chapter 2


weeeeeee author nalek lagi langsung saja men

================================================================================

Erpan sedang berjalan menuju rumahnya karna Yudha hanya bisa mengantarnya sampai kompleks rumahnya. Pandangannya tertuju pada wanita berambut panjang sedang duduk di gang buntu tepat disamping rumahnya, ia duduk sembari memainkan heandphone miliknya, Yah dia adalah wanita yang selama seminggu ini menguntitnya.
Erpan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit yang sudah gelap, ia kemudian berpikir berapa lama wanita itu menunggunya sampai pulang. Karna dirinya msih mempunyai hati ia menghampiri wanita tersebut, berjalan dengan santai dengan tangan kanan kiri ia masukan ke saku sementara tangan kanannya memegang bungkusan hasil makan-makan bersama sahabatnya tadi.

"Hei-hei lo ngapain disini?" panggil Erpan pada wanita tersebut, tubuh wanita itu tegang seketika lalu dengan was-was ia menoleh kearah Erpan. Matanya melotot sempurna lalu dengan cepat-cepat ia bangkit dari duduknya.

"ini udah malem, kok lo masih disini?, pulang gih" ujar Erpan halus wanita didepannya hanya menunduk menahan malu

"nama lo siapa?" tanya Erpan lagi

"Na-nabila" jawab wanita tersebut terbata-bata, Erpan hanya ber oh panjang sembari mengangguk-anggukkan kepala, jemarinya bergerak diatas layar heandphone membuka aplikasi taksi online, lalu melirik kembali pada wanita dihadapannya.

"rumah lo dimana?" tanya Erpan masih fokus dengan aplikasi taksi online di heandphonennya tapi tak ada jawaban, Erpan melirik Nabila kembali.

"udah makan?, nih buat lo, harus nerima gw maksa"Erpan menyodorkan bungkusan berisi desert oreo yang sengaja ia beli untuk nyemil dirumah. Nabila menatap Erpan tak percaya lalu menerima desert pemberian Erpan dengan gemetaran

"abis ini ada taksi online jemput lo, bilang aja nama gw udah gw bayar, gw masuk dulu ya" pamit Erpan menepuk pucuk kepala Nabila pelan lalu berangsung pergi kedalam rumah.
Ia mengehembuskan nafas lelah lalu meletakkan sisa bungkusan yang ia beli tadi diatas meja makan. tangannya memilah-milah piring untuk ia gunakan. setelah mengambil piring ia membuka bungkusan tersebut yang berisi dua kentaky lalu meletakkannya di piring, setelah itu ia membawa piring tersebut ke ruang record.

ia menjatuhkan pantatnya di kursi gaming kesayangannya, mencari posisi nyaman lalu mengotak atik komputernya mencari tontonan untuk dilihatnya, dan ia memutuskan untuk melihat vidio youtube mili Miawaug sembari memakan satu kentaky tanpa nasi!!!.
40 menit sudah ia melihat vidio milik Miawaug ia pun beralih melihat vidio milik Afif yulistian yang sedang mabar dengan Hans. jemari Erpan berulang kali mengetuk-ngetuk meja sembari memperhatikan jalannya vidio tersebut, dan vidio pun berakhir Erpan memejamkan mata sembari menyandarkan tubuhnya pada kursi gaming kesayangannya.

"terlalu mencolok, well... bahkan gw mungkin gk tau kalau gw sedang di awasi" racau Erpan mengayun-ayunkan dirinya diatas kursi gaming. tiba-tiba telfon masuk memecahkan keheningan, dengan malas Erpan mengangkat telfon tersebut

["Apa?" tanya Erpan to the point

"cepet gw ngantuk nih" gas Erpan karna tak ada jawaban dari seberang

"biasanya lo kesini gak pake tidur, gaya lu"

"hm... apaan?"

"bokap lo nanyain soal 'R' company,males gw kenapa gw yang diteror terus bukan elu"

"ya salah bokap lo temenan sama bokap gw hahahaha" tawa Erpan renyah

"nyenyenye lucu, dah cepet kesini lu, lagian ngapa bokap lo gk nelpon lu aja sih"

"mana gw tau, mungkin gegara gw block no nya"

"durhaka lu, dah cepet kesini"

"iya-iya, btw hai kawan-kawan di sono gak?"

"iya nih samping gw, dia mainin ikan lo, ati-ati mati tu ikan piranha"

"njir ikan gw' awas aja klo ampe ntu ikan mati, minta di tampol tuh anak"] senyum terukir di wajah Erpan, ia beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar yang berhadapan dengan ruang record. Bukannya bersiap-siap ia malah tiduran diatas kasur dan dalam sekejap matanya sudah terpejam . 1 menint, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit, mata Erpan kembali terbuka ia bangkit dari tidurnya lalu melangkah menuju lemari baju lalu membukanya. hanya ada baju harian miliknya saja yang terpajang rapi, ia memilah milah beberapa baju yang digantung dan menemukan baju yang masih terplastik dengan rapi, ia mengambil baju tersebut lalu membukanya . jas berwarna hitam yang sudah disediakan dasi terpampang jelas di depannya, Erpan memperhatikan jas di depannya lalu menggedikkan bahu dan memutuskan untuk memakai jas tersebut.

tak butuh waktu lama ia sudah rapi dengan jas tersebut yang modelnya sudah diubah menjadi sedikit santai, ia memakai kemeja garis-garis hitam putih yang dua kancing atasnya dibuka lalu dipakainya jas hitam tersebut dengan lenagn yang ia singkap tanpa dikancing, tak lupa ia memakai aksesoris kalung berlogo V. ia sudah siap berangkat dan ada hal yang ia lupakan membuatnya harus kembali ke kamar. ia mengambil barang pesanannya di balkon kamar lalu berangkat dengan mobil sport putih kesayangannya.

================================================================================

'tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik-tik' suara keyboard yang menemani keheningan, seorang pemuda berkacamata sedang melakukan sesuatu dengan laptop di pangkuannya, ia melirik pada pemuda di sampingnya yang sedang asyik bermain dengan ikan piranha yang sengaja pemuda itu ambil dari kolam besarnya lalu ia letakkan di kolah bulat sedang.

"Tiyon, tangan lu di makan mampus lu"

"alay lu son, biasa gw main ginian" pemuda berkacamata tersebut memutar bola matanya kesal

"udah gw bilang berapa kali yon, panggil gw dengan nama yg benar disaat keadaan kek gini" kesalnya, rasanya ia ingin memasukkan kepala Tiyon kedalam kolam piranha yang ia pangku

"kan son, Seon apa sih salah gw orang bener juga, gw gini gini liat keadaan kawan..., btw Vandy lama bener"tanya Tiyon, Seon hanya mengedikkan bahu tak peduli ia lebih memilih melanjutkan hal yang ia kerjakan di laptop.

disisi lain sebuah mobil sport putih berhenti di kegelapan hutan, si pengemudi turun dari mobilnnya sembari melangkah ringan menuju kolong jembatan tua yang gelap, dan begitulah kegelapan melahap tubuhnya. dalam beberapa menit mobil sport miliknya hilang seperti di telan bumi begitupun jembatan yang kolongnya ia masuki ikut menghilang di lahap tanah. Bisa dibilang jembatan berbahan bata berah tersebut adalah pintu masuk rahasia yang sekarang berubah menjadi lift yang membawa dirinya turun-dan turun.
'ting' pintu lift terbuka, Erpan melangkah keluar dari lift, tepat di depannya terdapat mobil berwarna hitam dengan bodyguard berbaju rapi di sampingnya. bodyguard itu menunduk sembari membuka kan Erpan pintu mobil.

"selamat datang tuan Vandy" sapanya, Erpan tersenyum kecil sembari mengangguk lalu masuk ke dalam mobil tersebut'

BERSAMBUNG...

YEEEEY UP AKHIRNYA WELL KARNA AUTHOR NGANTU SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA VOTE AND FOLLOW SEE YOU DI COMMANT GAYS

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top