Three Point

Sedari tadi Kuroko hanya dibuat speechless oleh permainan gila Midorima.

Bagaimana tidak gila saat satu lapangan menjadi area nya menembak?.

"Kau, gila.."

Tiba tiba mulut Kuroko bergumam sendiri.

Midorima menoleh ke arah Kuroko.

"Apa kau mengatakan sesuatu nanodayo?."

"Ah, tidak kok."

"Aku terkejut kau hanya bisa mengoper nanodayo."

"Apa? Mau meledekku, hah?--"

Kuroko melebarkan matanya kala dirinya sudah ada di dalam dekapan Midorima.

Midorima menggendongnya.

"H-hei,  t-tunggu! Turunkan aku! Lagian, aku belum selesai bermain!."

"Kita pulang. Liat? Sudah pukul 4 sore nanodayo."

Midorima menunjukkan jam yang ia pakai ke Kuroko.

"Baiklah, antar aku beli makanan dulu ke supermarket. Nanti malam teman temanku akan datang."

Midorima menyatukan alisnya.

"Kalau begitu nanti malam aku juga akan datang nanodayo."

"Eh? Untuk apa?."

"Mengawasimu."

Kuroko memutar malas bola matanya.

"Memangnya kau CCTV?."

"Bukan, tapi aku seperti twins nya."

Mereka pun pergi ke swalayan untuk membeli makanan.

-🌻-

18.10

Kuroko baru selesai memasak makan malam untuknya dan teman temannya.

Lalu bel apartement nya berbunyi.

Cklek

"Iya?."

"Midorima-kun? Padahal baru jam segini loh. Silakan masuk."

Midorima membawa laptop dan berkas berkas yang harus dikerjakan dari kantor.

Midorima duduk di sofa, dan menyalakan laptopnya.

"Midorima-kun mau minum apa?."

"Apa saja yang penting dingin nanodayo."

"Umm, baiklah."

-🌻-

Setelah makan bersama, Midorima pindah ke kursi di dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

Teman teman Kuroko dibuat menganga oleh tingkah Midorima.

Bahkan Midorima belum mengenalkan dirinya.

"Apa dia sesibuk itu?."

Aomine bertanya tapi membisik. Takut menyinggung.

"Tidak, baru kali ini. Mungkin karna seminggu lalu dia menemaniku terus, makannya pekerjaannya jadi menumpuk begitu."

Kuroko menoleh ke arah Midorima.

"Midorima-kun, kalau kau sibuk--"

Midorima langsung mengangkat wajahnya dan menatap Kuroko dengan tatapan lelahnya.

"Maaf."

Midorima menghampiri Kuroko dan teman temannya.

Midorima duduk di sebelah Kuroko, dan memeluk posesif pinggang Kuroko.

"Maaf karna aku terlalu sibuk bekerja sampai tak sempat mengenalkan diri nanodayo. Perkenalkan, aku Midorima Shintarou. Calon suami Kuroko."

Kemudian mereka berbincang sebentar.

Setelah dirasa cukup lama beristirahat, Midorima ingin kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Jika boleh, aku ingin melanjutkan pekerjaanku nanodayo."

Midorima menatap Kuroko, menunggu persetujuan dari mulut Kuroko.

Kuroko mengangguk.

"Midorima-kun boleh mengerjakannya di kamarku kalau merasa sedikit terganggu di dapur."

"Kalau begitu, aku pinjam kamarmu nanodayo."

Setelah berterima kasih, Midorima langsung masuk ke kamar Kuroko dan menutup pintunya.

-🌻-

22.15

"Kalau begitu, kami pulang dulu, Tetsuya."

"Ya, terima kasih sudah berkunjung ya teman teman."

"Dah, Kurokocchi/Kuroko/Tetsuya/Tetsu/Kuro chin."

Kuroko melambaikan tangannya dan menutup pintu apartement nya saat teman temannya sudah pergi.

Kuroko sampai lupa kalau Midorima belum juga keluar dari kamarnya sedari tadi.

Kemudian Kuroko masuk, dan betapa terkejutnya Kuroko melihat Midorima yang sudah tertidur di atas meja belajarnya dengan laptop yang masih menyala dan berkas berkasnya yang sedikit berantakan.

Kemudian Kuroko menghampiri Midorima yang sedang menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Midorima-kun, jika mengantuk tidur saja di sini. Kau pasti lelah, kan?."

Kuroko mengelus pundak Midorima, dan Midorima mengangkat wajahnya.

Midorima sangat mengantuk. Tapi pekerjaannya belum selesai.

Midorima membawa Kuroko ke atas pengkuannya dan memeluk Kuroko.

Kuroko sedikit terkejut dengan perlakuan Midorima.

Midorima hanya memejamkan matanya dan menaruh dagunya di atas pundak Kuroko tanpa berbicara satu kata pun.

"Midorima-kun?."

"Tunggu sebentar. Aku perlu mengisi ulang dayaku nanodayo."

"Baiklah."

Kuroko mengelus punggung Midorima agar lebih relaks.

Jadi begini rasanya mempunyai seseorang yang selalu mendukungmu bagaimanapun keadaannya?.

Midorima merasa sangat bersyukur memiliki Kuroko.

"Midorima-kun istirahat--"

"Malam ini aku tidur di sini, ya. Besok pagi pagi sekali aku akan kembali ke rumahku nanodayo."

Kuroko mengangguk.

"Baiklah."

Midorima mengangkat tubuh Kuroko dan menidurkannya di ranjang. Dan Midorima ikut berbaring di samping Kuroko.

Mereka berhadapan.

"Maaf, aku mengantuk sekali. Aku akan tidur sekarang nanodayo."

Kuroko tersenyum.

"Ya, selamat malam."

Midorima memeluk pinggul Kuroko dan membawanya lebih mendekat lagi dengan Midorima.

"Selamat malam."

Setelah Midorima memejamkan matanya, tak lama Kuroko juga ikut memejamkan matanya.

-🌻-

03.20

Kuroko mengerjapkan matanya.

Dan melihat Midorima yang sedang membereskan berkas berkasnya.

Kuroko duduk, dan mengucek matanya.

Midorima menoleh dan mendapati Kuroko yang sudah bangun.

"Kau terbangun? Maafkan aku."

Kuroko menggeleng.

"Tidak apa. Midorima-kun ingin pulang pukul segini?."

"Ya, laptopku mati, aku tidak membawa charger nya. Nanti pagi aku akan menjemputmu nanodayo."

"Untuk?."

"Berangkat bersama. Tidurlah lagi, pasang alarm agar tak kesiangan. Aku akan pulang dulu."

Setelah mengecup kening Kuroko,  Midorima segera pulang ke rumahnya.

Kuroko pun menghidupkan alarm dan dirinya kembali tertidur.

-🌻-

05.20

Suara berisik alarm membangunkan Kuroko.

Kuroko bangun, dan mandi.

Setelah mandi, Kuroko memasak sarapan dan ia membuatkan bekal untuk dirinya dan Midorima.

Sebenarnya Kuroko agak khawatir dengan keadaan Midorima.

Pasti pekerjaannya menumpuk sekali, kan?.

Kuroko mengaduk sarapannya dengan tidak nafsu.

Kuroko memejamkan matanya, dan menghembuskan nafas beratnya.

"Hah, dia kelelahan atau tidak, ya?."

Kemudian Kuroko tersentak saat seseorang membisikinya.

"Ada apa nanodayo?."

Kuroko melebarkan matanya dan menoleh ke samping. Matanya semakin melebar kala jarak antar wajah mereka sudah sangat dekat.

"Apa kau barusan mengkhawatirkanku nanodayo?."

Kuroko menahan nafasnya kala Midorima semakin memajukan wajahnya.

Kuroko memejamkan matanya.

"Kenapa kau memejamkan matamu nanodayo?."

Kuroko kembali membuka matanya.

"Heh?."

"Apa kau ingin aku menciummu nanodayo?."

Kuroko kembali melebarkan matanya.

"A-apa m-maksudmu, dasar mesum! Bodoh! J-jauh jauh sana!."

Kuroko mendorong dada bidang Midorima agar segera menjauh.

"Kuroko, ini sudah pukul setengah tujuh, kau tidak akan berangkat nanodayo?."

Kuroko segera melihat jam dinding dan dirinya langsung berlari ke kamar mengambil tas dan hpnya.

Setelah itu Kuroko keluar dan memakai sepatunya dengan tergesa.

"Midorima-kun cepat, nanti aku telat. Aku tidak mau."

Kuroko menarik tangan Midorima agar ikut berlari bersamanya menuju mobil yang Midorima bawa.

"Cepat cepat!."

-🌻-

06.50

Mereka sampai.

"Midorima-kun, aku--"

Cup

Midorima mengecup singkat bibir Kuroko.

Sialan. Masih sempat sempatnya mengambil kesempatan.

Dasar mesum.

"Sialan. Jangan--"

Cup

Kali ini bukan hanya kecupan, Midorima melumat lembut bibir Kuroko .

Kuroko sampai terbawa suasana karna Midorima menciumnya dengan sangat lembut.

Setelah ingat bahwa ini di area sekolah, Kuroko segera membuka matanya dan mendorong kecil dada Midorima.

"Cukup. Ini di area sekolah, bahaya kalau ada yang melihatnya dan mengadukanku."

Midorima menatap mata indah Kuroko.

"Jadi, kalau di rumah...tidak apa apa, kan?."

Kuroko meninju perut Midorima.

"Sudah, ah! Aku mau masuk kelas. Sampai nanti."

Kuroko segera membuka pintu mobil dan ia teringat sesuatu.

"Ah, aku lupa."

Kuroko membuka tas nya dan mengambil bekal yang sudah ia siapkan untuk Midorima.

"Ini bekal untukmu. Jangan sampai telat makan ya! Oiya, jangan sampai kelelahan juga, nanti kalau kau sakit aku akan memperlakukanmu dengan tidak baik soalnya. Dahh."

Kuroko segera berlari dan memasuki sekolah yang terbilang cukup luas itu.

Midorima tersenyum kecil sambil melihat kotak makan bergambar kartun yang diberi Kuroko tadi.

"Syukurlah tepat waktu."

Kuroko menghembuskan nafasnya dan duduk di kursinya.

-🌻-

Waktu istirahat.

Kuroko dan teman temannya berjalan ke kantin.

Dan mereka duduk.

Setelah berbincang agak lama, Murasakibara menanyakan sesuatu yang berhasil membuat Kuroko melebarkan matanya.

"Kuro chin, apa tadi pagi kalian melakukan itu di mobil?."

"A-apa m-maksudmu? M-melakukan apa?."

Kuroko gelagapan.

"Kalian? Mobil? Maksudnya Tetsu
dengan tunangannya itu ya?."

Murasakibara mengangguk.

"Ituloh, tadi pagi aku melihat kalian berciuman di mobil. Dan Kuro chin--"

"Whoa! Cukup cukup! Aku tidak kuat mendengarnya ssu! Hueeee aku mau nangis saja ssu!."

Teman teman Kuroko menatap Kuroko seakan meminta penjelasan.

"Kau tidak boleh melakukannya di area sekolah, Tetsuya."

"Huh, iya aku minta maaf. Tapi dia duluan yang menciumku seperti itu, aku kan jadi terbawa suasana. Tapi, tidak lama aku langsung melepaskannya kok! Karna teringat ini di area sekolah."

"Wah, aku jadi penasaran seperti apa Tetsu kalau sedang berciuman."

Salahkan otak mesum Aomine yang tidak bisa diajak kompromi.

Kuroko menggetok kepala Aomine dengan kotak bekal yang ia bawa.

"Kenapa juga aku harus mempunyai teman mesum seperti Aomine-kun, ya."

"Kita makan saja sebelum bel masuk berbunyi."

Dan akhirnya mereka makan setelah Akashi menengahinya.

-tbc🌻-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top