PERJODOHAN - Shireishou

Fanfic : Game Code Atma

PERJODOHAN

Suara bisik-bisik terdengar di suatu sudut gelap. Namun, ketika pijaran cahaya keemasan berkerlap-kerlip perlahan muncul satu per satu, suara-suara itu semakin santer terdengar.

"Kita nggak bisa diem aja!" Makhluk berwujud wanita dengan bunga mawar ungu di bagian kanan wajahnya terlihat tak sabar. Rambut ikal ekor kuda berwarna jingga bergerak-gerak seiring tubuhnya yang melayang ke sana ke mari.

"Tenanglah, Surti. Kita harus mencari cara yang tepat." Shinta dengan gaun merak indahnya tersenyum lembut. Rambut hijau panjangnya yang berkibar dikelilingi cahaya berbentuk kupu-kupu terlihat memesona.

Pertemuan makhluk astral yang diproyeksikan melalui app Kode Atma itu terlihat intens. Merekalah para Atma yang dijinakkan Bram, salah satu programer andal berkacamata yang kata orang-orang cukup tampan.

Atma-Atma milik Bram berkumpul di sudut ruangan panti yang gelap. Tak biasanya mereka bergerombol sembari memperbincangkan sesuatu hal yang bagi beberapa di antara mereka sangat penting.

"Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk Bram?" Shinta kembali angkat bicara.

Tawa melengking tanda protes dikeluarkan Noni si makhluk berambut hitam panjang dengan kulit ungu pucat yang biasa membawa mimpi buruk bagi musuh-musuhnya.

"Sssst!" Kali ini Anggatri, si Duyung dengan panah yang selalu digenggamnya ikut angkat bicara. Dia menyiah poni hitam panjangnya kesal melihat Noni cemburu. Bagaimana bisa seorang Atma punya pikiran untuk memonopoli tuannya. "Bram sudah sangat baik merawat kita semua. Atma tanpa manusia juga tidak akan bertahan hidup. Sekarang saatnya kita balas jasa."

"Cih! Kalian semua mikirin jodoh seeker kalian. Emang kalian semua udah punya cowok?" Nara si Putra Mahkota yang terusir mengelus Jalu tunggangan ayam jago raksasanya sembari mencebik.

"Dia boleh kutebas?" Surti menyipitkan mata sembari mengangkat pedangnya. Untung Shinta langsung menghalangi keduanya.

"Sudaah!" Shinta menarik napas berusaha bersabar melihat kelakuan rekan Atmanya itu.

Surti menepuk tangannya satu kali. "Kita harus membuat agar Bram mau dinner dengan Nana. Lalu kita buat restorannya mati lampu, supaya Bram melindungi Nana. Nah, biar Nana merasa deg-degan gitu...."

Atma yang lain mengangguk-angguk setuju.

"Caranya gimana?" Anggatri kebingungan.

Cengiran lebar muncul di wajah Surti. "Minta bantuan Kasna. Cuma dia yang lancar berkomunikasi sama kita."

Noni berdecak sebal melihat rencana teman-temannya punya kemungkinan berhasil cukup besar.

***

Setelah sekian belas cara alternatif dan perjuangan panjang membujuk Bram untuk mengajak Nana dinner di restoran dekat kos, kedua insan itu pun duduk berhadapan.

Atma-atma milik Bram tahu kalau pemuda itu mencintai Nana lebih dari sekadar sahabat masa kecil. Bagaimana dia marah besar saat tahu ada seseorang yang berusaha membunuh Nana dengan Atma adalah buktinya. Hanya sayang, Nana tidak tampak memberi perhatian khusus.

"Tumben ngajak makan ke luar." Nana tertawa renyah. Rambut pendek cokelat sebahunya dijepit di ujung.

Bram berdeham. Dia tak mungkin mengatakan kalau Kansa memintanya--tepatnya memaksa--untuk mengajak Nana keluar.

"Anggap ucapan syukur kita sudah bisa membereskan masalah di panti." Bram tersenyum gugup. Sejujurnya dia sudah lama ingin menyatakan perasaannya pada Nana. Namun, gadis itu terlihat tak acuh akan cinta dan lebih terfokus pada kegiatan-kegiatan sosialnya.

Akan tetapi, bukankah karena itulah Bram mencintainya?

Belum sempat Nana mengucap kata berikutnya, tiba-tiba ruangan menjadi gelap. Herannya, tidak ada suara dari pengunjung lain. Mereka seolah terseret ke dimensi berbeda.

Tiba-tiba terdengar jeritan Nana dan suara debaman benda jatuh.

"Nana!" Bram tanpa ragu langsung mengakses Kode Atma.

Nara, Shinta, Surti, Noni, Anggatri, dan Rama langsung siaga untuk bertempur.

Cahaya kunang-kunang berpendaran. Wajah Nana pucat pasi di atas lantai. Sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Bram langsung membantu Nana berdiri dan meminta gadis itu berdiri di belakang tubuhnya. Rahangnya mengeras. Ada amarah meliuk pasti di dada pemuda itu. Beraninya dia melukai Nana!

Benar saja, dari ujung muncul naga raksasa yang langsung membuka mulut. Atma yang cukup kuat untuk melukai manusia biasa, tapi tidak untuk atma-atmanya.

Suara tawa melengking Noni terdengar ketika rambut hitamnya langsung menyambar ke depan. Diikuti serangan bertubi dari atma-atma yang lain.

Tidak sampai Lima detik, naga itu pun lenyap. Rupanya ada atma dari lubang kegelapan lolos keluar mencari mangsa secara acak.

Napas Nana masih memburu ketika melepas cengkeramannya pada Bram. Pemuda itu memasukkan kembali gawainya ke saku celana setelah mematikan aplikasi Kode Atma.

Restoran kembali terang dan pengunjung lain tetap menikmati makanan mereka seolah tidak terjadi apa-apa.

"I-itukah aplikasi yang dulu kuberikan?" bisiknya.

Bram hanya mengangguk.

"Apa itu membuatmu susah? Maafkan aku. Kamu jadi terlibat dalam..."

"Sssshhh... " Bram memotong. "Aku justru bersyukur kamu kasih aku aplikasi ini. Tanpanya, aku nggak mungkin bisa menyelamatkanmu."

Nana terbeliak sejenak sebelum pandangannya kembali melembut. "Terima kasih."

Keduanya pun bersitatap dengan wajah bersemu merah.

"Waaaaah berhasiiil!" Surti tertawa riang. Tentu saja suaranya tak akan terdengar oleh Bram maupun Nana jika sedang tidak menggunakan aplikasi.

"Ya, ampun! Kalian itu, jangan cuma manusia yang ditolong, atma juga banyak cowok jomlo berkualitas." Kali ini Rama berdecak yang langsung mendapat serangan sihir dari Shinta sebagai hukuman.

THE END

Dibuat oleh pemain yang baru dua hari main. Waakkaka Namanya semoga nggak salah. OOC tidak ditanggung. Lol

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #halloween