Bab 46: percintaan jarak

Bab 46:

Sebulan sudah berlalu. Hidup Karl dan Iris semakin sibuk, namun mereka tidak pernah gagal untuk video call sebelum tidur. Malam itu, Karl sedang bersandar di katilnya setelah seharian penat bekerja, menatap skrin telefon, menunggu panggilan dari Iris.

Beberapa saat kemudian, Iris muncul di skrin. Dia baru selesai mandi, rambutnya masih basah dan senyum manis menghiasi wajahnya. Wajahnya tampak tenang, tetapi ada sesuatu yang membuat Karl merasakan kehangatan di sebalik pandangannya.

"U nampak cantik malam ni," ujar Karl dengan senyuman yang tulus, menatap Iris dengan penuh perhatian.

Iris tersenyum, sedikit tersipu. "Penat ke hari ni?" tanyanya lembut sambil mengambil tempat di sofa di biliknya.

Karl menghela nafas panjang. "Agak penat, tapi semuanya hilang bila nampak u," balasnya dengan senyuman. Iris tersenyum lebih lebar, wajahnya terlihat cerah mendengar kata-kata Karl yang manis.

Mereka berbual tentang hari masing-masing, tentang kerja Karl yang semakin menuntut perhatian dan kelas serta tugasan Iris yang makin bertambah. Setiap cerita dan tawa yang mereka kongsi membuatkan jarak antara mereka seolah-olah lenyap.

Setelah beberapa lama berbual, suasana mulai sunyi, namun itu bukan kesunyian yang mengganggu. Mereka saling menatap, merasakan kehadiran satu sama lain melalui skrin, walaupun jarak memisahkan mereka.

"Karl, sometimes I just wish you were here," Iris berbisik lembut, matanya bersinar dalam pandangan penuh rasa rindu.

Karl mengangguk, rindu juga jelas terpancar dari wajahnya. "I feel the same way. Rindu sangat dengan u, Iris," balasnya penuh perasaan. "I can't wait for the day we'll finally be together, without all this distance."

Iris tersenyum dengan mata yang mulai berkaca. "Tak apa. Kita sabar, kan? Asalkan kita tetap saling menyokong dan mengingatkan antara satu sama lain tentang cinta kita."

Karl tersenyum, mengangguk. "Exactly. U're my strength, Iris. Apa pun yang kita lalui, I know as long as I have u, I can face anything."

"I love you, Karl," bisik Iris dengan lembut, penuh dengan ketulusan yang membuatkan Karl merasa dihargai dan disayangi.

"I love you too, Iris. Always," balas Karl, merasakan detik indah itu menguatkan lagi ikatan mereka.

Malam itu, mereka berpisah untuk tidur dengan hati yang tenang, penuh cinta dan keyakinan bahawa perhubungan mereka akan bertahan tidak kira apa pun halangan yang mereka hadapi. Rasa rindu yang membara disimpan erat di dalam hati, menunggu saat mereka dapat bersama semula, menyambung cinta yang tak terputus.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top