Bab 12 - Demeter's Sorrow

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita

Demeter menatap ke arah langit yang semakin gelap. Kedua mata wanita itu melihat sekeliling lembah tempat putrinya seharusnya berada.

"Persephone!" Dewi Kesuburan kembali memanggil putrinya yang dia kasihi. Namun, tidak ada jawaban yang dia peroleh.

Air mata Demeter mengalir turun, sebulan lamanya dia terus mencari satu-satunya sumber kebahagiaan yang dimilikinya.

Para Nimfa yang seharusnya bermain dengan Persephone mengatakan bahwa gadis itu sama sekali tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Kembali berjalan, ibu yang kehilangan putrinya terus berteriak memanggil Dewi Musim Semi yang menghilang dari Dunia Atas.

Tiba-tiba terdengar suara kepakan sayap. Menoleh, Demeter mendapati Hermes, Dewa Pembawa Pesan, terbang mendekatinya dengan menggunakan helm dan sandal bersayap yang dia miliki. Sebuah tongkat dengan dua ekor ular terlilit berada di genggaman pria itu.

"Demeter, apakah Persephone belum ditemukan?" tanya pria itu berwajah khawatir. Hermes menyukai Persephone, bahkan berniat membawanya ke atas ranjang dengan atau tanpa ikatan pernikahan. Sayang sekali dia belum berhasil melakukannya hingga saat ini dan gadis itu telah menghilang.

Dewi Kesuburan menatap sedih ke salah satu dewa yang telah ditolak olehnya. Hermes terlalu banyak memiliki kekasih, dia tidak mau hidup Persephone menderita sepertinya yang harus berbagi cinta dengan wanita lain.

"Aku sudah mencarinya ke seluruh tempat yang kutahu," isak wanita itu gemetar, menutup wajah dengan kedua tangan.

Hermes menghela napas, dia pun berusaha membantu. Namun, Persephone tidak terlihat di manapun.

Merasa iba melihat kesedihan wanita itu, Hermes berkata, "Dengar, Raja Tantalos mengundang kita para dewa agar mengunjunginya sebagai ganti kebaikan Zeus yang menjamunya di Olympus beberapa waktu lalu. Apa kau mau ikut? Bisa jadi kita akan memperoleh informasi mengenai Persephone dari dewa yang hadir."

Membersihkan air mata yang melekat pada kedua pipi, Demeter mengangguk. Mungkin salah satu dewa atau dewi mengetahui keberadaan putrinya.

Hermes membantu wanita itu dengan menggendongnya dan terbang menuju istana Raja Tantalos yang berada di Dunia Manusia.

Bangunan itu megah, terbuat dari marmer terbaik di negara tersebut. Banyak patung para dewa dan dewi yang berjajar pada lorong yang menuju ruang makan kerajaan.

Para pelayan wanita mengenakan pakaian putih, berkeliling membawa beraneka hidangan, mulai dari buah-buahan, anggur, hingga berbagai jenis sayuran dan daging. Piring, cawan, beserta perlengkapan makan dari emas, tertata rapi pada meja panjang yang telah di lapisi oleh kain putih.

Demeter dan Hermes masuk ke dalam ruang dan menemukan beberapa dewa dan dewi telah duduk pada kursi, tertawa dan berbincang-bincang.

Seorang pria tua, tetapi masih terlihat gagah, menggenakan mahkota emas dengan pakaian berkilau, bangkit dari kursi utama, tersenyum menyambut mereka.

"Demeter," sapa pria itu sedikit membungkuk lalu menoleh ke arah Hermes. "Hermes."

Dewi Kesuburan berusaha tersenyum di sela kedukaannya lalu bersama Hermes mereka mencari tempat duduk, berbaur dengan para dewa dan dewi lainnya.

"Demeter, mengapa wajahmu begitu murung?" Athena yang berada di sisinya menegur wanita itu.

Menatap balik Dewi yang mengenakan pakaian perang dengan mata berkaca-kaca, Dementer berkata lirih. "Persephone, putriku menghilang."

"Dewi Musim Semi?" tanya Athena terkejut, "bagaimana bisa?"

Namun, sebelum Dementer sempat menjawab, terdengar Raja Tantalos menepuk tangan dua kali lalu berseru riang, "Sebagai persembahan dari saya karena kemurahan para Dewa dan Dewi selama ini, maka saya telah menyiapkan hidangan istimewa!"

Suara riuh rendah terdengar di antara gelak tawa para tamu yang tersanjung.

Dua belas pelayan datang membawa sepiring daging harum yang diletakkan di depan masing-masing dewa dan dewi.

Demeter menggigit bibir, dia tidak bernapsu untuk makan, keinginannya hanya ingin menemukan Persephone. Namun, demi menghargai tuan rumah, akhirnya dengan berat hati, Dewi Pertanian itu mengambil garpu emas yang berada di sisi piring dan mulai menyantap daging yang tersedia untuknya.

Tiba-tiba dari seberang ruangan, Poseidon berdiri lalu memukul meja dengan kepalan tangan kanan, sehingga semua yang hadir terkesiap. "Tantalos! Apa yang baru saja kau lakukan!"

Raja yang duduk di kursi kebesarannya, mengerjapkan mata, menatap ke arah Dewa Laut yang perkasa dengan pandangan polos. "Maaf, saya tidak mengerti."

Tubuh Poseidon bergetar marah, menggaruk janggut putih miliknya, dia menoleh ke arah dewa dan dewi lainnya. "Selain diriku, apa ada lagi yang menyadari daging apa yang baru saja dia hidangkan?!"

Athena memperhatikan daging yang berada di atas piring miliknya sejenak sebelum ikut berdiri lalu berteriak, "Tantalos! Apa maksud semua ini?!"

Satu demi satu dewa dan dewi bangkit lalu menyatakan kemurkaan mereka, baik melalui makian atau pun kutukan.

Demeter memandang kericuhan yang terjadi dengan wajah heran. Kembali menoleh ke arah sisa daging yang baru separuh dia santap, napas dewi itu tercekat sebelum berusaha memuntahkan isi perutnya.

"Hermes! Bawa manusia terkutuk itu ke Dunia Bawah! Katakan kepada Hades bahwa dia layak dihukum di Tartaros karena mencobai para Dewa dan Dewi dengan menghidangkan daging dari putranya sendiri!" perintah Poseidon marah yang disusul oleh persetujuan dari yang lain.

Raja Tantalos gemetar, dia tidak menyangka perbuatannya diketahui oleh mereka. "Ma-maafkan saya, saya hanya ingin mengetahui sehebat apakah kalian," ucapnya gugup.

"Tantalos! Kami juga mengetahui bahwa kau telah mencuri buah ambrosia saat berkunjung di Olympus. Namun, karena kemurahan Zeus, kami mengabaikannya!" hardik Athena ikut memukul meja, "tetapi dosa yang kau lakukan saat ini tidak termaafkan!"

Ares menarik pedang dari pinggangnya lalu memenggal kepala pria tua itu sebelum dia sempat berkata-kata.

Para dewa dan dewi menyatukan potongan daging yang terhidang. Namun, Demeter tidak berhasil memuntahkan potongan daging yang telah tertelan olehnya.

Memandang iba, Athena berkata, "Sudah cukup, Demeter, tidak apa. Pelops, putra Tantalos yang akan kita hidupkan kembali telah kehilangan bahunya. Namun, dia akan menjadi Raja Peloponnesia."

Mengangguk, Dewi Pertanian itu memutuskan untuk pergi meninggalkan perjamuan yang berakhir dengan kericuhan lalu kembali mencari putrinya.

*****

Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang.^^

Mitos tentang Demeter mempunyai 2 versi yang terkenal.

Versi pertama adalah dia merupakan saudari dari Zeus yang berarti putri dari Rea.

Namun, versi lain adalah Demeter merupakan nama lain Rea, yang berarti Zeus memperkosa ibunya sendiri hingga lahirlah Persephone.

......

Saya tidak dapat berkata lebih banyak lagi. Kisah cinta Zeus memang serumit benang kusut.

Btw, Hades yang malang memang tidak pernah diundang ke dalam pesta yang dibuat oleh manusia. Untung sekarang dia punya hiburan lain di Dunia Bawah. ^^

2 Juli 2017

Benitobonita

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top