Bab 3 - Temptation
Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
IG @Benitobonita
Tiga orang Oneiroi, makhluk yang dapat masuk ke dalam mimpi dan memberikan pesan kepada manusia, bergerak gelisah berdiri di depan Hades yang termenung duduk di atas singgasana.
Morfeus, pria cebol bersayap hitam yang dapat merubah wujud menjadi manusia, pura-pura terbatuk. Namun, Penguasa Dunia Bawah seakan tidak mendengar suara pria itu.
Fobetor, saudaranya yang bersayap putih, melirik sekilas ke arah Morfeus lalu berkaok, mengeluarkan suara gagak, salah satu wujud binatang yang dia kuasai. Namun, lagi-lagi mereka tidak mendapatkan reaksi dari pimpinan mereka.
Fantasos menghela napas, mengelus sayapnya yang berwarna kuning, dia memutuskan berubah menjadi sebuah batang pohon lalu menjatuhkan diri ke lantai hingga terdengar suara debum.
Hades terlonjak. Mengerjapkan mata, pria itu akhirnya sadar bahwa dirinya sedang menerima tamu. "Apa yang baru saja kalian laporkan?" tanya pria itu lagi, tidak dapat memusatkan perhatian kepada satu pun perkataan yang keluar dari mulut mereka.
Morfeus menghela napas. Mereka telah mengulang laporan yang sama berulang kali. Namun, Hades selalu kehilangan fokus di tengah perkataan mereka.
"Tidak ada yang penting, semua berjalan seperti biasa," jawab Fobetor berbohong, malas untuk kembali mengulang cerita bahwa ada seorang wanita manusia yang akan ditakdirkan menjadi oracle, seorang peramal yang dapat berhubungan dengan mereka.
Hades bernapas lega, saat ini dia sama sekali tidak berminat mendengar celotehan para pria cebol di depannya. Pikiran pria itu terus kembali kepada Persephone. "Baiklah, kalian dapat kembali melanjutkan tugas kalian."
Membungkuk memberi hormat, ketiga Oneiroi menghilang sesaat setelah mengepakkan sayap, kembali ke Dunia Manusia untuk masuk ke dalam mimpi dan menyampaikan pesan dari para dewa yang berada di Olympus.
Hades mengetukkan jari-jari pada pegangan kursi, hati pria itu merasa tidak nyaman. Dia ingin mencium aroma yang berasal dari tubuh gadis itu, berniat mendengar lantunan lagu yang dinyanyikan dari bibir Persephone, dan berharap dapat kembali menikmati tarian indah yang dipertontonkan oleh Dewi Musim Semi kepada para Nimfa.
Berulang kali pria itu mengentak-entakkan kaki kanan sebelum bangkit dan menaiki anak tangga menuju ke dalam kamar tidurnya yang terletak pada sudut sisi selatan bangunan.
Membuka pintu yang juga berasal dari tengkorak manusia, Hades masuk ke dalam ruangan tempatnya beristirahat.
Sebuah ranjang besar terletak di tengah ruangan, menempel pada dinding yang berseberangan dengan pintu masuk. Hades berjalan mendekati sebuah lemari yang berada di sisi kiri tempat tidur lalu mengucapkan mantra untuk membuka segel.
Di dalam lemari dia menemukan tongkat dwisulanya dan helm kegelapan yang dibuat oleh para Kiklops yang berfungsi untuk membuat penggunanya tidak kasatmata, bahkan bagi mata Zeus sekali pun.
Mengambil benda berwarna hitam dan berbentuk seperti pelindung kepala yang digunakan panglima manusia saat berperang, Hades berniat menggunakan helm itu sesaat sudah sampai di Dunia Atas.
Kembali mengunci lemari dengan mantra, pria itu melangkah keluar dari Dunia Bawah tempat kekuasaannya dan menuju tempat di mana matahari bersinar.
*****
Persephone memandang dirinya di depan cermin panjang yang berada di dalam kamar tidurnya dan berputar beberapa kali. Gadis itu telah menguntai kumpulan tulip putih yang dia ciptakan dan membentuknya menjadi sebuah gaun cantik yang membalut tubuhnya saat ini.
Dua buah jendela besar di kanan kiri ruangan yang terbuat dari bahan kayu terbuka lebar, mengizinkan udara segar dan cahaya mentari masuk menerangi ruangan. Sebuah ranjang yang terbuat dari tumpukan dedaunan berada di sisi kanan pintu masuk.
Sebuah ketukan terdengar dan pintu terbuka, seorang wanita yang memiliki wajah yang mirip dengan Persephone. Namun, memiliki rambut panjang berwarna kuning jagung dan iris hitam, masuk ke dalam kamar dan berjalan mendekati gadis itu.
"Mama, bagaimana dengan gaun baruku?" tanya Persephone melebarkan kedua tangan, menunjukkan penampilan barunya.
Demeter tersenyum mengamati tingkah putri kesayangannya. Kehidupan Dewi Panen itu tidak terlalu menyenangkan, setelah tergoda oleh bujukan Zeus, dia memperoleh kemarahan dari Hera yang merupakan istri dari penguasa Olympus.
Satu-satunya penghiburan yang dia peroleh dari hubungan terlarangnya dengan Zeus adalah seorang putri yang memiliki keceriaan musim semi. Kehadiran Persephone dalam hidup Dementer, membuat Dewi Kesuburan itu merasa bahagia dan bermurah hati untuk memberikan bantuan kepada manusia dalam bercocok tanam.
"Cantik sekali," jawab Demeter mengambil sisir yang berada di meja kecil sebelah kaca, yang memantulkan bayangan mereka berdua lalu menyisir rambut putrinya dengan penuh kasih.
"Hari ini aku akan bermain di dekat sungai, para Nimfa sudah menungguku," lanjut Persephone membiarkan ibunya mengepang rambut gadis itu lalu mengikatnya dengan untaian bunga.
"Wangimu saat ini seperti bunga mawar," ujar Dementer, "apa kau sedang merasa bahagia?"
Persephone menyeringai menatap ibunya. "Aku selalu bahagia setiap bersama Mama."
Demeter mengecup kening putrinya lembut. Dewa Hermes dan Dewa Apollo berusaha mengambil Persephone dari dirinya. Namun, dia telah berhasil menyembunyikan gadis itu dari mereka. Persephone adalah miliknya, putrinya, sumber kebahagiaannya, dia tidak akan menyerahkan gadis itu kepada siapa pun.
"Berhati-hatilah di jalan dan segera pulang setelah selesai bermain," balas Dementer menatap wajah putrinya yang berbinar gembira.
Persephone memeluk ibunya dan berkata, "Mama, aku menyayangimu."
"Mama juga menyayangimu, pergilah dan kembali sebelum sore hari."
Tertawa riang, gadis itu mengecup kedua pipi ibunya lalu berlari lincah keluar dari rumah mereka.
*****
Hades berdiri menunggu gadis itu berlari melaluinya yang tidak terlihat. Aroma bunga yang manis tercium sesaat Persephone melintas.
Tersenyum, Hades mulai berjalan, mengikuti langkah gadis itu.
*****
Persephone menjejakkan kaki dengan gemulai, tiap langkah gadis itu senada dengan lantunan lagu yang dia nyanyikan.
Para Nimfa penjaga sungai bertepuk tangan menyemangati Dewi Musim Semi dalam menebarkan bibit bunga dan buah pada setiap gerakannya.
Hades duduk bersandar di batang pohon yang tidak jauh dari tempat gadis itu berdendang. Matanya melembut memperhatikan kelakuan Persephone.
Membiarkan hari itu berlalu dengan lambat, Hades menghabiskan waktu yang dia miliki dengan menonton Persephone yang sedang bermain.
*****
Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang.^^
Oneiroi adalah para Dewa Mimpi. Mitos mengenai mereka amat bervariasi. Salah satu sumber mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak dari Hypnos yang berarti keponakan Thanatos.
Mereka memiliki sayap dan kemampuan merubah wujud seperti cerita di atas.
-----
Ketiga hakim tua yang bertugas mengadili para arwah adalah tiga bersaudara yang merupakan raja dari kerajaan Kreta saat masih hidup DAN merupakan anak dari Zeus dengan Europe (seorang putri raja yang dilarikan oleh Zeus)
30 Juni 2017
Benitobonita
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top