5 bulan
Sudah 5 bulan Midorima dirawat di rumah sakit.
Kuroko sering menjenguk, tapi akhir akhir ini perutnya sakit sekali. Cuaca pun sedang tidak menentu.
Hari ini hari minggu.
Niatnya pagi ini dia mau mengunjungi Midorima.
Kuroko segera mandi dan membuat sarapan.
"Aku buatkan nasi goreng kesukaan Midorima-kun deh."
Setelah selesai sarapan Kuroko langsung ke rumah sakit.
-🌻-
Ah, sungguh. Cuaca sepertinya tidak mengizinkan Kuroko untuk datang ke rumah sakit.
Kuroko kehujanan.
Kuroko mengeringkan bajunya terlebih dulu sebelum masuk ke rumah sakit.
Setelah masuk, Kuroko memasuki kamar Midorima.
Untungnya tidak ada perempuan itu.
Hanya ada Midorima, dan orang tuanya saja.
"Ibu, ini untuk Midorima-kun."
Kuroko menyodorkan tempat makan yang berisi nasi goreng yang tadi ia buat.
Perutnya berasa.
"Aw."
Kuroko mencengkeram bajunya.
"Kuroko, ada apa?."
"Ayah, aku tidak tau. Akhir akhir ini perutku suka sakit seperti ini."
Tak butuh waktu lama, Ayah Midorima segera membawa Kuroko untuk diperiksa. Takut terjadi apa apa.
"Kuroko terkena gejala maagh, mungkin itu karna pola makannya yang tidak teratur. Dan dia juga sedikit demam, mungkin dia tadi menerobos hujan saat kemari. Kuroko bisa pulang setelah dirawat di sini selama kurang lebih 3 hari."
"Terima kasih dok."
Sial.
Kenapa harus sekarang?.
Kenapa juga Kuroko harus ikut sakit?.
Nanti yang menjenguk Midorima siapa?.
"Kuroko, apa makanmu tidak teratur?."
"Yah, begitulah.."
"Kau tidak boleh seperti itu. Mulai sekarang kau harus makan yang teratur. Jangan menyepelekan, penyakit bisa datang kapan saja. Memangnya kau mau terbaring di rumah sakit terus? Nanti Shintaro direbut perempuan itu, loh."
Tidak!.
Tidak boleh!.
"Ayah memprovokasiku? Aku mau pulang.."
"Boleh, setelah 3 hari dirawat di sini, ya."
-🌻-
Setelah Kuroko tertidur, Ayah Midorima kembali ke kamar Midorima.
"Tetsuya bagaimana?."
"Gejala Maagh karna pola makan yang tidak teratur. Dia harus dirawat di sini kurang lebih 3 hari. Sekarang dia sudah tertidur."
"Apa itu karenaku?."
Keduanya tersentak.
Sejak kapan---
"Shintaro-chan sudah bangun?."
"Di kamar mana Kuroko dirawat?."
"Kuroko tadi membawakanmu makanan. Ibu akan menyuapimu."
Kata sang Ayah.
"Makanan?."
Ibunya mengambil kotak makan di meja dan menyuapi Midorima.
Aneh---
Kenapa rasanya sangat---
Semua memori indah terputar begitu saja di kepala Midorima.
"Ibu, sakit. Kepalaku sakit."
Ayah nya segera memanggil dokter.
Setelah diperiksa, dokter memberi obat bius agar Midorima bisa beristirahat.
"Sepertinya dia mulai mengingat sesuatu. Mungkin setelah tersadar ia sudah bisa mengingat semua. Coba saja kalian tanyakan sesuatu yang ringan padanya. Saya permisi."
-🌻-
19.20
"Ah bosan!."
Kuroko terus uring uringan di kamar.
Hp nya bergetar.
"Ibu, rindu.."
"Tetsuya sakit? Sakit apa? Kenapa bisa?."
"Gejala maagh bu. Makanku tidak teratur hehe. Maafkan aku ya bu. Tapi aku bisa jaga diri kok ibu tenang saja."
"Tetsuya sudah makan?."
"Belum, mungkin sebentar lagi suster-
Oh, Midorima-kun? Ibu, ada Midorima-kun. Mau bicara?."
"Boleh.."
Kuroko memanggil Midorima yang sedang menaiki kursi roda sendirian.
Kuroko menempelkan hp nya ke telinga Midorima.
"Ayo sapa Ibu!."
Kuroko tersenyum senang.
Midorima memegang punggung tangan Kuroko yang sedang memegangi hp nya.
Kuroko sedikit tersentak. Tapi ia mencoba bersikap biasa saja.
"Midorima-kun?."
"Ibu, apa kabar?."
Ibu?.
Minggu lalu Midorima masih memanggilnya tante.
Ah, Kuroko tak bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Kabarku baik. Tapi sepertinya Kuroko sedikit depresi nanodayo."
Kuroko melebarkan matanya.
Tunggu---
Kenapa?.
Midorima tersenyum.
Kuroko makin tidak mengerti, sungguh.
"Ibu, nanti kutelpon lagi ya. Ada hal penting yang harus kubicarakan pada calon istriku ini nanodayo."
Kuroko menganga tak percaya.
Bagaimana bisa?.
"Kenapa kau--"
"Sudah lama sekali, ya?."
"Bagaimana bisa?."
Sungguh, Kuroko ingin menangis.
Bukan karna sedih, Kuroko senang. Sangat senang.
"Peluk aku."
Kuroko mengulurkan tangannya.
Kuroko rindu sekali dengan Midorima.
Midorima hanya sedikit pusing.
Kalau hanya bangkit dari kursi rodanya dan memeluk Kuroko sih pasti pusingnya hilang.
Midorima bangkit dan mendekap seseorang yang sudah sangat lama ia rindukan.
Jadi, perasaan waktu itu, itu perasaan nyaman saat Midorima menyentuh tangan Kuroko.
Kuroko mendekap Midorima sambil menangis.
"Maafkan aku. Aku tidak akan ceroboh lagi. Maafkan aku hiks."
"Ya. Jangan ceroboh lagi, 5 bulan aku tidak mengingatmu, itu menyiksa sekali nanodayo. Tapi karna nasi goreng itu, aku bisa mengingatnya. Terima kasih telah mengingatkanku dengan kenangan indah itu nanodayo."
Nasi goreng?.
Hanya karna makanan itu Midorima mengingatnya?.
Kalau tau itu obatnya, Kuroko rasanya menyesal baru memberi nasi goreng ke Midorima hari ini.
Tapi yang terpenting sekarang Midorima sudah mengingat semuanya, kan?.
"Oh iya-"
Kuroko melepas pelukannya dan menyuruh Midorima duduk di pinggir ranjang.
"Apa perempuan itu benar benar pacarmu?."
Midorima menyatukan alisnya.
"Perempuan? Yang mana?."
Apa Midorima tidak mengingatnya?.
"Ituloh, namanya..sebentar, namanya..sepertinya Momoi Satsuki kalau tidak salah. Apa benar dia pacarmu? Kau tidak pernah bercerita soal hubungan kasmaranmu kepadaku soalnya!."
"Momoi? Oh, dia membodohimu, ya."
Midorima terkekeh.
"Jadi, bukan?."
"Jelas bukan. Anak kecil gampang sekali dibodohi ternyata nanodayo."
"Aku sudah besar!."
"Lalu, dia siapa dong?."
"Dia menyukaiku sejak SMA. Biasalah, orang tampan memang mempunyai banyak penggemar seperti ini nanodayo."
Rasanya Kuroko mau muntah.
"Aku ingin menendang wajahmu."
Keduanya terkekeh.
Oya, agak malu memang mengakuinya.
Tapi, Kuroko rindu dengan bibir Midorima.
"Boleh, ya? Sebentar saja kok.."
Midorima mengerti karna Kuroko selalu terfokus pada bibirnya.
"Ya."
Kuroko memejamkan matanya dan mencium Midorima.
Midorima sedikit tersentak saat Kuroko menggerakkan bibirnya.
Midorima tersenyum.
Midorima menekan tengkuk Kuroko dan Midorima mengajak lidah mereka beradu.
Tangan Midorima masuk ke dalam baju yang Kuroko pakai, dan mengelus punggung Kuroko.
Rasanya hangat. Malam yang dingin, tiba tiba menjadi hangat saat mereka bercumbu.
Keduanya saling memagut, menyalurkan perasaan rindu masing masing.
Kuroko berpindah naik ke atas pangkuan Midorima, Kuroko memegang leher Midorima. Midorima memeluk pinggang Kuroko dengan tangan Kirinya.
Kuroko menjilat dan menggigit kecil perpotongan leher Midorima dan menciumnya.
Midorima menggeram rendah dan kemudian tersenyum.
Anak kecil di depannya sepertinya sudah tumbuh dewasa.
"Kau cepat sekali dewasa nanodayo."
"Berisik kau bodoh."
Kuroko kembali membuat tanda, kemudian ia beralih pada kuping Midorima.
Kuroko menjilatnya dan menciumnya.
Membuat Midorima lagi lagi menggeram rendah.
"Kuroko, jangan menggodaku nanodayo."
Bagaimanapun juga Midorima belum mau membobol Kuroko sebelum mereka menikah.
"Tapi aku tidak menggodamu kok."
Kuroko tersenyum mengejek.
Midorima mulai memainkan lidahnya di kuping Kuroko. Menjilatnya dengan se seductive mungkin.
"Nnh.."
Sialan.
Kuroko kalah.
Midorima turun ke perpotongan leher Kuroko dan menciumnya.
Membuat tubuh Kuroko meremang. Sudah lama sekali Kuroko merindukan bibir itu menyentuh kulitnya.
Midorima menjilatnya sebelum menggigit perpotongan leher Kuroko.
"Aku bisa melakukannya lebih baik darimu nanodayo."
Walaupun tidak pernah pacaran, Midorima bukan orang bodoh yang tidak tau apa apa yang seperti ini.
"Sialan."
Kuroko tertawa dan mendesah saat lidah Midorima sudah berada di dadanya.
Kancing bajunya sudah dilepas Midorima entah sejak kapan.
Beradanya Kuroko di atas pangkuan Midorima benar benar membantu Midorima untuk lebih mudah memakan dada Kuroko.
"Ng ahh.."
Kuroko mencondongkan dadanya saat Midorima memainkan bibirnya di benjolan miliknya.
"Ini akibatnya jika kau menggodaku nanodayo."
Tidak apa.
Kuroko suka.
Lagipula Kuroko juga merindukan sentuhan Midorima.
Kuroko tertawa.
"Ya. Lakukan saja sesukamu."
"Baiklah. Aku tidak akan sampai memasukimu kok. Tenang saja nanodayo."
Wajah Kuroko memerah.
The hell! Mana mungkin mereka melakukannya di rumah sakit, kan?.
"Bodoh."
Midorima meraba tubuh belakang Kuroko dengan tangan kanannya. Mulutnya tak berhenti bekerja di dada Kuroko.
Kuroko pun sesekali menggigit dada atau leher Midorima jika sempat.
"Ahh."
Kuroko mendesah di dekat kupingnya. Terdengar sangat jelas.
"Jangan seperti itu. Bahaya jika aku benar benar memasukimu saat ini juga nanodayo."
"Sialan. Hentikan omong kosongmu dan lakukan saja pekerjaanmu dengan benar. "
Kuroko menarik dagu Midorima dan menyatukan bibir mereka.
Kuroko menciumnya dengan kasar dan tempo yang benar benar berantakan.
Midorima tak henti hentinya mengelus punggung Kuroko.
Midorima melepas bibirnya sebentar.
"Relaks, sayang. Jangan seperti itu."
Dan kembali membawa Kuroko ke dalam ciuman kasar tapi dengan tempo yang benar. Tidak seperti Kuroko tadi yang menciumnya dengan berantakan.
Kuroko menggigit bibir bawah Midorima agar Midorima membuka mulutnya.
Saat Midorima membuka mulutnya, Kuroko langsung mengajak lidah mereka beradu.
Sepertinya malam ini Kuroko menjadi sangat agresif.
Peduli setan dengan gengsi.
Kuroko merindukan Midorima. Hanya itu.
Setelah dirasa nafas Kuroko sudah menipis, Kuroko menyudahinya dan mengambil nafas banyak banyak.
"Hah hah.."
"Malam ini kau agresif sekali nanodayo."
Wajah Kuroko sudah merah bukan main.
"Berisik. Bukan urusanmu bodoh."
Kuroko kembali mengancingkan bajunya.
"Jangan dulu. Aku belum selesai nanodayo."
Midorima menahan tangan Kuroko yang akan mengancingkan kancing baju teratasnya.
Midorima menjilatinya lagi dan kembali membuat tanda.
"Ngh t-tunggu-"
Midorima kembali melepas kancing kedua sampai ketiga dari lima kancing baju milik Kuroko.
Midorima kembali menyesap puting sebelah kanan milik Kuroko.
"Ahh h-henti-kan enghh.."
Tubuh Kuroko sedikit bergetar, dan makin menekan kepala Midorima. Mulutnya berkata berhenti, tapi dirinya menginginkan lebih.
Midorima berpindah ke puting sebelah kiri Kuroko. Dan melakukan hal yang sama.
"Ngh s-sialan kau ahh."
Kuroko menjambak rambut Midorima.
Midorima berpindah ke bibir Kuroko, dan melumatnya.
"Ngh ahh Mido-rima-kun nh.."
Midorima beralih ke leher Kuroko dan memberi tanda.
Setelah dirasa cukup, Midorima mengecup kening Kuroko.
"Sepertinya aku membuat tanda terlalu banyak nanodayo."
"Sialan kau!."
Kuroko meninju perut Midorima dan mengancingkan bajunya lagi.
"Sudah selesai jangan membukanya lagi!."
Midorima tersenyum.
"Baiklah."
-tbc🌻-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top