya heran, ia meneliti satu persatu pemuda yang sekarang berbaris di depannya. semua wajah mereka asing.

"siapa mereka?" tanya Erpan pada salah satu bodyguard terpercayanya yang ikut mengantar pemuda berjas tersebut.

"mereka adalah pasukan yang ayah anda kirim untuk melawan 'R' company" jelas bodyguard tersebut, Erpan mengangguk sekilas mengubah posisi duduknya, mulutnya berkomat kamit menghitung satu persatu pasukan khusus kiriman ayahnya.

"jumlahnya sebelas, semua dari ayah gw?" tanya Erpan, bodyguard tersebut mengangguk

"Tiyon, Seon tunjuk yang menurut kalian mencurugakan" pinta Erpan, mendengar hal itu para pasukan menegang

"kalo bapak lu gw gak bisa Van" tolak Seon sementara Tiyon satu pasukan tersebut.

"Tiyon lo yakin sama piliha lo?" tanya Erpan, Tiyon mengangguk  yakin

"kalo yakin gw bunuh dia"

"yeeee lo main bunuh-bunuh aja, gw asal-asalan gak berani gw ama bapaklu, angkat tangan gw" tolak Tiyon takut, Erpan tertawa sembari mengambil pistol barunya dari dalam koper, kedua bola matanya meneliti satu persatu pasukan khusus di depannya.

'DOR DOR CRAS' Erpan menembak salah satu prajurit tersebut, tubuhnya terjatuh membuat darah segar keluar dari tubuhnya menggenang mengotori karpet malah Erpan.

"omo jinjah, shoit men mathepakeeeerrrr, lo bunuh pan?" ujar Tiyon terkejut sementara Seon geleng-geleng kepala heran menatap Erpan.

"ngapa lo bunuh?" tanya Seon

"ayah gw gak pernah ngirim orang dalam jumlah ganjil selalu genap, dan kalau ada yang ganjil itu pasti penyusup. ok buat yang lain selamat gw terima, tapi kalau kalian berkhianat nasib kalian akan sama kayak nih mayat. sekarang bawa nih mayad trus kubur" ujar Erpan melambaikan tangannya lalu mereka semua pergi dan membawa mayat tersebut

"hadeuh karpet gw kotor, Tiyon pesen lagi yang baru" Tiyon yang mendengar hanya mangut-mangut sambil melongo melihat kelakuan temannya.

BERSAMBUNG...

HEHEHE MAAP YAH AUTHOR UP NYA SEDIKIT HEHEHEH MAKASIH DAH BACA

JANGAN LUPA VOTE AND FOLLOW SEE YOU DI COMMANT GAYS

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top