32. Ibu Dua Anak
Seorang anak perempuan terlihat asyik bermain dengan kucing peliharaannya bersama dua orang baby sitter. Dari kejauhan sang ibu terus memperhatikan dengan sang adik yang baru berusia lima bulan. "Hati-hati, Ay!" ucap sang ibu dengan sedikit berteriak yang sebenarnya adalah Manda.
Kini perempuan itu sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak. Ayana, anak pertamanya berjenis kelamin perempuan dan sudah berusia empat tahun. Anak kedua perempuan itu bernama Alaric.
Aya, panggilan akrab Ayana berlari menuju ke arah Manda dengan membawa selembar daun yang jatuh entah dari mana. Dia langsung menunjukan daun kering itu kepada ibunya.
"Mom, lihat. Daunnya bagus."
Manda memperhatikan dengan saksama daun yang putrinya perlihatkan. Bentuk daun tersebut memang sedikit berbeda dari daun yang pernah dia lihat. Sepertinya, daun tersebut berasal dari tempat lain dan angin yang membawanya sampai di taman belakang rumahnya.
"Iya, bagus ya. Simpan yang baik, oke. Tunggu Daddy pulang, kita liatin ke dia."
"Oke, Mom."
Daun itu disimpan rapi oleh Aya di sisi ibunya, lalu dia berlari lagi untuk bermain di taman belakang rumahnya yang sudah disulap oleh sang ayah dengan memasang berbagai permainan layaknya taman bermain biasanya.
***
Tepat pukul tujuh malam, Reza kembali dari tempat kerjanya. Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari sang anak. "Aya, mana?" tanya pria itu setelah memberikan tas kerjanya pada salah satu pembantu yang melayaninya.
"Mbak Aya ada di ruang keluarga, Pak. Bersama dengan Bu Manda dan Mas Aric."
Setelah Oliv tiada, Manda sepenuhnya menggantikan posisi perempuan itu di rumah. Dia menjadi satu-satunya istri Reza dan nyonya di rumah besar tersebut.
Dari kejauhan Reza memperhatikan punggung Manda yang tengah duduk di sofa. Kepala perempuan dalam posisi lurus menatap ke depan.
Seperti kebiasaan, Reza melepas dua buah kancing paling atas kemejanya sembari berjalan mendekat ke arah Manda. Pria itu kemudian memeluk sang istri dari belakang dan mencium pipi Manda dengan lembut. "Malam, Sayang," ucapnya yang membuat Manda terkejut.
"Kamu ngapain sih, Aric nanti kebangun!" omel Manda karena putranya baru saja tertidur setelah dia beri ASI.
"Sorry, sorry," jawab Reza dengan rasa bersalah. Pria itu berjalan memutari sofa dan duduk di sisi sang istri yang masih menggendong anak keduanya.
Di sofa lain, Reza melihat Aya sudah tertidur dengan dua baby sitter yang menjaganya. Sebenarnya satu baby sitter tersebut harus menjaga Aric. Namun selama Manda masih bisa menjaga putranya itu, dia meminta sang baby sitter menjaga Aya saja. Apalagi sekarang, putrinya itu sangat aktif.
Saat Reza sudah duduk di sisi Manda, pria itu merentangkan tangannya dan merangkul lembut sang istri yang masih terlihat canggung dengan sikap Reza. Semakin lama, hubungan mereka semakin membaik. Mereka juga sudah tidak memanggil dengan sebutan Lo-Gue dan beralih dengan Aku-Kamu. Manda awalnya menolak, tapi dia takut kedua anaknya akan meniru apa yang dia lakukan.
"Gimana, kamu capek ya seharian ngurusin anak?" tanya Reza sembari melirik Manda.
"Nggak kok, kan ada baby sitter yang ngurus mereka."
Reza mengangguk pelan dan mengusap pipi putranya yang semakin bulat. "Kok dia makin gendut sih?" tanya Reza yang membuat sang istri cemberut.
"Kalau dia kurus, nanti aku dikira nggak bisa ngurus dia!"
Reza tertawa pelan setelah mendengar ucapan istrinya. Karena tawanya itu tiba-tiba sang putri terbangun dari tidurnya dan setelah melihat Reza berada di dekatnya. Anak perempuannya itu langsung berjalan ke arahnya. Langkahnya sedikit oleng karena baru saja bangun.
"Daddy," cicitnya pelan.
Sesampai di hadapan Reza, Aya merentangkan tangannya agar sang ayah mau mengangkatnya. Reza tentu paham dengan keinginan putrinya dan setelah berada di pelukan Reza, Aya kembali tertidur.
"Dia tidur lagi?" tanya Manda dengan wajah tak percaya.
Reza ikut melirik ke arah putrinya. Mata Aya sudah tertutup lagi dengan alunan napas yang stabil. "Kita ke kamar aja, Yuk. Kasian anak-anak udah ngantuk," ajak Reza sembari bangun dari duduknya.
"Kalian bisa langsung tidur ya. Mereka malam itu tidur sama kami," ucap Reza lagi memerintahkan kedua baby sitter-nya untuk beristirahat juga.
"Baik, Pak," jawab keduanya serentak.
***
Sesampai di kamar, Manda dan Reza menaruh kedua anak mereka di tengah kasur. Untungnya kasur yang mereka miliki sangatlah besar, sehingga sangat cukup untuk mereka berempat gunakan.
"Kamu mau mandi dulu?" tanya Manda dengan pelan. Reza memperhatikannya dari sisi lain kasur dan perlahan menganggukkan kepalanya.
"Iya, badan aku lengket banget rasanya."
"Ya udah kalau gitu, biar aku ambilin baju ganti kamu ya."
Reza mengangguk pelan dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Di luar, Manda sibuk mengambil baju ganti Reza di ruang khusus lemari.
Tangannya mulai memilah baju yang mungkin suaminya suka, ya walaupun Reza tak menyukainya dia tetap akan menggunakan apa yang istrinya berikan.
Saat tangan Manda mengeluarkan selembar baju dari lipatan yang menggunung. Sebuah kertas tiba-tiba ikut keluar dari sana. Dengan dahi mengerut, perempuan itu mengambil selembar kertas yang menarik perhatiannya.
Perlahan kertas itu sudah berada di tangannya dan saat membaca isi kertas tersebut detak jantungnya berhenti sejenak.
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya, wajah Manda menoleh ke arah pintu dan Reza perlahan masuk ke dalam ruangan lemari tersebut dengan jubah handuk yang berwarna abu.
"Baju aku mana?" tanya Reza sembari berjalan mendekat ke arah Manda yang masih mematung. "Sayang, kamu nggak pa-pa kan?"
Tangan Reza menggapai lengan Manda yang masih menggenggam kertas dengan sedikit kuat. Mata pria itu membulat sempurna saat melihat apa yang istrinya genggam.
"Aku bisa jelasin, Yang," ucap Reza dengan sedikit panik.
Manda tersenyum kecil dan perlahan mundur ke belakang sehingga genggaman tangan sang suami terlepas. "Nggak ada yang perlu kamu jelasin kok ... ."
"Sayang," potong Reza dengan wajah memohon. Pria itu membawa Manda masuk ke dalam pelukannya. "Bukannya aku mau nyembunyiin undangan itu. Aku takut kamu belum siap buat ketemu keluarga besar aku."
Di dalam pelukan Reza, pandangan Manda terlihat kosong. Sudah empat tahun mereka menikah dan sang suami enggan untuk memperkenalkannya pada keluarga. Memang, Reza sudah tidak memiliki orang tua. Dia juga adalah anak tunggal, tetapi dia masih memiliki keluarga walau tidak terlalu dekat.
"Aku tau bagaimana keluarga aku, aku nggak mau kamu ngerasa nggak nyaman di sana."
Keluarga Reza bukanlah keluarga hangat seperti keluarga lainnya. Dia hanya tidak mau istrinya merasa kurang nyaman, apalagi setelah mereka tau bahwa Manda menikah dengannya saat masih berstatus sebagai suami Oliv.
"Kenapa kita nggak coba dulu? Aku juga mau kenal sama keluarga kamu."
Sama-sama berasal dari keluarga yang tidak utuh, Manda mau mengenal suaminya lebih dalam. Apalagi setelah memiliki dua anak, perempuan itu lebih sering di rumah dan jarang keluar walau hanya sebatas berbelanja. Semuanya sudah ada yang mengurus dan dia terima beres di rumah.
"Kamu yakin?" tanya Reza sembari melepas pelukannya. Menatap dalam mata istrinya dan setelah Manda menganggukkan kepalanya, pria itu menghela napas pelan.
"Oke, acaranya minggu nanti ya. Kamu bisa persiapkan diri dari sekarang."
"Iya."
***
Hari yang ditunggu pun tiba, Manda sekeluarga pergi ke acara keluarga Reza bersama dengan beberapa pengawal juga baby sitter anak-anak mereka.
Saat masuk ke dalam rumah yang Reza katakan adalah milik neneknya, Manda merasa sedikit gugup. Untungnya kedua anak perempuan itu tidak rewel, Aric juga masih tertidur di dalam gendongan Manda setelah puas menyusu.
Seorang perempuan yang cukup tua terlihat berjalan mendekati Reza dan Manda yang baru saja sampai di ruang tengah. Perempuan itu kemudian memeluk Reza dan setelahnya beralih ke Manda. Pelukan hangat itu mengingatkan Manda pada pelukan ibunya dulu.
"Kalian akhirnya datang," ucap perempuan tua tersebut.
"Maaf ya, Nek. Kami telat," balas Reza yang membuat Manda menoleh ke arahnya. Jadi, perempuan tua di hadapannya adalah nenek Reza.
"Nggak pa-pa kok. Ayuk, kita masuk."
Acara keluarga yang nenek Reza buat ternyata begitu meriah, apa yang pria itu pikirkan sama sekali tidak terjadi. Manda diterima baik dengan keluarga besarnya, bahkan kedua anaknya terlihat asyik bermain di rumah besar tersebut.
Manda amat bersyukur dengan semua yang terjadi, dia akhirnya memiliki keluarga baru yang sangat dia impikan sejak lama.
Pernikahan Kontrak yang Reza buat berakhir dengan kebahagiaan di dua belah pihak.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top