Bab 10 - The Wedding Gift
Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
IG @Benitobonita
Setelah sekian lama tidak memimpin dengan baik, Hades memutuskan untuk memeriksa keadaan Dunia Bawah. Belasan Ker yang baru pulang dari Dunia Manusia, tengah bertengkar. Mereka memperebutkan roh manusia yang diperoleh dari medan perang.
Salah satu saudari dari Thanatos itu, berhasil mencabik roh yang berada di dalam cengkeraman Ker lain dan terkekeh saat mendengar jeritan kesakitan korbannya.
"Ker! Lepaskan arwah mereka agar dapat dihakimi!" perintah Hades mendongak ke arah para wanita bersayap yang terbang di atas dirinya.
Para Ker menunduk menatap Penguasa Dunia Bawah dan menyeringai, sebelum mendarat di atas tanah menuruti keinginan Hades.
Kumpulan roh yang terbebas segera melarikan diri menuju antrian di mana para hakim berada untuk mempertanggungjawabkannya dosa-dosa mereka di kehidupan yang telah ditinggalkan.
Hades menghela napas. Saudari-saudari Thanatos sering sekali berulah. Beberapa saat sebelumnya, mereka bahkan mengganggu ketiga hakim hanya karena sedang menganggur.
Melanjutkan perjalanan menuju Tartaros, Penguasa Dunia Bawah, berusaha menutupi rasa cemasnya. Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan di tempat itu.
Dia seharusnya tidak boleh melonggarkan pengawasan terhadap tempat para penjahat besar terhukum. Risiko mereka melarikan diri untuk kembali ke Dunia Manusia dapat menyebabkan keributan.
Namun, letak Tartaros amat jauh, membutuhkan sembilan hari menuju tempat terdalam dari Dunia Bawah dan meninggalkan ratunya yang belum dapat beradaptasi seorang diri bukanlah hal yang bijak.
Dirinya bisa saja menggunakan sihir untuk segera pergi ke tempat itu. Namun, dia juga harus memeriksa daerah lainnya.
Menarik napas dalam, Hades menutup mata lalu berkata, "Nyx."
Seorang dewi yang diselubungi kabut hitam pekat muncul di depan Hades. Wujud wanita itu tidak terlihat jelas, tertutup bayangan hitam.
"Hades," sapa wanita itu di antara kegelapan malam milik Dunia Manusia.
"Katakan kepadaku bagaimana keadaan Tartaros?"
"Terlalu sibuk mengurus pengantinmu sehingga tidak dapat mengunjunginya sendiri?" goda Nyx. Tawa Dewi Malam itu terdengar bagai angin ribut yang tiba-tiba bertiup.
"Aku berniat meminta kedua putramu Thanatos dan Hypnos untuk berenang pada sungai Flegethon, menurutmu apa sayap mereka tahan terhadap api dari sungai itu?"
Suara angin kembali terdengar. "Jangan terlalu keras kepada mereka, yang mereka inginkan adalah kau dapat memerintah dengan baik seperti sebelumnya."
"Dan kau dapat membantu dengan menceritakan keadaan Tantaros saat ini," balas Hades ketus. Berbeda dengan Zeus di mana dewa dan dewi yang dia perintah sebagian besar adalah anak-anaknya. Hades harus berurusan dengan dewa dan dewi yang merupakan saudara ataupun keturunan langsung dari Gaia, Ibu dari Semua.
Tawa Nyx yang bagai gemuruh malam, menggema. "Karena aku sedang berbaik hati, aku akan menceritakan keadaan Tartaros kepadamu."
"Semuanya berjalan seperti biasa, para Titan tidak ada yang melarikan diri dan ketiga Erinya masih membuat gila para pendosa, termasuk kami dengan ocehan dari mulut mereka yang tidak kenal lelah," terang Nyx sebelum melanjutkan laporannya.
"Hmm... ayahmu, Kronos, menitipkan salam penuh kebencian kepada kalian. Aku penasaran, kapan dia akan meninggalkan rumahku. Teriakannya cukup mengganggu."
Hades tidak menanggapi sindiran Nyx. Laporan dari dewi itu sudah cukup menenangkan hatinya.
"Pergilah," usir Hades setelah puas memperoleh laporan yang penting. Dia akan mengunjungi Tartaros secepatnya setelah Ratu Dunia Bawah sudah tidak lagi menjerit-jerit setiap melihat tetesan darah yang sering membasahi lantai istana.
Tidak menunggu lama, Nyx menghilang dari tempat itu. Kumpulan asap hitam menghilang dan sekitar Hades kembali tertutup kabut tipis berwarna putih.
Sekarang dia harus memeriksa Padang Asphodel, tempat para roh yang berbahagia. Semua arwah yang masuk ke tempat itu diwajibkan menghapus ingatannya terlebih dahulu dengan meminum air pada sungai Lethe. Namun, terkadang beberapa roh harus ditenggelamkan ke sungai kelalaian itu baru benar-benar dapat melupakan kehidupan sebelumnya.
Tersenyum kecil, Hades teringat akan Persephone. Istrinya pasti akan gembira mengunjungi tempat itu. Beberapa tangkai bunga yang dapat diciptakan oleh ratunya pasti akan menyenangkan penghuni tempat itu.
Perhatian Hades teralihkan oleh suara sapi bersahut-sahutan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Menoleh ke arah sumber bunyi, dia melihat dua ekor binatang ternaknya berlarian dikejar oleh seorang Titan bertubuh besar dan berotot.
"Sapi sialan! Berhenti berlari!" raung raksasa itu yang menyebabkan kedua hewan yang ketakutan semakin mempercepat langkahnya.
"Menoetius, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hades menautkan alis. Padang rumput tempat ternaknya berada dekat dengan Padang Asphodel dan jalan yang dituju oleh kedua sapi terlalu jauh dari tempat mereka.
"Hades!" wajah Titan itu menjadi cerah, "aku sengaja datang untuk memberikan hadiah. Selamat atas pernikahan kalian."
Kedua sapi melenguh, mendekati Hades yang sama sekali tidak merasa tersanjung dengan perhatian yang diberikan oleh gembalanya.
"Dan apa yang harus aku lakukan dengan kedua binatang ini?" Salah satu sapi berusaha menjilat pipi Pemimpin Dunia Bawah sebelum pria itu mengelak.
Menoetius menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia tidak memikirkan hal itu. "Mungkin Ratu Dunia Bawah akan gembira memiliki peliharaan, kalian dapat menyimpan kedua sapi ini di dalam istana."
"Dan bagaimana caranya kami memberi makan mereka?" tanya Hades gusar. Dia tidak tertarik untuk menyimpan sapi di istananya yang indah.
Seekor sapi putih bertotol cokelat terlihat mulai tertarik untuk meminum air dari sungai Lethe.
Pengembala ternak Dunia Bawah menatap Dewa Orang Mati dengan wajah bingung. "Bukankah Ratu Dunia Bawah merupakan Dewi Musim Semi? Tentu dia dapat menciptakan rumput sebagai makanan kedua hewan ini."
Salah satu binatang yang telah mencicipi air sungai Kelalaian, menatap ke arah Menoetius dengan tatapan kosong.
"Kau menginginkan Ratu Dunia Bawah menciptakan rumput dan merawat ternak?" tanya Hades jengkel. Mata pria itu melirik ke arah binatang yang akan menjadi penghuni baru Padang Asphodel.
"Apa kau tidak menyukai pemberianku?" tanya Menoetius merengut marah. Sosok raksasa ini memang selalu bermasalah mengontrol emosinya.
Hades menghela napas. Zeus tentu tidak pernah bermasalah dengan para Titan, dia terlalu sibuk menghabiskan waktu mengejar-ngejar putri seorang raja di suatu tempat.
"Menoetius, tandai kedua sapi ini dan kembalikan ke tempatnya. Biar kami yang datang berkunjung," ujar Hades.
Dewa Penguasa Bawah Tanah itu masih memperhatikan sapi putih bertotol cokelat yang telah kehilangan ingatan dengan rasa iba. Terlahir menjadi binatang bukan hal yang menyenangkan dan sekarang kesialan hewan itu bertambah dengan tidak dapat mengingat namanya sendiri.
Napas tersengal titan raksasa itu akibat marah kembali teratur. Tersenyum lebar, dia kembali menggiring kedua sapi yang hanya seukuran pinggang kembali ke tempat mereka yang seharusnya. "Aku akan menunggu kedatangan kalian."
Hades tidak menjawab. Menoleh ke arah istana tempat pengantinnya berada, pria itu kembali mencemaskan istrinya.
Akhirnya, pria itu memutuskan untuk menunda kepergiannya ke surga para roh manusia dan berniat mengajak ratunya untuk ikut bersamanya ke padang itu dilain waktu.
Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang.^^
Menoetius adalah salah satu Titan yang merupakan musuh dari para Dewa. Kalau tidak salah, dia adalah saudara dari Atlas.
Tidak tahu kenapa, tetapi Hades akhirnya mempekerjakan dia sebagai gembala ternaknya di Dunia Bawah.
5 September 2017
Benitobonita
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top