Pengakuan
05.00
Kuroko mengerjapkan matanya.
Kuroko memegang kening Midorima.
Sudah agak menurun panasnya.
Kuroko menghembuskan nafasnya lega.
"Selamat pagi, Kuroko."
Kuroko membuka matanya.
"Jangan mengagetkanku sialan!."
"Oh maaf. Beri aku morning kiss nanodayo."
Masih sakit juga sempat sempatnya meminta yang begituan.
"Kutinju juga kau lama lama. Dasar mesum!."
Kriuuk
Midorima menyatukan alisnya.
"Apa tadi malam kau tidak makan nanodayo?."
"Aku tidak lapar. Jadi tadi malam aku makan camilan saja."
"Tidak boleh seperti itu. Makan harus tepat waktu, nanti kalau sakit sepertiku bagaimana nanodayo?."
Kuroko menatap malas Midorima.
"Ya ya ya. Sudah ah, mau mandi."
Kuroko kemudian pergi mandi.
-🌻-
Kuroko keluar dari kamar mandi menggunakan baju handuknya.
"Jangan menggodaku seperti itu nanodayo."
"S-siapa juga yang ingin menggodamu bodoh! Aku lupa bawa bajuku!."
Kuroko mengambil bajunya dan memasuki kamar mandi lagi.
Setelah selesai, Kuroko keluar dengan baju sekolahnya.
"Oiya Midorima-kun-OI MAU KEMANA?!."
Midorima yang sedang memakai jas dibuat kaget oleh teriakan Kuroko.
"Astaga, mengagetkan saja. Aku ingin pulang, aku juga harus bekerja nanodayo."
"Kau tidak bekerja hari ini! Aku sudah bilang Ayahmu bahwa kau sakit dan sudah diizinkan! Kau tidak kemana mana hari ini, diam di sini!."
"Tapi-"
"Yasudah jika tidak ingin mendengarkan. Tapi jika kau sakit lagi, aku tidak akan merawatmu. Sana kau bekerja saja."
Kuroko melipat kedua tangannya, memejamkan matanya dan bergaya mengusir Midorima.
Midorima tersenyum kecil.
Kemudian Midorima menghampiri Kuroko, dan memeluknya dari belakang.
"Kau lucu sekali, aku jadi ingin cepat cepat menikahimu nanodayo."
"Lepaskan aku. Sana kau bekerja saja, hus hus."
Kuroko melepas pelukannya dan kembali mengusir Midorima.
Midorima menarik tangan Kuroko dan Midorima memeluk posesif pinggang Kuroko.
Pandangan mereka bertemu.
Midorima tersenyum kecil.
"Hey, sepertinya aku mencintaimu.."
Kuroko melebarkan matanya. Tiba tiba jantungnya berdegup sangat kencang.
"Jangan bercanda! Ini masih pagi untuk menjahili seorang anak kecil!."
Kuroko sedikit mendorong Midorima, tapi Midorima kembali menarik Kuroko agar mendekat.
"Aku tidak bercanda padahal."
"Eh?."
Kalau tidak bercanda, berarti Midorima benar benar mencintainya dong?.
"Tidak perlu dipikirkan, kau boleh menjawabnya saat kau sudah memiliki perasaan yang sama denganku nanodayo."
"Kalau aku tidak akan memiliki perasaan itu sampai kapanpun, bagaimana?."
"Jahatnya."
Midorima membelai pipi Kuroko, dan turun memegang dagunya.
"Kalau begitu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku juga nanodayo."
Kuroko tersenyum meremehkan.
"Coba saja kalau bisa."
"Baiklah. Aku mulai, ya."
Kuroko menatap aneh Midorima.
"Mulai apa? Eh?."
Cup
Midorima melumat lembut bibir Kuroko.
Kuroko membulatkan matanya.
Kuroko mendorong dada Midorima, tapi Midorima malah memegang tangan Kuroko dan menaruh tangan Kuroko di pundaknya.
Sialan.
Sialan.
Midorima sialan.
Kuroko tak henti hentinya mengumpati Midorima.
Tak lama Midorima melepas ciumannya. Dan melihat wajah merona Kuroko.
"Sialan kau."
"Iya aku juga mencintaimu kok."
"Bodoh!."
Kuroko memilih pergi dari kamar dan memasak sarapan pagi.
Setelah selesai Kuroko memanggil Midorima agar keluar.
"Tidak jadi bekerja?."
"Tidak, ah. Ada yang mengkhawatirkanku soalnya. Nanti dia malah tidak fokus belajar."
-🌻-
06.20
"Aku berangkat."
"Aku antar, ya?."
"Tidak. Kau tidur saja sana."
Midorima memelas. Dia bukan orang yang hanya bisa berdiam diri begitu sana dirumah selama seharian.
"Sudahlah menurut saja! Cuma sehari jika kau tidak ngeyel!."
"Ya, baiklah. Hati hati dijalan nanodayo."
"Ya. Jangan lupa makan. Aku pergi."
-🌻-
Setelah Kuroko pergi, Midorima kembali ke dalam dan menemukan bekal Kuroko yang tertinggal.
"Oh, dia melupakannya?ceroboh sekali nanodayo."
Midorima memakai jaket, membawa bekal Kuroko dan segera menyusul Kuroko.
Midorima membawa mobilnya ke sekolah Kuroko.
Saat sudah sampai, Midorima menelfon Kuroko.
"Halo? Midorima-kun ada apa?."
"Aku di depan. Kotak bekalmu tertinggal. Ceroboh sekali nanodayo."
"Ah benar. Maaf, aku akan kesana."
Tak lama Midorima melihat Kuroko berlari ke mobilnya.
"Maaf aku lupa."
Midorima menarik Kuroko agar masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya.
"Dimana bekalku?."
"Cium aku, langsung kuberi kotak bekalmu nanodayo."
"Mencari kesempatan sekali."
Karna sudah mau masuk dan tak ingin lama lama, Kuroko mencium pipi kanan Midorima.
"Siapa yang bilang di pipi nanodayo?."
"Lalu maunya dimana?!."
Kesal sekali Kuroko tuh.
Midorima memejamkan matanya.
Kuroko mengerti. Kuroko menghembuskan nafasnya, dan mengecup bibir Midorima.
Midorima tersenyum, dan menjilat bibir manis Kuroko.
Saat Kuroko ingin melepasnya, Midorima malah mengemut bibir Kuroko.
Harusnya Kuroko tau akan jadi seperti ini.
Tak lama Kuroko melepaskan ciumannya.
"Aku tidak ada waktu. Ini sudah mau masuk. Nanti saya, ya."
Midorima tersenyum kecil. Dan memberikan kotak makan Kuroko.
"Jangan ceroboh jadi orang nanodayo. Semangat belajarnya. Aku akan pulang."
"Ya. Hati hati ya."
"Ya."
Kuroko keluar dari mobil dan melambaikan tangannya saat Midorima mulai pergi.
-🌻-
Midorima memegangi keningnya.
Pusing sekali.
Midorima mengerjapkan matanya, ia harus fokus. Bagaimanapun ini masih di jalan.
Tapi pusing sekali.
Pandangannya mulai mengabur.
Dan mobil yang Midorima kendarai menabrak pembatas jalan.
Kecelakaan.
-🌻-
Entah perasaan apa, tapi sedari tadi Kuroko gelisah sekali.
"Ah sial aku tidak bisa fokus."
Tak lama Hpnya berdering. Di kelas sedang ada jam kosong.
Saat itu juga Kuroko mengangkat telponnya dan langsung membereskan barang barangnya dan pergi dari sekolah.
'Nak, Shintaro kecelakaan. Jika sudah pulang sekolah ke rumah sakit x ya.'
Tubuh Kuroko bergetar mengingat berita yang diberitau Ayah Midorima.
Midorima masih sakit, dan pasti dia tadi harus memaksa mengantar bekalku.
-🌻-
Kuroko sedari tadi hanya berjalan bolak balik, ia cemas.
"Tetsuya, tenanglah sayang.."
Kuroko menoleh ke Ibu Midorima.
"Maaf Ibu, aku cemas sekali. Midorima-kun tadi sedang sakit, dan dia terpaksa mengantar bekalku ke sekolah menggunakan mobilnya. Ini salahku, aku minta maaf."
Kuroko membungkuk sangat sopan.
Ibunya Midorima menghampiri Kuroko, dan mengelus punggung Kuroko.
"Sudah tidak apa apa. Jangan dipikirkan, kita berdoa saja dan tunggu kabar dari dokter, ya."
Kuroko digiring untuk duduk oleh Ibu Midorima.
Tak lama dokter keluar membawa berita buruknya.
-tbc🌻-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top