Prolog | Pernicious

Gadis itu berdiri dengan dua tangan menempel jendela rambut dan pakaiannya sudah berantakan. Ia menatap sang kakak dengan tatapan nanar, bulir air mata yang terus mengalir. Ia berusaha teriak, walaupun itu sia-sia karena tidak mungkin didengar dari luar.

Rezna hanya tersenyum miring melihat gadis itu terkurung dalam gudang tua itu. Sepertinya dia harus berterimakasih dengan tiga adik kelas bodoh itu. Bahkan menangis memohon seperti itu, tidak akan membuat Ibunya kembali. Melihat wajah gadis itu membuat Rezna muak, ingin sekali melihat gadis itu mati.

"Lo pikir, gue bakal iba? Sayangnya gue nggak akan lakuin itu. Lo lebih pantas mati, Ranie."









(◍•ᴗ•◍)
Ria Sheria

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top