Lamaran

08.59

Hari rabu.

Kuroko menggerakkan badannya gusar.

"Jantungku seperti mau lepas."

Tok tok

"Tetsuya, Shintaro-kun sudah datang."

Kuroko segera keluar dari kamarnya dan menghampiri keluarga Midorima di ruang tengah.

Setelah dirasa cukup basa basi, Midorima membawanya ke acara utama.

"Kurasa ini waktu yang tepat untuk melamarnya. Apa aku boleh mengikatnya dengan cincin ini, bu?."

Midorima mengangkat kotak cincin yang sudah ia beli.

"Jawabanmu ada bersama Tetsuya. Jika dia mau, akupun akan merestui kalian."

Kemudian Midorima beralih menatap Kuroko yang terlihat gugup.

"Hey, rileks.."

Kuroko berusaha menenangkan jantungnya, ia mengambil nafas dan membuangnya. Setelah dirasa tenang, Midorima kembali bertanya.

"Jadi, apa kau mau menerima lamaranku, Kuroko?."

Kuroko mengangguk dan tersenyum.

"Ya, aku menerimanya."

Midorima tersenyum dan memakaikan cincin di jari manis sebelah kiri Kuroko.

-🌻-

12.45

Setelah makan siang bersama, orang tua Midorima pamit untuk pulang karna ada urusan yang harus diselesaikan.

"Midorima-kun tidak bekerja?."

"Cuti 4 hari kedepan nanodayo."

"Kenapa?."

Kuroko memberi teh hangat sesuai perintah Midorima.

"Ingin bersantai."

Kuroko kembali membaca novelnya yang belum tuntas.

Midorima melihat tangan Kuroko yang jarinya terpaut cincin pemberiannya.

"Kuroko."

Atensinya berpindah ke Midorima.

"Ya?."

"Kau..manis."

Kuroko tertawa hambar. Tapi jantungnya berdetak tak karuan.

"Apa maumu?."

"Tidak ada. Hanya ingin memuji calon istriku yang manis ini nanodayo."

Midorima memeluk Kuroko dan menghirup aroma vanilla dari tubuh Kuroko.

Oh ayolah, mereka sedang di sofa ruang tengah dan Ibu bisa keluar kapan saja.

"Midorima-kun."

"Ya baiklah."

Midorima mengecup leher Kuroko sebelum benar benar menjauhkan dirinya.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? lancar?."

Kuroko mengangguk.

"Lumayan. Bekerja di restoran tidak buruk juga."

Midorima mematikan tv dan memasangkan headset pada telinga sebelah kanan Kuroko dan memasang telinga di telinga sebelah kirinya.

Kuroko tak mengacuhkannya, masih sibuk membaca bukunya.

Midorima menyandarkan kepalanya di bahu Kuroko. Dan memejamkan matanya.

Kuroko menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa denganmu?."

"Tidak ada."

Kuroko terpaksa mengusap rambut Midorima saat tangannya sudah diarahkan ke rambutnya.

"Ada apasih? Tidak seperti biasanya kau manja seperti ini."

Apa Midorima sedang kesurupan?.

"Apa tidak boleh?."

Yah, Kuroko sih tidak mempermasalahkan.

Tapi, aneh aja.

-🌻-

14.13

Kuroko lelah habis baca novel. Matanya perih.

Headset masih menyumpal sebelah telinga Midorima. Dan Midorima masih setia menyandar pada Kuroko sambil memainkan handphone nya.

Kuroko memilih untuk memejamkan matanya.

Dan sampai Kuroko sudah terlelap, Midorima baru menyadarinya.

"Yaampun."

Midorima melepas headsetnya, mengantungi hpnya dan membawa Kuroko ke kamar.

-🌻-

19.30

"Kuroko."

Midorima sedikit mengguncang tubuh Kuroko.

"Hm?."

Kuroko membuka sebelah matanya.

"Makan malam nanodayo."

"Oh, iya."

Kuroko bangun.

Masih memejamkan matanya.

Midorima mengecup bibir Kuroko.

"Cepat sayang."

"Iya."

Kuroko dan Midorima keluar dan makan bersama.

-🌻-

05.25

Suara berisik alarm memaksa Kuroko untuk membuka matanya.

Kuroko bangun dan mengerjapkan matanya.

Kuroko sepertinya harus berangkat kerja lebih awal.

Kuroko segera mandi dan memakai bajunya.

"Ibu, aku berangkat ya. Aku disuruh berangkat pagi oleh pemilik restorannya."

"Ini kau bawa saja ya. Untuk sarapan di sana."

Kuroko mengambil sarapannya dan segera berlari ke pintu.

"Ah, hpku ketinggalan!."

"Jangan ceroboh dong sayang."

Kuroko berlari lagi ke kamarnya dan mengambil hpnya.

Ada Midorima yang sudah bangun dan sedang mengucek matanya.

"Kau akan berangkat sepagi ini nanodayo?."

Kuroko mengambil hpnya dan mengantunginya.

"Ya."

Kuroko mengecup bibir Midorima sekilas sebelum pergi.

"Sampai nanti. Jangan lupakan sarapanmu."

Kuroko segera keluar untuk memakai sepatu.

Dan bekerja.

-🌻-

09.01

Kuroko menghembuskan nafasnya lega.

Kuroko baru bisa sarapan sekarang karna tadi sibuk mengantar pesanan kesana kemari.

"Kuroko."

Kuroko terkesiap dan langsung menutup tempat makannya.

"Iya pak?."

"Kau bergantian dengan Izuki ya. Agar kau makan dengan tenang."

"Terima kasih pak."

Untung pemilik restorannya baik.

Kuroko bergantian dengan Izuki yang baru saja selesai istirahat.

Akhirnya Kuroko bisa makan dengan tenang.

Tiing!

Midorima
Pulang jam berapa?.

Kuroko
Jam makan siang.
Kenapa?.

Midorima
Kujemput. Jangan kemana mana sebelum aku datang.

Kuroko
Iya.
Read

Kuroko menyimpan kembali hpnya dan melanjutkan makannya.

Setelah itu ia bergabung dengan Izuki, kembali mengantar pesanan orang.

-🌻-

12.15

Kuroko
Sudah sampai?.

Kuroko duduk di kursi pelanggan sambil menyesap vanilla shake nya.

Tak lama balasan didapatkan Kuroko.

Midorima
Aku di depan.
Read

Kuroko menyimpan hpnya dan segera keluar.

Kuroko mengedarkan pandangannya.

Kuroko melihat Midorima yang sedang berjalan ke arahnya.

Dan Kuroko berlari kecil menghampiri Midorima.

Midorima memeluk pinggang ramping Kuroko.

"Kau parkir terlalu jauh bodoh."

"Parkiran di depan restoran terlalu penuh. Jadi mau tidak mau aku parkir di tempat lain nanodayo."

"Mau?."

Kuroko menyodorkan vanilla shake nya ke Midorima.

Midorima sedikit menunduk dan menyesap vanilla shake milik Kuroko sampai habis.

"Aku tidak menyuruhmu untuk menghabisinya! Ah dasar!."

Midorima terkekeh.

"Iya iya nanti kita beli lagi yang banyak."

Setelah itu mereka pulang.

-🌻-

Kuroko menyalakan AC nya dan merebahkan dirinya di kasur.

"Huah lelahnya."

"Banyak pelanggan hari ini?."

"Tadi ada yang menyewa restoran untuk acara perayaan pernikahan. Bayangkan, orang sebanyak itu, aku mengantarkan pesanan, bolak balik. Yah, walau cuma setengah hari itu cukup menguras tenagaku."

Midorima menarik Kuroko agar mendekat dan menempelkan bibir mereka.

Kuroko memejamkan matanya dan memeluk leher Midorima.

Mereka berciuman, dengan Kuroko yang ingin Midorima terus memperdalam ciumannya.

Saat Midorima mulai turun, Kuroko menahan Midorima dan menggeleng sambil mengatur nafasnya.

"Jangan lagi..yang kemarin, masih membekas.."

Midorima tersenyum.

"Baiklah."

Dan kembali mencium Kuroko.

Mulut Midorima itu kurang ngajar.

Dari bibir lama lama turun ke leher.

Kalau cuma menjikatinya atau mengecupnya sih tidak apa.

Tapi dia pasti akan membuat tanda di sana.

Yang kemarin saja belum hilang, sudah mau ditambahkan lagi.

Gila memang.

Kuroko melepas ciumannya.

Bibirnya berpindah ke perpotongan leher Midorima.

Mengecup, menjilat dan menggigit kecil.

Kalau Kuroko yang membuat tidak apa. Kan Midorima sedang cuti.

Kuroko menggulingkan tubuhnya dan Midorima, dan kakinya mengunci tubuh Midorima.

Kuroko membuat tanda di dada Midorima.

Midorima menarik dagu Kuroko dan menyatukan kening mereka.

Setelah mengatur nafas masing masing, mereka kembali berciuman.

Cklek

"Tetsuya-"

Kuroko langsung membuka matanya dan menjauhkan tubuhnya dari Midorima.

"Maaf mengganggu. Ibu sudah membuat makan siang. Cepat selesaikan dan makan bersama."

Wajah Kuroko sudah merah sekali.

"I-iya, bu."

Setelah itu Ibunya kembali menutup pintu.

Midorima tertawa melihat wajah Kuroko.

"Jangan tertawa bodoh! Ini karna ulahmu."

Kuroko malu sekali. Rasanya mau menghilang saja.

"Ayo lanjutkan nanodayo."

"Kau ini! Bibirku sudah bengkak karna kau terus menciumnya, lihat?!."

Midorima menggigit kecil bibir Kuroko dan melumatnya kembali.

Susah memang bicara dengan orang yang tidak mengerti bahasa manusia.

Kuroko mendorong dada Midorima.

"Sudah! Ayo makan!."

Kuroko merapikan bajunya yang sedikit berantakan dan segera keluar untuk makan siang.

"Tetsuya, Ibu akan pulang lusa."

"Hah? Cepat sekali, bu."

Kuroko memberi tatapan seperti anjing yang minta dipungut.

Ibunya tersenyum dan mengelus surai biru Kuroko.

"Maafkan Ibu. Jika kau ada waktu, mampir ke rumah Ibu saja ya sayang."

"Yasudah, deh."

Mereka kembali memakan makan siangnya.

Setelah selesai, Kuroko membantu Ibunya mencuci piring.

"Bu besok jalan jalan yu sehabis aku bekerja!."

"Memangnya Tetsuya tidak lelah?."

"Tidak kok! Mau ya bu, ya?!."

"Yasudah."

"Yeay jalan jalan!."

Kuroko berterima kasih kepada Ibunya dan mengecup pipi Ibunya, setelah itu kabur ke kamar.

-tbc🌻-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top