Bab 37: Hari Kepulangan
Bab 37:
Hari yang dinanti-nantikan telah tiba. Karl dan Iris akan pulang ke Malaysia for good, meninggalkan Korea dan semua kenangan manis di sana. Di airport, suasana penuh dengan emosi. Pak Usop dan kawan-kawan lain hadir untuk menghantar mereka pergi, membawa hadiah dan pelukan perpisahan. Masing-masing bergurau dan memberi nasihat kepada Karl dan Iris, walaupun hati mereka berat untuk berpisah.
"Kami akan rindu kamu berdua," kata Jason sambil tersenyum. Lukman pula menepuk bahu Karl, "Jangan lupakan kami ya, kalau balik Korea, datang jumpa kami lagi."
Karl tersenyum sambil memeluk mereka satu persatu. Iris juga tidak ketinggalan mendapat pelukan erat daripada kawan-kawan sekerja yang sudah menjadi seperti keluarga. "We'll miss you, Iris," kata teman sekerjanya sambil menitiskan air mata.
Setelah pelukan terakhir diberikan, Karl dan Iris melangkah masuk ke dalam terminal dengan hati yang penuh dengan rasa bersyukur. Mereka bersedia untuk memulakan bab baru dalam hidup.
Di dalam pesawat, Iris kelihatan tenang, bersandar di bahu Karl sambil tersenyum lembut. Setelah beberapa minit di udara, Iris tiba-tiba menyeluk tas tangannya dan mengeluarkan sampul kecil. Dia menyerahkannya kepada Karl tanpa berkata apa-apa.
Karl memandang sampul itu dengan wajah penuh tanda tanya. "Apa ni?" tanyanya sambil membuka sampul tersebut.
Di dalamnya terdapat dua tiket penerbangan ke Terengganu. Karl terkejut dan memandang Iris dengan mata yang lebar. "Apa ni, Iris? Kenapa ada tiket ke Terengganu?" dia bertanya, masih keliru.
Iris tersenyum, mengangkat sedikit bahunya dengan gaya yang nakal. "Surprise!" katanya. "I've planned a secret getaway for us. Three days, two nights di Pulau Perhentian. Just the two of us."
Karl tergamam, seolah-olah tidak percaya. "Pulau Perhentian? Kita berdua?" soalnya, masih cuba memahami apa yang didengarnya.
Iris mengangguk, matanya bersinar dengan semangat. "Ya, sayang. Kita akan luangkan masa berdua sebelum kita mula hidup baru di Malaysia. Ini akan jadi memori manis terakhir kita di Korea sebelum kita mulakan kehidupan masing-masing. Lagipun," Iris berhenti seketika, matanya tertunduk, "I just want us to have something special sebelum kita terpisah jauh. Saya di Kelantan, awak di Selangor. I thought this would help."
Karl terdiam seketika, hatinya tersentuh mendengar penjelasan Iris. Perasaan terharu mengalir dalam dirinya, kerana Iris telah memikirkan tentang masa depan mereka dengan begitu mendalam. Tanpa berkata apa-apa, Karl menarik Iris lebih rapat, mencium lembut kepala Iris yang bersandar di bahunya. "Thank you, sayang. This means the world to me," katanya perlahan.
Iris tersenyum, matanya tertutup rapat, menikmati kehangatan kasih sayang Karl. "I just want us to make the best memories before we start the next chapter," jawabnya, suaranya penuh dengan rasa cinta dan harapan.
Karl merapatkan tangannya pada jari Iris, menggenggam erat tangan gadis yang telah mencuri hatinya itu. Mereka duduk dalam diam, hanya mendengar deru pesawat dan merasai detik-detik penuh cinta itu. Malam yang akan datang di Pulau Perhentian akan menjadi rahsia mereka—sebuah kenangan yang hanya akan mereka simpan berdua, jauh dari pengetahuan dunia luar, termasuk keluarga mereka.
Dalam pelukan Karl, Iris tersenyum. Dia tahu walaupun jarak mungkin memisahkan mereka nanti, cinta mereka akan tetap utuh.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top