21. Gantian Reza Yang Sakit

Sudah seminggu sejak Reza dan Manda menikah, pria itu ternyata bisa membagi waktunya untuk Oliv juga Manda, istri keduanya. Tidak ada permasalahan yang berarti di antara mereka bertiga. Reza bahkan mulai disibukkan dengan berbagai pekerjaan sehingga menunda malam pertamanya dengan Manda.

Puluhan berkas tersusun rapi di atas meja Reza, berkas-berkas itu terus bertambah seiring waktu dan membuat pemiliknya frustrasi.

Pijatan yang Reza lakukan di pelipisnya terlihat tak berarti karena rasa sakit di sana tak kunjung mereda, malahan dahinya menjadi sangat merata karena Pijatan yang terlalu keras.

Merasa sudah tak tahan dengan rasa sakit di kepalanya, telunjuk kanan Reza langsung menekan sebuah tombol di telepon kantornya. Tombol itu menyambungkannya pada sekretaris pribadi yang berada di luar ruangannya.

"Joy! Tolong panggilkan Pak Fuad ke ruangan saya. Kepala saya sakit, saya mau pulang sekarang."

Sesuai perintah, Joy memanggil Fuad, salah satu satpam yang bertugas hari ini. Tak butuh waktu lama, Fuad pun datang dan bergegas membawa Reza untuk pulang ke rumahnya. Pria itu tak sanggup untuk menyetir sehingga Fuad yang menggantikannya.

Sesampai di rumah, Oliv terkejut karena melihat kondisi suaminya yang kurang baik. Perempuan itu langsung menyuruh Fuad membawa Reza ke dalam kamarnya.

"Bawa ke kamar saja aja, Pak."

Fuad tentu mengenal Oliv sebagai istri Reza, perempuan itu sudah sering kali datang ke perusahaan milik suaminya. Bahkan jika tengah senggang, Oliv akan ke sana tanpa ada alasan.

Saat tengah membawa Reza, Manda melihat semuanya. Perempuan itu sedikit penasaran karena melihat suaminya tengah diborong oleh seorang pria yang jauh lebih tua darinya. Reza kenapa ya?

Walau cukup penasaran, Manda tidak mau terlalu peduli. Alasan utamanya karena sudah ada Oliv di sana yang membantu Reza.

"Mbak ngapain di sini?" tanya Arni dengan wajah bingung. Sebelumnya perempuan itu tengah bersamanya di dapur, lalu pamit untuk pergi ke kamar. Namun, mereka kembali bertemu di dekat ruang makan.

"Nggak ngapa-ngapain kok. Aku ke kamar dulu ya."

Manda masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Matanya menerawang ke langit-langit kamarnya, perasaan khawatir tiba-tiba muncul padahal dia terus menahan rasa itu untuk datang. Kenapa gue peduli sama dia sih! runtuk perempuan itu di dalam hati.

Suara pintu terbuka pun terdengar dan Manda spontan bangun dari tidurnya. Dia cukup terkejut saat melihat Arni berlari ke arahnya dengan wajah cemas. "Kamu kenapa?" tanya Manda dengan dahi mengerut.

"Pak Reza, Mbak. Pak Reza sakit," jawab Arni yang malah membuat Manda membuang pandangannya.

"Aku udah tau kok."

Jawaban Manda tentu membuat Arni kebingungan, dia tau bahwa pernikahan Manda dan majikannya itu bukan karena perasaan. Namun, melihat kondisi Reza yang menurun membuat Arni merasa iba.

"Ayo kita ke sana, Mbak. Kita liat Pak Reza," ajak Arni sembari menarik tangan kanan Manda. Namun, perempuan itu menarik tangannya kembali.

"Sudah ada Mbak Oliv kok yang ngurus dia, aku nggak mau ganggu mereka."

Sama seperti Arni, Manda sendiri bingung dengan ucapan spontan yang keluar dari mulutnya. Tapi di balik semua itu, ucapannya juga benar adanya. Oliv memiliki hak untuk mengurus Manda dan tentu perempuan itu lebih berpengalaman dari Manda.

"Jadi... Mbak nggak mau jenguk Pak Reza?"

Bukan, bukannya Manda tidak mau menjenguk Reza. Namun, sekarang bukan waktu yang tepat apalagi kemarin pria itu sudah tidur bersama Manda.

Walau tanpa aturan yang jelas, Reza membagi waktu tidurnya dengan baik. Satu hari bersama Oliv dan hari berikutnya bersama Manda. Begitu juga seterusnya. Dan sekarang, Manda tidak mau mengganggu keduanya sama seperti yang dilakukan Oliv.

Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Manda, Arni kemudian pamit untuk pergi dari kamar perempuan itu. "Ya sudah kalau gitu, saya ke kamar Bu Oliv dulu ya, Mbak. Nanti saya kasih tau kondisi Pak Reza."

Manda mengangguk pelan sebagai jawaban walau Arni tidak melihatnya, mulutnya benar-benar tertutup dengan rapat untuk menjelaskan semuanya. Namun, dia yakin Reza mengerti dengan keputusannya.

Sejak Reza pulang tadi, perasaan Manda terus menerus tak enak. Arni yang sebelumnya berjanji akan kembali pun tak datang.

Mata Manda menatap fokus pada pintu kamarnya yang tertutup dengan rapat. Di dalam hati, perempuan itu berdoa agar Arni cepat datang dan memberi berita kesembuhan Reza.

Satu jam berlalu tanpa kedatangan Arni ke kamar Manda yang membuat perempuan itu semakin cemas akan keadaan Reza. Manda memutuskan untuk beranjak dari kasurnya dan perlahan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Saat tangan Manda sudah memegang gagang pintu kamarnya, pintu tersebut tiba-tiba terbuka dari luar. Matanya jelas melihat sosok yang membuka kamarnya tadi, Arni orang yang dia tunggu sejak beberapa jam yang lalu.

"Gimana keadaan Reza?" tanya Manda tanpa basa basi.

"Pak Reza sudah ditangani kok, Mba. Tapi ... ."

"Tapi apa?"

"Pak Reza terus manggil nama Mbak, jadinya saya ke sini buat manggil Mbak Manda."

Manda sejenak berpikir untuk mengambil keputusan. Sebelumnya dia sudah menyerah dan ingin menemui Reza di kamar Oliv. Kini tanpa diminta dia mendapat alasan untuk menemui suaminya itu.

"Ya udah, aku ke sana deh."

Arni memimpin jalan di hadapan Manda, langkah panjang perempuan itu membuat Manda sedikit kewalahan mengikutinya. Sebenarnya, Manda ingin perlahan berjalan kesana sekaligus mempersiapkan diri untuk bertemu dengan istri pertama suaminya.

Tepat di hadapan pintu kamar Oliv, Manda terdiam tanpa bergerak padahal Arni sudah membukakan pintu untuknya. "Ayo masuk, Mbak," ajak perempuan itu yang membuat wajah Manda terangkat perlahan.

Entah kenapa ada rasa gugup di benaknya ketika harus bertemu dengan Oliv di saat jadwal perempuan itu bersama Reza.

Dari dalam kamar, terdengar suara Oliv yang memanggil Arni karena perempuan itu tak kunjung masuk dan hanya berdiri menahan pintu kamarnya agar tak tertutup kembali. "Ar, kenapa masih di situ?"

Nyatanya ucapan itu tidak hanya keluar dari mulut Oliv, pemiliknya juga berjalan mendekat ke arah Arni. Matanya kemudian menangkap sosok Manda yang terpaku saat bertemu dengannya. "Loh, ada Manda. Yuk, masuk, Man. Mas Reza dari tadi nyariin kamu loh."

Ajakan ramah dari Oliv semakin membuat Manda merasa bersalah, dia yakin perempuan itu tak suka dengan keberadaannya. Namun, Reza malah menginginkan Manda untuk menemuinya.

"Iya, Mbak."

Perlahan, Manda masuk ke dalam kamar Oliv dan menemukan tubuh Reza yang tertidur lemah di atas kasur. Di sisi pria itu, ada Dokter Tama yang langsung menoleh saat Manda masuk. "Hai, Manda. Apa kabar?"

"Baik, Dok," jawab Manda singkat sembari mencuri pandang pada Reza yang ternyata tengah memasang wajah masam.

"Kalian ini lucu ya, kemarin Manda yang sakit, sekarang gantian Reza yang sakit," canda Dokter tama yang membuat Manda tertawa kikuk. Dia juga cukup kaget karena Dokter Tama mengetahui kondisinya seminggu yang lalu. Mungkin, Reza yang menceritakannya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top